Kamis, 20 September 2012

[Sinopsis] Thank You Episode 15 Part 1

*^^* Sinopsis Thank You Episode 15 Part 1 *^^*
Gi Seo memakaikan foam untuk bercukur di wajah Kakek, ia teringat perkataan Seok Hyeon semalam; “Lee Young Shin yang baik hati, cantik dan menyedihkan… Ini bukanlah jalan yang bisa kau lalui hanya karena kau mencintainya. Seorang anak dengan AIDS dan kakek yang pikun terikat bersama-sama. Mereka terluka bersama, menderita bersama. Seperti itulah jalan yang harus kau lalui, Pergilah menjauh dari situ….”

Flashback; 
“Aku tak mau!...” Gi Seo dengan tegas menolak, “Aku tidak mau…”
Seok Hyeon minta pengertian Gi Seo, untuk sampai pada titik sekarang di mana Seok Hyeon memutuskan untuk memilih Young Shin, ia telah melukai hati seorang wanita yang sama baiknya dengan Young Shin. Ia sudah memutuskan melakukan hal yang tak mungkin seorang manusiapun akan melakukannya, yang tidak peduli hinaan dari orang-orang, dan sudah merelakan jika harus di rendahkan, ASAL itu akan membuatnya berada di samping Young Shin dan Bom. “Karena aku ayah Bom!! Bahkan jika ini seluruh isi dunia runtuh, akulah ayah Bom, bukan kau!” 
Flashback end.

“Wow ... kau selalu setampan ini?” Tanya Gi Seo memuji kakek. Ia juga memberikan cermin agar kakek bisa melihat wajahnya.
Gi Seo lalu berbicara pada kakek, ia kini mengerti soal Young Shin dan sifatnya yang selalu mengucapkan terima kasih. Justru ia sadar dirinyalah yang menyedihkan. Membandingkan soal dirinya, Gi Seo tahu ia lebih tua, tapi tetap saja ia tak lebih kuat. Ia juga tak semengagumkan seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Ibunya hanya sedikit lebih kaya, dan ia hanya belajar sedikit lebih dari orang kebanyakan. Jika kekayaan dan pendidikan tadi di kurangi, apanya lagi yang di lihat mengagumkan??
Sementara itu, Young Shin terus membujuk Bom untuk sekolah. Bom sambil menggendong anak kucingnya tetap menolak, ia masih trauma dengan kejadian terakhir ia ke sekolah dan mendapat lemparan batu. Ia juga khawatir pada Ji Sun dan Boram yang mungkin tak mau bermain dengannya karena Bom tak memakai mantel ajaibnya.
Young Shin berusaha memberi pengertian, jika Bom terus menghindari teman-temannya seperti sekarang, maka Bom akan menjalani hidupnya dengan terus menghindari mereka, padahalkan Bom harus lulus SD, lalu SMP , SMA, dan bahkan kuliah. Bom tak peduli, ia cukup bermain dengan ibunya, Mr. Lee, ahjussi, dan Deong Dari, sampai ia mati..
“Jika kami semua mati duluan, siapa yang akan bermain denganmu???…”
Ha, Bom bingung menjawab.

Young Shin kembali meyakinkan Bom harus bermain dengan teman-temannya yang seumuran, teman-teman yang bisa mengerti Bom karena ada banyak hal yang ibunya dan Mr Lee tidak mengerti, tinggi badan yang sama, berpikir dengan cara yang sama, dan menyukai penyanyi yang sama.

Sia-sia Young Shin membujuk, Bom tetap tak mau, ia memilih lari dan mengatakan akan bermain dengan neneknya Yong Joo. Young Shin kembali mengejar Bom, sambil menahan sakit bekas operasi di perutnya, Young Shin terus minta Bom berhenti.
Sebuah mobil sempat menghentikan Bom, yang keluar Seok Hyeon. Seok Hyeon menanyakan apa bom baik-baik saja. Bom hanya mengangkat bahu sambil tersenyum, ia malah bertanya pada si anak kucing. Melihat Young Shin, Bom berpesan agar Seok Hyeon ‘menangkap’ ibunya, sementara ia akan kerumah neneknya Yong Joo.

Seperti yang di minta Bom, Seok Hyeon pun menangkap tangan Young Shin. Seok Hyeon minta Young Shin membiarkan Bom pergi ke rumah neneknya. Dari kejauhan, nampak Bom dengan cueknya melet ke arah Young Shin, ia lalu melanjutkan larinya.
Young Shin minta Seok Hyeon melepasnya. Melihat Seok Hyeon tetap memeganginya, Young Shin mulai protes, “Siapa kau ikut campur dalam urusan orang lain? Lepaskan!”
Bukan melepasnya, Seok Hyeon malah memeluk Young Shin erat. Sangat erat hingga Young Shin tak bisa melepaskan dirinya. Makin tajamlah tatapan warga desa yang melihat Young Shin di peluk lelaki di pinggir jalan seperti itu.

Young Shin menyerah, ia tak lagi melawan. “Apa kau masih percaya bahwa aku ini konyol?”
Seok Hyeon kaget mendengar perkataan Young Shin, ia melepaskan pelukannya.
“ Apa kau melihatku sebagai seorang wanita yang bisa kau perlakukan semaumu, hingga kau melakukan apapun sesuai yang kau inginkan? Apa yang telah kulakukan padamu hingga kau sama sekali tak menghargaiku? Apa karena aku tidak punya orang tua? Apa karena aku tidak
belajar setinggi dirimu? Atau karena aku miskin? Apa karena aku membesarkan anak tanpa ayah?”
“Young Shin!”
“Kau brengsek! Brengsek!” Setidaknya Seok Hyeon semestinya membiarkan Young Shin menyimpan kenangan baik tentang Seok Hyeon, dari dulu Young Shin mengaku tak pernah tidak menyukai atau membenci Seok Hyeon, jadi selama ini ia tetap berusaha untuk mencoba memahami sikap Seok Hyeon (yang mengabaikan Young Shin yang telah mengandung anaknya). Young Shin lalu berniat pergi.

“Aku telah melakukan dosa besar, dosa besar padamu juga Bom.”
Young Shin berbalik, mungkin bagi Seok Hyeon kejadian itu (tidur dengan Young Shin) hanyalah taruhan atau main-main, tapi tidak baginya, karena saat itu ia benar-benar mencintai Seok Hyeon. Jadi ia minta Seok Hyeon tak pernah menyebutnya lagi sebagai Dosa besar, lagipula Bom bukanlah anaknya Seok Hyeon. Bom hanyalah anak Young Shin.
Young Shin kini sudah di depan rumahnya Seok Hyeon, ia dengan takut-takut memencet bel  demi mencari Bom. Yang di takutkannya terjadi, nenek Kyung Ja dengan galak menyambut Young Shin. Mendapat jawaban Bom tak ada di sana, Young Shin pamit.
Nenek Kyung Ja menggunakan kesempatan itu untuk menumpahkan kekesalannya pada Young Shin. Ia tak sedikitpun ingin punya hubungan dengan Young Shin. Betapa ia berusaha membesarkan dan mendidik Seok Hyeon selama ini bukan agar Seok Hyeon bisa bersama Young Shin. Nenek memastikan hal itu takkan pernah terjadi.
Seok Hyeon datang tepat saat nenek menegaskan kalau Seok Hyeon tengah kehilangan kesadaran karena meninggalkan Eun Hee demi pulang ke Pureun. Ia juga memastikan kalau Seok Hyeon sudah sadar, Seok Hyeon pasti akan kembali pada Eun Hee dan meninggalkan Young Shin. Jadi sebelum Young Shin patah hati, sebaiknya Young Shin juga segera sadar.
Seok Hyeon kaget mendengar perkataan ibunya, ia langsung menutupi interkom dan setengah membentak meminta ibunya diam.

Nenek Kyung Ja takut karena kelakuannya terlihat oleh Seok Hyeon. Saat itu Bom baru keluar dari KM, Nenek langsung memberi kode agar Bom diam.

Di luar Seok Hyeon meyakinkan Young Shin agar tak khawatir dan pulang saja, ia akan menemukan Bom dan mengembalikannya pada Young Shin. Seok Hyeon juga minta agar Young Shin tak memasukkan ke hati apa yang baru saja di katakan ibunya.
Young Shin yang sedari tadi diam akhirnya bersuara, “Kita berteman, kan, Choi Seok Hyeon?” Young Shin meminta sebagai teman agar Seok Hyeon keluar dari hidupmnya Young Shin, karena ia kini tak punya perasaan apapun pada Seok Hyeon. “kau tak lagi ... ada di dalam hatiku…” Young Shin bergegas pergi
“Lalu ... apa Min Seo Gi ada di sana?” Tanya Seok Hyeon membuat Young Shin berhenti. “Apa kau suka pada Min Gi Seo?”
Young Shin berbalik menatap Seok Hyeon, ia mengangguk mengiyakan.

Sementara itu kakek pun di mandikan Gi Seo.

Seok Hyeon masuk kerumahnya dengan terburu-buru, Bom menyapanya. Shim Shim memberitahu Seok Hyeon kalau nenek sembunyi di KM. Seok Hyeon minta Bom main di luar bersama shim Shim sementara ia akan bicara dengan nenek Kyung Ja.
Di dalam KM Nenek gelisah, sementara di luar Seok Hyeon mulai mendekati pintu KM.
“Apa arti aku bagimu, Ibu? Apa aku penakluk ayah? Apa aku itu sebuah prestasi untuk bisa kau pamerkan pada seorang pria yang jatuh cinta pada wanita lain 15 tahun yang lalu dan meninggalkan istri dan anaknya?” Seok Hyeon menumpahkan keluh kesahnya selama 15 tahun terakhir. Ia ingat betapa sejak hari itu, tak ada hari tanpa suara ibunya yang mengingatkannya untuk tumbuh menjadi seseorang yang sangat mengagumkan, sehingga mereka bisa menunjukkan pada ayah sebagai bentuk balas dendam. Betapa Seok Hyeon bisa tumbuh besar tanpa ayah.
Seok Hyeon mengaku ingin seperti itu juga, menjadi yang terbaik di dunia hingga ia akan memegang tangan ibunya dan menemui ayah dengan percaya diri dan memastikan kalau ayahnya akan menyesal dan meneteskan air mata darah!

Saat ini, apa yang terjadi pada Bom, sama dengan apa yang terjadi pada Seok Hyeon dulu = sama-sama di abaikan ayahnya. Tapi setidaknya, Seok Hyeon merasakan kasih sayang dari ayahnya selama 12 tahun, sementara Bom bahkan tak tahu seperti apa wajah ayahnya, tapi tetap menganggap ayahnya adalah orang yang paling baik, sesuai ajaran Young Shin.

Seok Hyeon merasa malu, ia tahu pasti bagaimana rasa benci dan penderitaan yang dirasakan baik oleh Young Shin maupun Bom. 
Berkaca dari Young Shin, Seok Hyeon minta ibunya untuk memaafkan ayah, bukan untuk orang lain, tetapi untuk diri sendiri. Ia yakin dengan cara itu ibunya bisa damai, lagipula ibunya tak boleh jadi orang yang buruk karena ia adalah neneknya Bom, “Karena kau seperti malaikat nenek untuk Bom”…
Nenek Kyung Ja dan Seok Hyeon sama-sama menahan tangisnya.
Young Shin sudah sampai di pelataran rumahnya saat ada sms masuk dari Shim-shim yang memberitahu kalau Bom sedang bersamanya. Young Shin tersenyum melihat kakek yang sedang disisiri Gi Seo.
Gi Seo memuji kakek sangat tampan, ia menggoda kakek, “Kakek, apa yang akan terjadi jika Nyonya Song tidak mengenalimu??”
Kakek terbahak-bahak mendengarnya. Tawa kakek berhenti saat melihat Young Shin, ia menyapa Young Shin dengan panggilan Onnie.

Young Shin menjawab pertanyaan Gi Seo soal Bom yang tak pergi kesekolah dan malah memilih bermain dengan anak kucing. Young Shin lalu memuji kakeknya yang sudah rapi jali, bercukur juga mandi. Kakek menjawab kalau ‘Hyung’= Gi Seo lah yang membuatnya seperti itu.
Tapi dasar kakek, tanpa tahu situasi ia malah menanyakan Seok Hyeon.
Young Shin berusaha mengalihkan perhatian kakek, ia menawari kakek air madu.
Sementara Gi Seo berusaha menahan rasa cemburunya, ia bangun dan mengomel pada si Deong Dari untuk pelampiasan.
Kakek malah makin terang-terangan, “Seok Hyeon adalah teman Young Shin kami!!”
Gi Seo dan Young Shin kini ada di dalam mobil dalam perjalanan menuju rumah Nenek Sung Sin. Tadi Dr. Oh menelpon Gi Seo untuk meminta bantuan menggantikan tugasnya sementara mengunjungi rumah Nenek Sung Sin, karena ia akan terlambat pulang dari seminar di Mokpo.

“Nenek Sung Sin punya 3 anak laki-laki, ketiganya tinggal di Seoul namun tidak satupun dari
mereka yang ingin mengajak ibunya tinggal bersama. Jadi Nenek tinggal sendirian selama 10 tahun. Dia bekerja sangat keras sepanjang hidupnya untuk mengirim semua 3 anak untuk belajar di Seoul..” Young Shin menceritakan perihal si nenek.
“Aku tidak benar-benar ingin kau membicarakan tentang nenek Sung Sin. Bagaimana jika kita berbicara tentang diri kita sendiri?... kau masih belum menjawab apa yang kutanyakan. Apa mungkin untuk memasukkan diriku bersamamu, Bom dan kakek?” melihat Young Shin tetap diam, Gi Seo bertanya, “Harus ada hubungan darah? Apa keturunan jadi syaratnya?”
Young Shin membisu…
Seok Hyeon tersenyum melihat Bom yang tengah mainan dengan anak kucingnya, sementara Shim Shim tertidur di bangku taman. Seok Hyeon menyapa Bom dan minta maaf karena ia membuat Bom menunggu. Bom tak masalah, ia amengaku asyik bermain dengan anak kucingnya. Bom ingat, Yong Joo pernah bilang kalau Seok Hyeon itu adalah juara membangun rumah.
“Bisakah Samchun membuat rumah untuk Ggol Ddo-ggi?” Ggol Ddo-ggi itu nama anak kucingnya Bom.
Seok Hyeon menyanggupi, tapi ia harus kekantor dulu.
“Ya, malaikat pelindung Nomor 2!”

Nenek Sung Sin tak memberi reaksi apapun pada Gi Seo, Young Shin membantunya dengan membuatkan gambar agar nenek tahu kalau Gi Seo itu dokter..
Young Shin lalu meminta Gi Seo memegang tangan nenek Sung Sin selama 15 menit, agar Nenek bisa merasakan ketulusan hati Gi Seo, dan tak perlu lagi penterjemah.
Gi Seo sudah selesai memeriksa nenek, ia mencari Young Shin dan menemukannya sedang sibuk di dapur. Gi Seo perlahan-lahan masuk kedapur dan mendekati Young Shin. Ia mengagetkan Young Shin dengan mengambil sendok cicipannya. 
Gi Seo protes, Young Shin membuat masakan enak di rumah nenek, sedangkan dirumahnya sendiri tidak, pantas saja si Deong Dari lebih suka makan mie. Young Shin tersipu malu-malu. Ih gemes deh liat Young Shin…

Young Shin terlihat sedang membersihkan rumah nenek, ia mendengar suara bak bik buk diluar dan segera melihatnya.
Gi Seo sedang membelah kayu, dan selalu gagal.
Young Shin mengomentari kalau memotong kayu tak hanya mengandalkan kekuatan. “Katakan saja kalau tidak bisa melakukannya…. Biarkan saja. Aku yang akan melakukannya nanti”
Egonya Gi Seo tersulut, “Apa dokter harus melakukan hal-hal seperti ini?” Padahal sudah banyak yang dilakukan Gi Seo, menyetir ke rumah nenek yang jauh, memberi obat dan memeriksa nenek. Apa ia harus memotong kayu juga? Gi Seo terus ngedumel.

“Ahjussi kau bilang kau akan melakukannya. Tidak ada yang memintamu melakukannya. Kau bilang kau tahu bagaimana melakukannya, makanya kau akan melakukannya”. Young Shin mengingatkan kalau si nenek sudah bilang ia tak perlu pengobatan, tapi Gi Seo sendiri yang tetap mau datang.
 
“Ya, akulah yang bilang aku akan datang melewati jalan pegunungan yang tak beraspal, akulah yang bilang aku akan memotong kayu bakar. Dan meskipun tidak ada yang menyuruhku, akulah yang mengatakan akan membersihkan kamar mandi bau itu…. Aku melakukan hal-hal yang yang Min Gi Seo tidak akan pernah lakukan dalam hidupnya… Untuk Ahjumma, untuk Bom, untuk Kakek, seorang bajingan dingin yang bahkan tidak akan berdarah setetespun walau di tusuk, orang yang arogan juga egois, si pembuat masalah, Kau, Bom dan Kakeklah yang merubah bajingan sepertiku... Apa kau sadar betapa hebatnya dirimu? Apa kau sadar betapa tak tertandinginya dirimu bahkan jika aku berada di sampingmu? Bisakah kau menyadari walau sedikit, Lee Young Shin-ssi?” Wow pengakuan cinta yang luar biasa.
Gi Seo menyadari kekakuan Young Shin, ia mencoba mencairkan suasana dengan bergurau, “Tidakkah mereka menjual kayu bakar di warung? Maksudku,disini adalah pedesaan, mereka tidak menjualnya??”
Young Shin menggeleng.
“Ini pedesaan gila. Sudah tak nyaman, tak ada yang menjual kayu bakar pula... “ Gi Seo lalu mengayunkan kampaknya. Berhasil!
 
Gi Seo tersenyum bangga, membuat Young Shin juga tersenyum. Tapi kemuadian yang seterusnya gagal lagi dan lagi dan lagi. “Mereka benar-benar tidak menjual kayu bakar di sini? “ Seru Gi Seo malu.
Young Shin tertawa.

Seok Hyeon membawa Bom ke kantor. Bom duduk menunggu sementara Seok Hyeon briefing dengan bawahannya. Setelah selesai, Seok Hyeon pamit untuk keluar kantor, jika ada yang penting ia minta ia di telpon.
Seok Hyeon lalu meminjam dua buah topi, yang satu ia pakai, sementara satunya ia pakaikan pada Bom. 
“Direktur! Siapa si kecil itu? Apakah dia keponakanmu?”
Seok Hyeon tak menjawab, ia hanya tersenyum.
Para bawahan Seok Hyeon membicarakan Seok Hyeon yang tumben-tumbenan bawa orang kekantor.
Mereka yakin kalau Bom dan Seok Hyeon mirip, merekapun mengomentari kalau keduanya seperti ayah dan anak.
Bom tertawa geli, “Mereka bilang aku mirip Seok Hyeon Samchun! Itu sangat lucu, kan, kitty? Benar, kitty? Itu terlalu lucu! “
Mereka sudah menemukan tempat untuk membuat rumah si kucing. Seok Hyeon asyik mengecat, sementara Bom sesekali menatapnya dan cekikikan sendiri.
“Kenapa kau tertawa?”
Bom mengaku kalau ia masih memikirkan soal perkataan wanita di kantor Seok Hyeon tadi. Bom benar-benar geli mendengar kemungkinan Seok Hyeon adalah adalah ayahnya… Lucu! “
Seok Hyeon tertegun, “Lucu apanya?”
“pokoknya lucu”
“Aku sama sekali tidak berpikir itu lucu …” Jawab Seok Hyeon. Bom langsung terdiam. Seok Hyeon mengaku sempat memikirkannya juga, tapi ia tak merasa hal itu lucu.
Dasar Bom, tetap saja ia geli. Ia bahkan tertawa sambil berguling karena membayangkan neneknya Yong Joo adalah neneknya juga. “Ini tidak mungkin!”
“Bom-a… Maafkan aku…”
“Untuk apa? “
“Untuk semuanya ... segalanya. … Maafkan aku. Padamu, pada ibumu, dan pada Kakek. Aku hanya benar-benar sangat menyesal ... dan benar-benar sangat berterima kasih. “

Bom langsung mendekati Seok Hyeon, “Appa… “
Seok Hyeon tersentak.
“Appa… “ Lanjut Bom lagi. Lagi dan lagi……………
 
*^^*Apakah yang di idamkan Seok Hyeon memang benar-benar terjadi? *^^*

suka dengan ini; Giseo menyadari kalau Ia tak semengagumkan seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Ibunya hanya sedikit lebih kaya, dan ia hanya belajar sedikit lebih dari orang kebanyakan. Jika kekayaan dan pendidikan tadi di kurangi, apanya lagi yang di lihat mengagumkan?? 

2 komentar:

Puri Kurniawati mengatakan...

jadi takut mb ai, klo BOOM akan berpaling hati dari Giseo gara2 sering maen ma seok hyun....

untuk mengambil hati ibunya harus pinter ngambil hati anaknya dulu....

giseo walaupun judes tetep saja bisa menarik hati anak kecill...shrsnya kan takuut yaa....

ai mengatakan...

itu karena Gi Seo itu errrrr gimana ya, Ganteng? #gak nyambung# Kaya? #lebih gak nyambung lagi#... err, yang pasti Gi Seo berusaha jujur pada dirinya juga pada orang di sekitarnya, di tambah juga, Gs jadi sosok ayah yang di rindukan Bom..
Inget kan awal2 Bom kenal Gi seo, Bom juga kesel sama si Gi Seo, apalagi Gi Seo ngejar si boneka...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...