Senin, 17 September 2012

[Sinopsis] Thank You Episode 13 Part 1

 *^^* Sinopsis Thank You Episode 13 Part 1 *^^*
Young Shin bergegas hendak menyusul ke sekolah, saat mendengar dari kakek kalau Bom membawa hamburger-hamburgernya. Gi Seo melihat Young Shin yang memakai sandal terburu-buru, bertanya Young Shin hendak kemana. Mendengar kalau Bom ke sekolah, Gi Seo pun langsung ikut.

Sementara itu di sekolah, diluar dugaan nenek Kyung Ja membela dan melindungi Bom, hingga akhirnya kepalanya lah yang terkena lemparan batu.
Bom akhirnya berlari pulang sambil menangis membawa plastik burgernya. Di sepanjang jalan, burger2 itu tercecer.
Seok Hyeon sedang tidur di mobilnya yang di parkir di antara rerumputan, sepertinya setelah kemarin mengantar tas dan burger untuk Bom, Seok Hyeon tak pulang ke rumah ibunya juga tak pulang ke Seoul.
Gi Seo dan Young Shin yang berkuda errr bermobil putihpun tiba tepat di depan Bom.
“Ahjussi...” Seru Bom saat melihat Gi Seo yang jongkok di depannya
“Kau pergi ke sekolah? Kau tak mendengarkan Malaikat pelindungmu? Kalau kau terus begini…..” 
Gi Seo tak melanjutkan kata-katanya karena kini Bom langsung memeluknya sambil berlinang air mata.
Young Shin menanyakan apa yang terjadi di sekolah. Bom hanya menjawab “Neneknya Yong Joo Oppa…” berulang-ulang tanpa bisa meneruskan ceritanya. Gi Seo segara membawa Bom masuk mobil, di susul Young Shin. 


Semua terjadi tak jauh dari mobil Seok Hyeon.
Gi Seo pergi ke klinik, di sana sudah ada nenek Kyung Ja yang sedang marah-marah karena Dr. Oh mengobatinya dengan rasa sakit. Ia selalu membandingkan klinik di Pureun dengan RS kota. Gi Seo menawarkan diri untuk mengobati nenek Kyung Ja.
Kalo dokternya Gi Seo, walau terasa sakit, nenek Kyung Ja jadi kalem, haha. Tak sengaja nenek melihat pamflet mengenai edukasi AIDS.
 
Di rumah, Bom memilih bersembunyi di dalam selimut dan menangis, kakek berusaha membujuknya. Akhirnya kakek ikut masuk ke dalam selimut dan menangis disana. Young Shin menatap semua kejadian dalam diam. Young Shin meminta kakek menjaga Bom, sementara ia bermaksud ke klinik melihat keadaan nenek Kyung Ja.

Nenek Kyung Ja masih marah-marah saat sedang di jahit kepalanya, tapi bukan karena rasa sakit melainkan kesal pada anak yang berani melempar batu. Gi Seo dengan tegas minta nenek menutup mulutnya, karena itu mengganggu konsentrasinya. Haha, nenek Kyung Ja langsung mingkem.
Tak lama datang nenek Bang Ja, ia memuji-muji Nenek Kyung Ja yang sangat baik telah melindungi Bom. Ia juga mengungkit masalah hubungan darah antara Nenek Kyung Ja dan Bom. “garis Darah? garis darah apa!” Nenek Kyung Ja mengancam So Ran dan nenek Bak Ja jika sampai menceritakan apapun pada orang lain terutama Seok Hyeon. Gi Seo yang mendengarnya manarik agak keras jahitannya membuat Nenek Kyung Ja meringis.

Nenek Kyung Ja kembali ngedumel, ia menyalahkan Young Shin yang tak bisa menjaga Bom dan membiarkannya ke sekolah. Ia bahkan sempat-sempatnya berprasangka kalau Young Shin sengaja menyuruh Bom ke sekolah dan membuatnya berada di situasi itu. Gi Seo sudah geram, tapi ia berusaha menahannya.
Young Shin datang, ia menanyakan keadaan Nenek Kyung Ja pada Yong Joo yang menunggu di luar. Young Shin berniat masuk, tapi dari pintu muncul Gi Seo. Gi Seo mengabarkan kalau nenek sudah di beri suntikan setelah lukanya di bersihkan, ia minta yong Joo pulang saja. Young Shin berniat masuk, tanpa suara Gi Seo mencegah, tapi Young Shin tetap keukeuh masuk.
Yang di takutkan Gi Seo terjadi, di dalam Young Shin di marah-marahi oleh nenek Kyung Ja.
“Ah, nenek ini! aku tak tahan lagi! Ku dengar kau sudah tahu bahwa Bom adalah cucumu! Semua orang takut padamu sehingga mereka tidak berani mengucapkan sepatah kata, namun kebanyakan orang yang sadar, tahu bahwa adalah dia cu….” Dr. Oh berhenti karena tangannya di cubit So Ran.

Nenek merasa terdesak, ia lalu bertanya pada Young Shin, “Baik! ibunya Bom! katakan sesuatu!! Siapa ayah Bom? Apa ayah Bom itu sama seperti sangkaan orang-orang ini? Apa dia itu kah Seok Hyeon? Apakah ayah Bom itu Seok Hyeon?”
Gi Seo mendengar semuanya dari dekat pintu.
Tak mendapat jawaban dari Young Shin yang hanya terdiam tertunduk, nenek lalu melanjutkan omelannya. Anggap saja Seok Hyeon mabuk dan membuat kesalahan, tapi tetap saja Young Shin yang salah karena Young Shin malah memilih melahirkan bayinya. “Hidup siapa yang ingin kau rusak? Kau bahkan tidak bisa bertanggung jawab untuk anak ini......... Bagaimana mungkin kau sengaja memiliki anak ini dan kemudian memberinya penyakit dan membuatnya menderita!??”
Gi Seo sudah tak tahan, ia masuk dan mengomeli Young Shin yang diam disana menerima semua omelan yang di tujukan tanpa menjawab sedikitpun? “Kenapa kau terus mendengarkannya ... seperti orang bodoh?” Gi Seo menarik tangan Young Shin, ia berbicara pada nenek, “Bisakah kau membunuh anak yang belum lahir seperti itu?”. Gi Seo juga mengingatkan kalau ia takkan melepaskan Bom.
Di luar, Young Shin menolak masuk mobil Gi Seo, padahal di luar hujan mulai turun.
Gi Seo mengejar Young Shin dan kembali memintanya masuk ke mobil. Di luar sangkaannya, Young Shin ternyata marah pada Gi Seo yang memarahi nenek Kyung Ja seperti tadi, “Itu karena dia marah! Itu karena dia patah hati! Bagaimana bisa kau bicara seperti itu kepada orang tua? Dan di depan orang lain? Apakah nenek Yong Joo itu temanmu?”
“Ahjumma ... “
“Kau tahu, aku sama sekali tidak berterimakasih untuk apa yang kau baru saja lakukan! Kau harusnya di pukul, ahjussi!”

Gi Seo menyindir Young Shin yang bersikap seperti itu karena keinginannya menjadi menantu, atau bisa jadi sudah ciri khas keluarga untuk mendefinisikan kata sabar. Yang pasti Gi Seo sudah merasa muak dan menyatakan takkan ikut campur urusan Young Shin lagi. Bahkan jika Young Shin sedang sekarat di depan matanya, Gi Seo memastikan kalau ia takkan berkedip. Gi Seo pun balik lagi mengambil mobilnya. Ia membawa mobilnya dengan kencang, menyebabkan cipratan, Young Shin berjalan minggir.

Seok Hyeon masih ada di tempat yang sama…..
Bom sudah tak menangis, ia sedang menonton video sambil makan Choco pie bersama kakek, saat telponnya berbunyi. Telpon dari Boram.
Bo Ram menelpon untuk menanyakan kabar Bom, juga memberitahu soal Tae Chang si bocah lelaki yang melempar batu yang di hukum oleh guru juga di pukul oleh ibunya. Bo ram berualangkali menoleh, sepertinya ia menelpon Bom diam-diam. Bo Ram yakin kalau Tae Chang seperti tadi karena kebanyakan baca komik, jadi ia minta bom memaafkannya.
Sebelum Boram menutup telponnya, Bom menceritakan soal jas hujan ajaib yang kini di pakainya yang mampu mencegah orang lain tertular aids. Saat membayangklan ia bisa menularkan penyakitnya, Bom memangis.
Bo Ram ikut menangis. Ia yang percaya soal jas hujan ajaibnya Bom, lalu mengajaknya melihat anak-anak kucing yang baru lahir bersama Ji Sun.

Gi Seo sampai rumah Young Shin, seperti biasa ia menendang kandang anjing untuk melampiaskan kesalnya. Di lihatnya Bom keluar.
Bom menyapa Gi Seo, “Aku tidak keluar untuk melihat anak kucing. Aku mau ke toilet..” hHaha, Bom malah bocorin sendiri.
Gi Seo yang sedang galau, membiarkan Bom yang pergi ke toilet dan masuk ke kamarnya. Setelah yakin Gi Seo masuk, Bom langsung pergi.

Seok Hyeon melihat Young Shin lewat sambil berhujan-hujan, ia bermaksud keluar, tapi urung. Di radio terdengar berita mngenai angin kenacng dan hujan bahkan topan di beberapa wilayah. Termasuk Pureun.

Kakek sedang berusaha menyusun pie-pienya, ia ingat Bom menjanjikan untuk memperlihatkan anak kucing kalau kakek berhasil membuat menara pie yang tinggi. Terdengar petir menggelegar, kakek segera masuk selimut karena takut.

Gi Seo juga mendengar petir yang sama, ia berniat keluar untuk mencari tahu Young Shin sudah pulang atau belum. Yang di tunggu muncul di halaman.
Young Shin melihat Gi Seo, ia lalu masuk rumah dalam diamnya. Gi Seo berniat menyusul ke rumah Young Shin, tapi derasnya hujan mengurungkan niatnya.
Young Shin melihat gumpalan di balik selimut yang ia kira Bom. Ia amenanyakan keadaan Bom dan menceritakan soal Tae Chang yang tadi di temuinya di jalan dan menitip permintaan maaf. Young Shin sadar kalau ia tak melihat kakek, ia membuka selimut untuk menanyakan kakek pada Bom. Young Shin kaget saat dari dalam selimut yang muncul justru kakek. Young Shin pun menanyakan kemana Bom. Kakek yang ketakutan mendengar petir tak menjawab.

Young Shin pun segera mengambil payung dan mulai mencari Bom. Gi Seo yang sedang memakai earphone untuk mengurangi suara petir tak mendengar suara Young Shin yang memanggil manggil Bom.
Gi Seo tertidur dalam gelap, hari sudah malam dan ia lapar. Ia pun ke rumaha Young SDhin. Young Shin dan Bom tak menyahut, justru suara kakek terdengar memanggil "hyung" pada Gi seo.
Hari sudsah gelap, Young Shin mencari Bom kemana-mana tapi tak jua menemukannya. Young Shin berpapasan dangan Ji Sun yang sedang berlari sambil menangis. Dari Ji Sun, Young Shin tahu dimana Bom, Bom dan Bo Ram terperangkap di dalam lubang. Young Shin minta Ji Sun pulang, sementara ia langsung ke tempat yang di maksud.
Young Shin menemukan lubangnya, ia minta Bom duluan naik. Bom menolak, ia minta ibunya menolong Bo Ram dulu. Young Shin ingat ucapan nenek Kyung Ja di RS yang membuatnya tak ingin membuat Bom menderita lebih banyak lagi, jadi ia minta Bom yang duluan naik.
Bom menolak, yang sedang menangis ketakutan adalah Bo Ram, jadi ia minta Bo ram yang duluan di angkat.
“Bom!!” panggil Young Shin
Bom terus menggeleng sambil menangis………
*^^*

3 komentar:

Puri Kurniawati mengatakan...

kerenn mb aii......


duh BOOM nie anak baik hati sekali, dlm situasi seperti masih mementingkan orang lain...klo diriku ??

Anonim mengatakan...

lanjut teh ai yang semngt;-)





icha

ai mengatakan...

@puri, iya, kalo diriku??? kita terbiasa dengan mementingkan kepentingan kita sendiri. Hanya kepada yang disayang, biasanya kita mau ngalah. Bisa jadi si Bom emang sayang ma boram

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...