Rabu, 13 Juli 2011

[Sinopsis] The City Hall -- Episode 13 part 1

Untuk menunjukkan penentangan mereka terhadap rencana Walikota Shin Mi Rae yang membatalkan rencana pemindahan City Hall, para Kepala dinas mengajukan surat pengunduran diri berbarengan.
Secara pribadi, mereka mengaku terusik dengan kehadiran junior yang kini menjelma jadi walikota, di tambah proyek itu telah mereka kerjakan bahkan hingga siang dan malam.
“tapi saat kalian mengerjakannya siang dan malam, pernahkah terlintas di benak kalian bahwa proyek ini sama sekali tak menguntungkan warga Inju?” Mi Rae mencoba mengubah pola pikir mereka, tapi tak mempan. Kepala Ji menegaskan mereka menunggu jawaban Mi Rae lalu keluar dengan angkuh.
Jung Do bergegas menahan pintu menghadang teman-temannya. Ia mencoba mengubah rencana mereka, tapi mereka menganggap Lee Jung Do yang beristrikan wanita kaya plus mertua yang jauh lebih kaya plus teman baik walikota takkan mengerti posisi mereka. Intinya mereka tetap keukeuh dengan keputusan mereka.
Sementara Mi Rae masih terpaku di tempatnya, ia bisa mendengar dengan jelas percakapan Jung Do dengan para kepala Dinas. Boo Mi masuk membawakan minum sekaligus menGoo HaeIbur Mi Rae. Jung Do juga masuk, ia mengatakan akan mengurusnya sambil mengambil surat2 pengunduran diri itu. Mi Rae menolak, menurutnya itu salah satu ujian yang harus ia lewati. Jadi ia akan mencoba menyelesaikannya sendiri.
Sementara menunggu suasana mendingin, ia minta tak ada jadwal pertemuan dengan para kepala Dinas dalam jangka seminggu pertama. Ketiganya akhirnya sepakat. Mi Rae beruntung punya sahabat sebaik dan sesetia Boo Mi dan Jung Do. Sementara melupakan masalah kepala Dinas, mereka membahas mobil Dinas, setidaknya Mi Rae perlu satu mobil untuk mengantarnya ke pertemuan atau acara penting. Tak mungkin selalu bersepeda tooh? Padahal walikota Go bahkan punya 3, ckckck.
Kalau soal mobil Mi Rae tak terlalu bersemangat beda dengan rumah dinas, ia dengan tegas dan tangkas mengaku akan memakainya, wkwk, Boo Mi ma Jung Do sampai terbengong-bengong.
Dan tanpa membuang waktu, hari itu juga Mi Rae menuju rumah dinasnya. Ternyata Mi Rae bermaksud mengalihkan hak pakai rumah dinasnya pada sekolahnya Kyung Hee. Mi Rae dan Jung Do membantu membawakan barang-barang pindahan. Sambil bekerja, bu guru mengucapkan terima kasih pada Mi Rae. Mi Rae menyahut walau sulit untuk menerima tambahan murid, tapi ia harap sekolah takkan menolak murid baru. Ia juga mengaku akan mengurus semua masalah administratif dan donator. Bu guru tersenyum, ia memberi tahu Mi Rae tak usah khawatir soal donatur, bulan lalu sekolah meraka mendapat satu sponsor. Wanita si sponsor itu di sebut-sebut sebagai wanita tua terhormat yang selalu berkunjung setiap minggu.
Dan ternyata wanita di maksud adalah taraaaaa, Ibunya Jo Gook!! Gampang-gak gampang ketemu camer, hihi, Mi Rae dengan canggung mencoba memperkenalkan diri.
Ibunya Jo Gook memotong dengan dingin bahwa ia ingat siapa Mi Rae itu. Setidaknya walau dingin dan bikin mengkeret, ia memberi selamat pada Mi Rae yang telah jadi walikota. Ibunya Jo Gook masuk duluan. Bu guru mencoba menghibur Mi Rae, walau nyonya itu dingin dan terkesan angkuh sebenarnya ia orang yang baik.
Mi Rae menggumam ia kenal betul orang dengan perangai yang sama. “dia ternyata persis seperti Ibunya”
 
Di dalam, Mi Rae mulai caper ma camer, haha… tapi Mi rae dianggap gak bagus ngurus rumah.
Mi Rae membela diri, ia bahkan hampir tak pernah lepas washlap dan selalu mencuci rambutnya tiap hari. Cara memandang Ibunya Jo Gook membuat Mi Rae sadar ia terlalu lebay, haha. Malu, Mi Rae mencoba mengalihkan topik, ia menanyakan soal Jo rang.
“Padahal kalu Jo Rang datang ia pasti akan senang karena banyak teman seusianya disini….. Rang mirip sekali dengan ayahnya. Ia sangat cute.”
Mi Rae benar-benar terkejut saat di beritahu Ibu Jo Gook bahwa Jo Rang itu cuma anak adopsi.
Untung Eraser datang membawa ayam goreng sekaligus menyelamatkan suasana.
Mi Rae sangat antusias sampai ia mengangkat tangannya seolah sedang bernyanyi rock di panggung. Membuat Ibu Jo Gook melongo. Wkwkwk.
Sementara anak-anak makan, bu guru membawa hadiah dari anak-anak untuk Mi Rae. Ibu Jo Gook berkomentar kalau Mi Rae pasti dah lama kenal anak-anak itu (makanya dapat hadiah), ia pun bertekad takkan mau kalah walau ia baru. Mi Rae tak enak hati, ia mencoba menawearkan hadiah itu untuk mereka berdua. Ibu Jo Gook menjawab tak perlu, yang ia perlukan adalah Mi Rae memberitahunya dimana basecampnya Jo Gook. Mi Rae kebingungan, ia juga sama sekali tak tahu Jo Gook sudah punya basecamp.
Di basecampnya Jo Gook sedikit memeriksa keadaan sementara ia mendengarkan laporan dari Soo In. Laporan soal para pendukungnya juga soal partai para saingannya. Jo Gook mengingatkan kalau mereka akan siap-siap masuk kedalam pusat badai lagi (=persaingan pemilu yang keras).
“Pusat badai? Lalu kenapa kau begitu tenang? Apa karena Walikota Shin sudah menyatakan akan mendukung kita? Jika iya, itu adalah kesempatan yang bagus.” Soo In antusias.
Jangankan mendukung mereka, Jo Gook menyatakan bahkan tak yakin kalau Mi Rae bakal bisa mempertahankan jabatannya. Ia lalu mengingatkan akan memberi training selam 3 jam dalam sehari untuk Mi Rae, dan minta Soo In mengaturnya. Percakapan mereka terhenti saat terdengar ketukan di pintu.
Goo Hae datang sebagai utusan BB untuk melihat lokasi ‘rumah’nya BB di Inju. Ia mengaku hanya mampir sebentar setelah tahu alamat basecamp barunya Jo Gook dari Soo In.
“rumah seperti apa yang ingin ia bangun?” sepertinya Jo Gook mulai mencium sesuatu.
“tak bisakah kau menanyakannya langsung? Apa dinding di antara kalian berdua begitu tinggi?” Jo Gook tak mampu menjawab, Goo Hae memberi tawaran bantuan jika Jo Gook memintanya membantu (hubungannya dengan BB). Saat Go Hae akan pergi, Jo Gook menawarkan mengantarnya, mungkin karena penasaran kali ya.
“bagaimana, apa menurutmu tempat ini bagus?”
“tergantung pada apa yang mau kau bangun…. Sepertinya bukan rumah yang akan di pakai untuk memasak setiap hari”
“jadi ini kenapa kau mau mengantarku?” haha, ternyata benar Jo Gook penasaran.
“katakan saja apa yang kau tahu. Lalu kita lihat apa yang bisa kulakukan utukmu”
“saat ini kau akan membantuku asal kau tidak terlibat denganku” Goo Hae jelas menyindir Jo Gook.
Tiba-tiba muncul 2 orang nyonya di pandu seorang makelar. Dari mereka Jo Gook tahu kalau tanah yang ia lihat bersama Goo Hae merupakan tanah dimana City hall yang baru akan dibangun, tetapi proyek itu terancam batal karena walikota baru yang membatalkannya. Cerita yang membuat Jo Gook tertegun, tapi membuat Goo Hae senang. Karena itu berarti tanah itu kosong dan bisa dipakai untuk ‘rumah’nya BB.
Mi Rae dan Jung Do telah kembali ke balaikota. Mi Rae yang tahu Jung Do suka anak2 bertanya kenapa Jung Do belum juga punya anak, “apa kau menikmati bulan madumu yang panjang?” Jung Do tertegun ia tak mampu menjawab. Ia mengalihkan percakapan dengan meminta Mi Rae masuk ke City hall duluan sementara Ia akan mengurus admintrasi rumah dinas dulu.
Saat berpapasan dengan wakil walikota dan kepala Park, Ketiganya menyapa dengan anggukan yang kaku.
Setelah keduanya pergi Mi Rae buru-buru masuk menemui Hae Ra. Ia ingin menanyakan bantuan yang tempo hari ditawarkan Hae ra padanya. Dengan terbata Hae Ra memberi tahu bahwa semenjak para Kepala Dinas mengundurkan diri, semua dokumen di simpan di mejanya wakil walikota. Mi rae akhirnya tahu ia hanya akan di Jadikan pajangan saja, karena seluruh dokumen atau apapun yang terkait dilaporkan pada wakil walikota bukan walikota. Kantor walikota akan dianggap kosong.
Mi Rae keluar menyendiri, ia merasa sedih, menatap foto Jo Gook diponselnya, seolah bertanya pada orangnya langsung, “kenapa kau lakukan itu? Kenapa kau membuatku mempercayai diriku sendiri? Aku tak punya pengaruh apapun, tak ada yang percaya padaku, mengapa kau membuatku berpikir kalau aku bisa melakukan sesuatu? Padahal bahkan kau tak tinggal disisiku”
Setelah menumpahkan kesedihannya Mi Rae kembali kekantornya. Setidaknya dia punya dua sahabat andalan yang bersedia membantunya dalam segala kondisi. Walau awalnya terkaget-kaget mendengar cerita Mi Rae, mereka akhirnya sepakat menemukan jalan keluarnya:
berpura-pura jadi masyarakat yang sangat ingin tahu kejadian atau kegiatan di kantor walikota, haha. Lucu banget liat ketiganya mendengungkan kata-kata yang bukan mereka banget, hidung di tutup, suara sengau bahkan sesekali suara membesar. Sedikit demi sedikit informasi mereka kumpulkan…. Terus dan terus…. Kini tinggal Mi Rae yang tersisa, sementara Jung Do dan Boo Mi telah pulang.
Sambil meluruskan otot-ototnya Mi rae melihat hadiah dari anak-anak yang belum sempat di bukanya.
Ternyata sebuah lukisan anak-anak yang cantik, Mi rae langsung mengantungnya. Saat ia mengaguminya terdengar suara pintu dibuka....
Mi rae menoleh dan menemukan jo Gook telah berdiri di belakangnya. Mi Rae menatap Jo Gook malu-malu, “mengapa kau kesini?”.
“Aku ingin mengunjungi walikota. Aku dengar orang-orang mengatakan bahwa walikota yang baru adalah wanita yang cantik.”
Mi rae tersenyum, senyumnya langsung hilang saat mendengar ucapan Jo Gook berikutnya, “Sepertinya dia tak masuk” wkwkwk. Mi rae gak dianggap walikota apa gak dianggap cantik???
“Sepertinya kau hanya mendengar rumornya sepotong, sebenarnya bukan wanita yang cantik, tapi wanita yang SANGAT cantik… aku sampai tak berani kaeluar karena khawatir orang-orang akan mengerumuniku” wkwkwk Mi rae belum sembuh narsisnya
“kalau begitu kau tetaplah disini, jangan pernah keluar” Jo Gook lalu keluar. Mi Rae kebingungan, ia buru-buru mengejar Jo Gook.
Mereka makan malam. Karena makanan enak bernama sop kaldu sapi termasuk bukan makanan mahal, Mi Rae menyatakan akan mentraktir Jo Gook. Mi Rae lalu mencoba menawarkan suapannya pada Jo Gook, ia kecewa saat Jo Gook tak menerimanya. Tapi ternyata bukan itu maksud Jo Gook, menurut Jo Gook prialah yang harusnya menyuapi. Kini tangan mereka menggantung di udara.
“Pria harusnya yang melakukan ini. Jika ia tak membukakan pintu mobil untukmu, jangan pernah masuk. Jika ia tak mengalasi tempat dudukmu, jangan duduk. Jika ia tak membereskan meja untukmu, jangan makan….” Mi Rae tersentuh, ia menatap Jo Gook, “Kau tak pernah melakukannya, kan?” Mi Rae mengeleng kecil,

“Kau harus belajar itu sekarang. Wanita perlu belajar untuk dilindungi dan dihargai”. Mi Rae menerima suapannya, Jo Gook juga memakan suapan yang tadi disiapkan Mi Rae.
“apa ada sesuatu yang spesial tejadi di city hall?” sambil makan Jo Gook mencoba memancing
“tidak tak ada yang terjadi” Mi Rae mencoba menutupi, saat Jo Gook terus menatapnya Mi Rae menanyakan apa ada yang memberitahu Jo Gook bahwa terjadi sesuatu di City Hall. Jo Gook masih mencerna bagaimana cara membuat Mi Rae bicara, saat di dengarnya pengunjung resto merasa mengenali Mi Rae. Jo Gookpun mengajak Mi Rae pergi sebelum ia benar-benar ketahuan.
“memangnya mengapa kalau kita ketahuan? Kenapa kita harus bersembunyi?“
Jo Gook tak menjawab, ia malah menggeser agar Mi Rae pindah ke sisi dalam trotoar, ia lalu menyindir (karena Mi Rae bahkan tak tahu kalau pria itu yang mestinya melindungi, harusnya cewek halan di sisi dalam trotoar, “memangnya seperti apa pria yang pernah kau kencani?”. Mi Rae Cuma bisa mingkem. Hoaa, apa ini berarti mereka mulai kencan??
Mi Rae menunjuk poster Jo Gook, persis seperti yang Jo Gook pernah minta, kalau Mi Rae itu wonder woman, maka ia adalah superman dengan rambut rapih dan otot besar.’gagah dan tampan. Contoh bagus pria berkharisma’.
Jo Gook pura2 tak tahu soal poster itu, padahal jelas banget ia menahan senyum.Jo Gook yang tak tahan dengan pandangan 'kamu ketahuan nyontek'nya Mi Rae buru-buru masuk ke mobilnya.
“kau pergi begitu saja? Tak mau mengantarku?” Mi Rae mengejar Jo Gook
Kalau kau mau di antar, masuk saja… terserah” kata Jo Gook membuka pintu dan duduk di balik kemudi.

Ia heran melihat Mi Rae malah melipat tangan di dadanya.
 
Akhirnya Jo Gook ingat, ia keluar lalu tersenyum membukakan pintu mempersilahkan Mi Rae masuk.
“terima kasih”… mungkin aku wanita yang hanya punya sedikit pesona,.. terima kasih kau membuatku mempercayainya”
Mereka lalu mampir ke taman. Jo Gook sesekali melirik Mi Rae, ia lalu menjulurkan tangan, Mi Rae menyambutnya.




Jo Gook tak kuasa menahan senyum bahagianya begitu juga Mi Rae. Mereka bergandengan tangan sampai duduk di kursi taman.
Mi Rae kembali menanyakan hal yang tadi belum dijawab Jo Gook soal mereka yang harus sembunyi. Jo Gook lalu menjelaskan semua demi kebaikn Mi Rae, orang akan menyangka ia mendukung Jo Gook. Karena Mi Rae sekarang seorang walikota.
Mi Rae kemudian menawarkan mereka bisa bertemu malam-malam secara rahasia, ia tahu tempat-tempat gelap untuk lokasinya.
“Dengan siapa kau pernah datang ke tempat gelap2? dengan opa lengket tetanggamu itu?”
“Apa kau cemburu?”
“Cemburu pada sepatuku?”
“pantas saja Ibumu bilang kau sangat kasar… cemburu bukanlah hal yang memalukan… hanya sedikit membuat malu”
“ibu? Apa kau membicarakan Ibu KU?”
Mi Rae akhirnya mengakui kalau ia bertemu Ibu Jo Gook.
“dimana? Bagaimana kau bertemu dengannya? Apa lagi yang di katakan?
“apa lagi? Sepertinya kau punya banyak rahasia yang tak boleh disebarkan”
“bukan ibuku, aku menanyakan apalagi yang kau bilang pada ibuku? Hal-hal tak berguna”
Mi Rae kesal ia segera bangun begitu mendengar perkataan Jo Gook. Jo Gook bingung ia mengejarnya dan menahan tangannya. "ada apa denganmu?"
 
“ada apa denganku? Hal-hal tak berguna? Apa aku hanya mengatakan hal-hal tak berguna setiap hari? Pantas saja tak ada yang menghormatiku. Jika penasihat kampanyeku saja meremehkanku, siapa lagi yang percaya? Siapa lagi yang akan menghormati walikota sepertiku?” Mi Rae lalu menumpahkan uneg2nya soal ia yang dikucilkan dan dianggap tak ada di city hall. Ia menuduh Jo Gook ternyata sama saja dengan para kepala Dinas yang telah menyakitinya.
Jo Gook minta Mi Rae mendengarkan penjelasannya dulu. Ia justru mengkhawatirkan Mi Rae bisa terluka karena Ibunya, ia kenal betul Ibunya yang takkan peduli sekeras apapun Mira mencoba menarik perhatiannya, “kenapa aku di marahi karena mengkhawatirkanmu?”
Mi Rae sadar telah salah paham, ia mulai melunak, “karena kau tak mengenal Ibumu sama sekali, Ibumu bukan orang seperti itu” Mi Rae lalu mengibaratkan ibunya jo Gook seperti minuman sprite yang bersemangat dan bersih. Sangat menyesakkan diawalnya tapi setelah bersendawa kau bisa mencernanya lebih baik, menyegarkan dan manis.
Mi Rae juga minta maaf, ia mengaku ia melampiaskan kekesalannya pada Jo Gook. Ia juga akhirnya ia mengakui bahwa ia telah mnyebabkan masalah besar soal pembatalan pemindahan City Hall. Yang menyebabkan seluruh kepala dinas mengundurkan diri.
Jo Gook terhenyak, ia meningat kata-kata Goo Hae soal lahan yang kosong itu berarti bisa dipakai untuk membuat ‘rumah’nya BB. Tapi ia tak menatakan apapun soal ‘rumah’ dan BB pada Mi Rae. ”Apa yang akan kau lakukan untuk menyelesaikan masalah ini?”
“Mungkin aku akan membujuk mereka”
“kau tak mungkin menyelesaikannya dengan bujukan… ini pertempuran satu lawan satu”
“Tak ada pertandingan untuk melawan mereka, mereka semua bersatu” jawab Mi Rae khawatir
“siapa yang menyuruhmu melawan mereka perorangan?...temukan kelemahannya dan biarkan mereka yang bekerja… pikirkan apa yang pria berkeluarga paling takutkan?”
“AHAAAA”


^^Have a Great Days temans^^

8 komentar:

drakor lover mengatakan...

Makasih city hallnya Mb. Jadi penasaran lanjutannya. Ternyata narsisnya Mi Rae ditularin ke CSW ahjussi tuh, jadinya waktu jd Dokko Jin narsisnya gk ketulungan.

ai mengatakan...

wkwkwk... bisa jadi... kalo di city hall csw naesisnya cuma 70%... pas di GL narsisnya ketambahan tularan dari Mi Rae jadi 100%!! muhahah

syifamn mengatakan...

akhirnya keluar juga sinop ke 13 part 1 nya.makasih mba ^^

ai mengatakan...

@Syifa... haha, iya nih... city hall terseok-seok...

AIRI ARI mengatakan...

udah ada di MQ ni walaupun baru 10episode muhahahaha*download2 muhahaha

ai mengatakan...

muhaha, dengan sub italiano, muhahaha...

catthy mengatakan...

Mb, tu lagu buat OST ni drama, yg Useobwa/Smile, mb Ai nulisnya yg nyanyiin Cha Dong Ha, SG Wannabe(di postingan Sinops CH eps 3), berarti yg waktu itu bunuh diri ya?

ai mengatakan...

@Cathy... hm, aku baru ngeh.... iya kayaknya ... tapi dia waktu bunuh diri dah keluar dari SG wannabe

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...