Selasa, 27 Agustus 2013

[Sinopsis] Hero Episode 9 part 3

Yang Jadi Jo Yoo Ri cantik yah? imut2 abgnya dapet..
*^^* Sinopsis Hero Episode Part 3/3 *^^*
“Apa kau Jo Yoo Ri?” Tanya Do Hyuk Tanpa mendengar jawaban, Do Hyuk yakin tebakannya tak salah. 
 Yoo Ri memberikannya sebuah kotak, titipan untuk sang ayah.”Tolong beri ini padanya. Ini hadiah ulang tahunnya. Aku telah membaca Young Deok Ilbo. Tolong katakan padanya bahwa aku membacanya, dan bahwa percaya pada Young Deok Ilbo”. 

Sabtu, 17 Agustus 2013

[Galau] Hanya Satu Kata

 
*^^* Hanya Satu Kata*^^*
Hanya satu kata tiada sempat terucap 
Walau kita berjumpa dan saling menyapa 
Hanya satu kata kembali karam di hati 
Walau sering bicara sampai lupa waktu 

* Dimana ku harus mencari 
Sebuah kata yang hilang saat denganmu 

** Bukan banyak kata ketika ingin bicara
Tentang bara di dada cukup satu kata 

Back to * 
Back to ** 

Reff: 
Jangan kau ragu dan membisu 
Ucapkan saja isi hatimu 
Lewat satu kata ketika ingin bicara 
Tentang bara di dada cukup satu kata 

Back to * 
Back to reff 

Hanya satu kata, hanya satu kata 
Hanya satu kata, hanya satu kata 
Hanya satu kata, hanya satu kata

Lagu ini kalau di cermati liriknya, aseli bikin galau. Kebayang suka sama sahabat terbaik, tapi tak mampu terucap......
He, aku pribadi sih belum pernah ngalamin cinta terpendam kayak gini. Karena aku biasanya tak membiarkan bibit itu tumbuh subur. Kenapa? mungkin itu bentuk defense'nya aku....
Lagu ini membuat ingatanku melayang di pertengahan tahun 90an jaman SMP dulu....

Ah, hanya Satu kata.....

Cari punya cari, nemu beberapa fakta menarik soal album lagu ini. Lagu ini termasuk booming untuk album yang sekali-kalinya di telurkan tahun 1992 oleh Grup Adegan ini. Baca info lanjutannya di Tembang.com dan Indonesia 90.

Sumber Foto dari tembang.com.
Kalo mau DL, search aja ya via simbah google, banyak pilihan kok....

Rabu, 07 Agustus 2013

[Sinopsis] Hero Episode 9 part 2

*^^*Sinopsis Hero Episode 9 Part 2*^^*
Kakak pun menangis tersedu saat melihat kesungguhan di mata Do Hyuk. Inilah yang Do Hyuk khawatirkan dalam pemberitaan kematian orang tuanya…. 
Keduanya kini bicara sambil menatap keponakan2 Do Hyuk yang terlelap. 
Kakak, “Mengapa tidak kau katakan padaku? Mengapa kau selalu satu-satunya yang tahu setiap kali sesuatu terjadi? Kenapa kau selalu ingin menahan beban sendiri? Apa aku boneka? idiot? Aku ini noona-mu….” 
“Kalau kau tahu, apa yang bisa diubah? Apa yang bisa kau lakukan?” 
“Setidaknya aku bisa menghiburmu, bisa menemanimu menangis….” Kakak mulai terisak “Ini ... terlalu sulit bagiku untuk melihatmu menangis……. Maafkan aku” 
Do Hyuk membalas genggaman tangan kakak, ia menarik kakak dalam rangkulan tangannya. Hm, malam yang sendu…. 
Esoknya Do Hyuk menemui Presdir Young Deok. Kenyataan pahit yang awalnya Do Hyuk ingin sembunyikan dari kakak, kini telah terbongkar. Perasaan yang Do Hyuk rasakan kini, persis sama dengan perasaan Young Deok saat memberitahu kebenaran soal kematian ortu Do Hyuk. Kadang memang kenyataan itu terasa kejam dan akan membuat kita terluka, tak heran kalau banyak yang memilih untuk ‘lebih baik tak tahu’. 

Pembicaraan beralih ke dasi yang Presdir Young Deok pakai. Dasi pemberian Do Hyuk. Dasi yang selalu di pakai karena dasi itu sangat berharga, satu2nya hadiah yang Young Deok terima dalam kurun 15 tahun terakhir. 
Duluuuuu sekali, Young Deok juga pernah menerima beberapa hadiah berharga, hadiah dari putri tunggalnya. Sayang kini semua tinggal kenangan. Putri Young Deok tak mau menemui ayahnya…. 
Sementara itu di kediaman Jae In. Nampak ibu kaget membaca soal berita Presdir Choi. Tak bisa di pungkiri, reaksi ibu mewakili reaksi masyarakat Korea. Tak mudah membuat masyarakat percaya pada berita itu. 
Demikian juga dengan Putri Presdir Choi. Segera setelah membacanya, Hg segera menemui ayahnya dan minta konfirmasi. Hg minta Hae Seong mencari solusi untuk mengatasi berita itu. Ia yakin berita Young Deok Ilbo hanya rekayasa tuduhan belaka….. 
Hae Seong memang membuat langkah mengantisipasi berita Young Deok Ilbo. Ia mengumpulkan beberapa wartawan harian besar lain untuk membagikan fakta soal Presdir Choi. Dengan harapan mereka bisa menulis soal Presdir Choi berdasar bahan2 yang Hae Seong serahkan…. 
Tentu saja bahan itu hanya memuat semua kulit2 bagusnya Presdir Choi…. 

Tak lama, serangan balik Daese Ilbo mulai gencar via berita online. Mereka membalas artikel2 Young Deok Ilbo dengan mengungkit Presdirnya yang mafia dan para wartawannya yang hanya wartawan kelas tiga yang bersekongkol membuat berita palsu untuk menyerang Presdir Choi Il Do hanya demi menangguk keuntungan… 
Begitu juga langkah Jae In untuk menuntut Presdir Choi juga terjegal. Karena beberapa hari sebelumnya Hae Seong sudah duluan mengajak sang jaksa penuntut umum itu ‘bicara’. Semua bukti2 yang diserahkan Jae In di anggap tak cukup bukti…. 
Jae In naik darah, “Apa lagi yang Anda butuhkan?” 
Polisi Kyung Man sampai harus menenangkan Jae In. 
“Siapa dia? Siapa yang meminta anda untuk bertindak seperti ini? Apakah Choi Il Doo?” Tanya Jae In lagi.
Si Jaksa sebetulnya mulai kelihatan gugup, tapi ia berusaha menutupinya, “Apa yang kau katakan?! Lebih baik jika kau lebih berhati-hati dan sadar situasi.” 
“Bukannya anda orang yang seharusnya sadar situasi, pak Jaksa? Seseorang meninggal. Seorang anak tewas!” 
Jae In pun di tarik pergi oleh Polisi Kyung Man… 
Hae Seong menemui Chil Sung. Usaha mereka sampai saat ini cukup behasil. Namun jika Ny. Park sampai sadar, maka itu berbahaya. Maka Chil Sung memutuskan akan segera membunuh Ny. Park saat keadaan memungkinkan… 
Para anak buah Jae In sudah menduga takkan mudah mudah menuntut Presdir Choi. Begitu juga Para wartawan Young Deok Ilbo. Mereka menatap nanar pada lembaran2 artikel mereka yang bertebaran di jalanan dan terinjak2…. 

Kegalauan berlanjut saat Do Hyuk bertemu Jae In. Do Hyuk pesimis. Percuma jika Ny. Park bersaksi pun, karena Presdir Choi bahkan bisa ‘mengiontrol’ jaksa penuntut umum. Lagipula itu akan menempatkan Ny. Park dalam posisi lebih berbahaya. Karena Pihak Presdir Choi juga pasti akan mencari cara untuk membungkam Ny. Park. 
Sebaliknya Jae In optimis. Di seluruh Korea, pasti masih ada Jaksa2 lain yang jujur. 
Tapi Do Hyuk mementahkannya, “Bagaimana jika dia tidak ingin bersaksi? Aku tidak bisa memaksa dia melakukannya”. 
“Aku sudah bilang, kan? alasan mengapa aku jadi polwan?. Jika kita membiarkannya, kita tidak akan tahu hal-hal lain apa yang akan dilakukannya di masa depan. Apa kau mau melihat suatu hari nanti seseorang seperti dia adalah Presiden negara kita?” 
“Dia orang yang membunuh orang tuaku, apa menurutmu aku ingin berakhir seperti ini?” “Maka bujuklah Park Su Jeong. Sama seperti bagaimana yang kau lakukan padaku.” Jae In mengaku kalau dulu ia hanya menganggap Do Hyuk menulis artikel sampah. Tapi kesungguhan dan kejujuran Do Hyuk mengubah pikiran Jae In hingga Jae In mau menyelidiki kasus penculikan Park Su jeong. 
Do Hyuk tersenyum, “Jadi, kau sekarang sudah mulai percaya kata-kataku?” 
“Ya!” 
Kegalauan yang sama juga menghinggapi Polisi Kyung Man yang tengah mampir ke Tesoro (kafenya Ibunya Jae In). 
Termasuk Ibunya Jae In juga galau, galau karena anaknya terlibat dalam kasus Presdir Choi. Ia khawatir karena apa yang terlihat soal Presdir Choi berbanding terbalik dengan berita dari Young Deok Ilbo. 
Polisi Kyung Man berusaha meyakinkan Ibu Jae In untuk percaya pada Jae In. “Meskipun orang lain tidak percaya, setidaknya seorang ibu harus percaya anaknya, kan?”. Polisi Kyung Man juga menyatakan kalau ia percaya pada Jae In dan yakin kalau Jae In akan bisa menemukan kebenaran dari kasus itu. 
“Apa kau kenal putriku?” Tanya Ibu Jae In bingung.
Polisi Kyung Man gugup, “Oh, tidak. Tentu saja, tidak….” 

Do Hyuk yang kembali pulang ke kantor heran pada sosok gadis remaja yang tampak gelisah di depan gerbang kantor. Do Hyuk menyapanya. 
Si gadis gugup, “Apa ada orang yang disebut Jo Young Deok sini?” 
“Ya. Tapi, kamu ...?” 
Si gadis tak menjawab, ia pergi tapi terlihat ragu dan kembali menghadap Do Hyuk. 
“Apa kau Jo Yoo Ri?”*Putrinya Young Deok.
*^^*
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...