Jumat, 23 Desember 2011

[Sinopsis] The City Hall -- Episode 15 part 2

Jo Gook memberi contoh sejarah Winston Churchill yang sangat berjasa bagi Inggris memenangkan peperangan Jerman. Tapi dua bulan kemudian Partai Konservatif yang dipimpinnya kalah dari Partai Buruh. Betapa politik itu tidak punya tata krama, tidak punya respect, dan tidak punya malu. Karena itu ia menghimbau pada para simpatisannya untuk percaya diri dan awas, karena politisi itu paling takut pada mata waspada masyarakat. Lencana emas yang dipakai seorang anggota Kongres itu mewakili suara-suara pemilihnya untuk menjadi abdi negara, bukan sebaliknya malah menjadi tiran.
Mi Rae diam-diam membaur diantara para simpatisan.
“Seseorang pernah berkata politisi harus berkorban bagi kebahagiaan warganya, itu sebabnya aku… “ Kata-kata Jo Gook menggantung, ia terpana melihat bross bandeng yang sangat ia kenali pemiliknya. Mata Jo Gook berkaca-kaca dalam diamnya. Para simpatisan saling pandang bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
Sadar Jo Gook sudah mengenali dirinya, Mi Rae melepas topinya dan berbalik, tapi langkahnya terhenti saat di dengarnya Jo Gook melanjutkan pidatonya…
“Itu sebabnya saya harus membuat keputusan. Apa saya akan mengabaikan anda yang naif dan mudah diintimidasi dan menyerah untuk kebahagiaan saya sendiri? Atau apakah saya menderita untuk kebahagiaan Anda?... Siapa yang bisa membuat keputusan ini dengan mudah? Pilihan ini dapat menyebabkan saya kehilangan banyak hal, tapi saya lebih takut kehilangan Anda. Jadi, meskipun Anda tidak bisa berdiri dengan saya, Saya harap anda tidak akan pergi terlalu jauh. Bahkan jika Anda berdiri melawan saya, Saya harap anda dapat berdiri lebih dekat.”
Sebuah kalimat yang di tujukan khusus bagi Mi Rae, tapi juga mewakili bagi para simpatisannya. Kalimat yang sukses membuat mata Mi Rae dan Jo Gook merah berkaca-kaca, juga sukses mendapat applaus dari para simpatisannya.
Mi Rae pulang menuntun sepedanya seperti mayat hidup. Ia tak menyadari Jo Gook mengikutinya dari seberang jalan.
Ia bahkan menabrak seorang pria yang tengah mengangkut galon! Mi Rae berusaha meminta maaf, tapi si Pria sangat kesal hingga ia terus mengomel. 
Jo Gook langsung menyebrang tanpa memperdulikan kendaraan yang hampir menabraknya.
“Apa ini cukup?” Jo Gook menyodorkan uang dari dompetnya, “Tolong ambil dan hentikan ini”
“Apa yang kau lakukan? Jangan lakukan ini!” Mi Rae mencegah Jo Gook
“Siapa yang menyuruhmu tidak melihat arah langkahmu? Jika kau tidak bisa berjalan lurus, bagaimana kau bisa melakukan hal lain?” Jawab Jo Gook
“Siapa kau? Pacarnya?” Pria tadi mempertanyakan siapa Jo Gook, ia juga terus saja menyalahkan Mi Rae.
“Itulah mengapa ia meminta maaf… Apa tak cukup ia meminta maaf dan membayar semua kerusakan?” Jo Gook tetap menyodorkan uangnya.
Pria itu tak terima, ia merasa Jo Gook sedang memamerkan uangnya dan menyepelekannya. “Wow! Bagaimana aku bisa memiliki nasib buruk seperti ini!”
“kau bernasib buruk? Bahkan lebih buruk dari kami? Wanita ini dan aku memiliki keberuntungan paling buruk. Aku baru saja menyadari hatiku, tapi semua orang menentangku. Di depanku adalah tebing dan di belakangku adalah jurang… Aku sangat menyukainya dan sangat ingin mempertahankannya… Tapi jika ia tetap bersamaku, dia akan mati!... dan jika ia pergi, aku yang akan mati!... Jika kau jadi aku, apa yang akan kau lakukan?”
Si Pria tersentuh, Jo Gook dengan nada memohon meminta si pria memaafkan Mi Rae, Mi Rae yang sudah seharian menangis karena dirinya. Air mata mulai mengalir di pipi Mi Rae.
“Lihat? Bahkan sepatah kata pun dariku membuatnya menangis lagi” Kata Jo Gook tertawa pahit
Si Pria buru-buru mengambil uang di tangan Jo Gook dan membereskan galon-galonnya.
Jo Gook dengan wajah menahan tangis menatap Mi Rae, tangannya terulur hendak menghapus air mata Mi Rae. Mi Rae menolak, Mi Rae menegaskan ia tak punya kekuatan untuk melawan BB, jadi ia mohon Jo Gook menjauh darinya. Jo Gook tak sependapat, ia bertekad untuk makin dekat dengan Mi Rae. Jika Mi Rae tidak bisa mengalahkan BB, maka Jo Gook lah yang akan melakukannya.
“Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku aku ingin menjalani hidup yang berbeda. Aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk berjuang demi kau, jadi ...”
Mi Rae langsung memotong, “Bagaimana kau akan berjuang untukku? Kau bahkan tidak punya nyali untuk membawaku keluar dari ruang itu di hadapannya. Setelah aku mendapat penghinaan, kau juga tak punya nyali untuk mengejarku… Apa yang akan kau gunakan untuk berjuang demiku? Kau bahkan belum terpilih sebagai anggota Kongres. Apa yang bisa kau lakukan? Ku mohon, berhentilah berdelusi… Seorang pria tampan dan cerdas, wanita mana yang takkan tertarik? Anggap saja ini kontra indikasi dari wajah tampanmu… “
Mi Rae juga mengingatkan pelajaran dari Jo Gook, hasil lebih penting daripada proses. Dan inilah hasil yang Jo Gook dapatkan karena menciptakan seorang walikota boneka. Jo Gook tahu kebenaran kata-kata Mi Rae, ia tak bisa menjawab lagi, sambil menahan tangis Jo Gook pergi.
KPU makin sibuk, pemilihan anggota kongrespun dimulai. Terlihat Mi Rae di dalam bilik suara menandai kotaknya Jo Gook.
Dua wanita Jo Gook memantau perolehan suara, Mi Rae di Resto Chicken sementara Goo Hae di apartemennya…
Ketegangan terlihat di wajah tim suksesi Jo Gook, sementara sang pemilik hajat malah bersender dengan mata terpejam di kursi belakang.
Dan sorak soraipun pecah tatkala kemenangan Jo Gook sudah dipastikan. Tapi segera berganti kebingungan, karena Jo Gook tak terlihat lagi di kursinya!!. Soo In pun berusaha mengatasi situasi, ia menelpon Jo Gook.
Sementara itu Jo Gook tampak menyendiri di mobilnya mengabaikan telpon soo In. Tak lama sms dari Goo Hae masuk meminta Jo Gook segera datang. 
Goo Hae segera berbenah, ia mendandani apartemennya dengan suasana romantis juga menandani dirinya untuk menyambut Jo Gook.
Eraser menggratiskan bir dan makanan pembuka bagi pengunjung restonya malam itu. Ia lalu terlihat bingung karena Alba yang masih di basecampnya Jo Gook belum datang, jadi ia tak bisa mengirim ayam goreng delivery order. Mi Rae yang mendengarnya langsung menawarkan diri, ia meyakinkan takkan ada yang mengenalinya sebagai walikota karena hari sudah malam.
Mi Rae memarkir sepedanya, sejenak ia mengagumi rumah besar nan indah di hadapannya. Karena tak ada yang menjawab belnya, Mi Rae berteriak memberitahukan kedatangannya. Pintu terbuka, Mi Rae terkejut melihat orang yang ada di hadapannya.

“Wanita macam apa yang memiliki suara nyaring? Apakah kau ingin membangunkan semua anjing tetangga?” Jo Gook tersenyum, ia berusaha menggoda Mi Rae. Melihat Mi Rae diam saja, Jo Gook mengaku dialah yang memesan ayam goreng itu, dan dia sengaja menyewa rumah itu agar mereka berdua bisa membuat pesta perayaan, perayaan kemenangan Jo Gook.
Mi Rae mengaku sudah tahu, tapi ia berusaha tak terpengaruh. Dengan dingin Mi Rae menyodorkan ayam yang di bawanya dan minta bayaran.
“Apa kau tidak memberiku selamat?”
“Selamat… Semuanya 13.000 won, silakan.”
“Kau tidak bisa mencatatnya di tagihanku?”
“tidak”
“Tolong, sekali ini saja?”
“Aku tidak mau…. Kau bisa mengirim uangnya langsung ke restoran” Kata Mi Rae, ia tetep keukeuh dengan pendiriannya dan segera pergi.
Jo Gook menahan tangan Mi Rae, Mi Rae melepasnya dan melanjutkan langkahnya.
Jo Gook mengejar dan langsung memeluknya. Jo Gook mengakui semalaman memikirkan cara agar bisa bertemu Mi Rae, jadi ia minta tolong pada Eraser untuk membantunya dan menunggu di rumah itu selama lebih dari dua jam. Jadi ia minta Mi Rae jangan pergi dulu. Tagihan 13 ribu wonnya akan ia bayar besok pagi.
Jo Gook mengeratkan pelukannya, “Sepanjang hari, aku ingin melihatmu. Ketika aku melihatmu, aku ingin memelukmu. Ketika aku memelukmu, aku tak ingin membiarkanmu pergi… Aku tak yakin, tapi kurasa aku mencintaimu…”
Mi Rae berbalik, ia menyerah pada ungkapan cinta Jo Gook. Dengan mata berkaca-kaca ia menyatakan akan tetap tinggal, langsung membuat wajah Jo Gook sumringah.
“yang harus kulakukan adalah tinggal di sini, kan? Setiap hari, yang harus lakukan adalah
tetap tersembunyi di tempat-tempat seperti ini. Di depan orang lain, kita tidak bisa
berpegangan tangan, tidak bisa berjalan bergandengan tangan. Setiap malam, kita akan bersembunyi di tempat-tempat seperti ini dan tertawa bersama, benar kan? Bersembunyi dari mata waspada dari pria menakutkan yang mengancamku?” Kata-kata Mi Rae ini sukses membuat senyum Jo Gook berubah jadi wajah prihatin.

“Dulu, aku tak pernah takut apapun, karena aku tak punya sesuatu yang ku khawatirkan. Tapi sekarang berbeda. Aku bertanggung jawab atas 130.000 orang….. “. Kalau bagi Jo Gook, Mi Rae adalah topan yang bisa membuat Jo Gook kehilangan segalanya (bila bersama Mi Rae). Begitu juga bagi warga kota Inju, Mi Rae adalah topan. Mi Rae mengaku tak bisa memilih, ia tak bisa kehilangan warga Kota Inju atau Jo Gook.
Jadi Mi Rae minta Jo Gook jangan pernah mengatakan ‘bukan salah Mi Rae jika Jo Gook pergi’, jangan lari, juga jangan memintanya pergi. Mi Rae memeluk Jo Gook erat di iringi derai airmatanya. 
Malam itupun mereka habiskan bersama. Mi Rae berjingkat pergi dengan senyuman di wajahnya, sementara Jo Gook yang pura-pura tidur juga tak bisa menahan senyumnya.
Sementara itu Goo Hae yang sendirian dengan pakaian cantik tak lagi bersabar. Ia menelpon wartawan yang tempo hari memberinya foto-foto Jo Gook untuk mempublikasikannya di koran esok.
Esoknya Jo Gook dilantik, ia melakukan upacara penghormatan. Ia juga merayakan kemenangannya dan menyambut kedatangan orang-orang penting. Perhatian para tetamu undangan seketika mengarah pada seorang wanita dengan dandanan yang sedikit berbeda. 

Dialah madam Jung (ingat episode awal-awal saat walikota terkena skandal dengan madam Jung? Ini orangnya). Madam Jung ternyata adalah teman ibunya Jo Gook saat di bar dulu. Sikap akrab madam Jung yang memang kenal Jo Gook kecil tak urung mengundang tanya, apalagi madam Jung sempat meremas pantatnya Jo Gook, wkwkwkwk. yang pernah nonton On Air mungkin kenal ma pemeran madam Jung ini, dia yang jadi managernya Penulis seo.

Jo Gook memberi sambutan kepada para tamunya, ia berjanji akan bahu membahu dengan walikota Shin Mi Rae untuk kemajuan Kota Inju. Jo Gook mempersilahkan para tamu menikmati minuman, sementara ia menarik Soo In karena tak menemukan Mi Rae di antara para tamunya.

Soo In memberitahu bahwa Mi Rae langsung menuju City Hall setelah upacara pelantikan di monumen para korban perang tadi. Jo Gook minta Soo In mengundang Mi Rae datang untuk memberi laporan tentang urusan kota.
“Bukankah seharusnya Walikota melaporkaan tentang urusan kota? Kenapa dia tidak datang?
Siapa bilang dia bisa pergi? Tidakkah kau setuju?” Melihat Soo In yang terus menatapnya aneh, Jo Gook akhirnya dengan suara pelan memohon minta Soo In setuju saja, dan mengundang Mi Raee untuk segera datang, haha.
Sementara Mi Rae memang sedang sibuk, ia rapat dengan para stafnya untuk menggodok masalah perencanaan RS Kota, bantuan makanan selama masa panen, dan penyediaan mesin pertanian gratis. Kinerja Trio walikota yang dijuluki "Kepala Biro Over Flowers" (plesetan Boys Over flowers) membuat Mi Rae bangga, ia senang para stafnya bisa bekerja optimal.

Sementara proyek terdahulu sedang di godok, Mi Rae mengajukan usulan proyek baru, sebuah Pabrik yang bisa memasok kebutuhan gas kota. Kepala Ji mebeberkan beratnya proyek itu dari segi biaya maupun pasokan. Tapi Mi Rae meyakinkan mereka pasti bisa, walau sulit hal itu bukanlah sesuatu yang tak mungkin. Kalau belum bisa memenuhi kebutuhan gas kota, mereka bisa mulai dari desa.

Sebelum bubar, Jung Do memberitahu bahwa anggota kongres Jo meminta Mi Rae untuk menemuinya dan melaporkan urusan Kota.
“Omo! Lucunya… Orang yang tertarik pada urusan kota lah yang seharus datang ke sini. Kenapa aku harus pergi? Walikota tidak harus menurut pada anggota, kan?” Mi Rae berusaha menutupi kegembiraannya. Padahal dia mah seneng2 aja ketemu Jo Gook.
Jung Do meyakinkan Mi Rae untuk tak mulai meributkan siapa paling berkuasa. Jo Gook adalah anggota Kongres mereka yang baru terpilih. Jadi secara etika kesopanan, wajar kalau Mi Rae menjenguknya.
Mi Rae pun memberikan laporannya pada Jo Gook yang tak berhenti membelai dan mengelus tangan Mi Rae. ckckck, mana bisa konsen ngasih laporan kayak gini mah. Tanpa melepas tangan Mi Rae, Jo Gook menanyakan darimana Mi Rae akan mendapatkan dana dengan proyek sebanyak itu. Mi Rae menjawab dana yang dipakai dana alokasi relokasi City Hall yang batal, selain itu ia juga telah mengajukan dana tambahan ke Dewan. Kalau masih belum cukup juga, berarti Mi Rae harus mengajukan dana ke provinsi.
Mi Rae bingung bagaimana caranya ia ke kantor Pemerintahan Provinsi. Jo Gook memberitahu Mi Rae untuk naik mobil dinas dan memerintahkan supir mengantarnya ke kantor Gubernur. Disana Mi Rae ke resepsionis dan bilang kalau ia walikota Inju dan bermaksud mengajukan permohonan dana.
Jo Gook mengingatkan Mi Rae untuk datang tiap hari melapor soal kota padanya, harus Mi Rae langsung tanpa mewakilkan pada siapapun.
“Bagaimana jika aku sibuk dan tak bisa datang?”
“Datang saja. Kau harus bisa memisahkan pekerjaan dari kehidupan pribadimu… atau aku yang akan datang menemuimu untuk mendengar laporan.”
“Apa Walikota harus datang tiap hari untuk melaporkan keadaan kota? Sangat lucu… Apa aku tak punya hal yang harus ku kerjakan??” Mi Rae melepaskan tangannya dan berdiri mengeluarkan sebuah hadiah dari kantong kertas yang di bawanya.
Sebuah lampu meja untuk membantu Jo Gook kerja, lampu yang di klaim bisa membantu mengatasi kelelahan mata, makanya Mi Rae ingin Jo Gook bekerja keras.
Tapi Jo Gook tak butuh lampu, agar ia bisa kerja keras Jo Gook butuh pelukan. Jo Gook merentangkan tangannya. Awalnya Mi Rae menolak, tapi ia lalu pasrah di peluk Jo Gook. Jo Gook bersiap mencium Mi Rae saat tiba-tiba pintu terbuka.
Jung Do dan Soo In menghambur masuk, otomatis Jo Gook dan Mi Rae saling menjauh dan pura-pura sibuk, wkwkwkwk.
Baik Jung Do maupun Soo In hampir berbarengan memanggil boss masing-masing.
Mi Rae menerima laporan dari Jung Do soal ditolaknya semua proposal proyek dan anggaran dana mereka.
Sedang Soo In melaporkan soal akan di publikasikannya foto Jo Gook bersama Mi Rae di hotel tempo hari.
beginilah reaksi keduanya.....

Have a Great, Great Day pokokna mah...

3 komentar:

Allisa mengatakan...

tetehhh kapan lanjut lagi donk k episode 16?ga sabar ini..dvd pnya aku subnya kacau..om CSW sumpaaahh makinnn hott ajahhhhh..eh btw salam kenal :)

ai mengatakan...

16 part 1 udah, part 2 nunggu jadwal seminggu lagi juga terbit....

Cara Pengobatan Alami Penyakit Asma mengatakan...

Articelnya sangat luar biasa, thank's infonya !

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...