Senin, 21 Februari 2011

[Rekap] The City Hall -- episode 2

lagu ini juga asyik di denger, cocok buat yang lagi mellow :P
OST The City Hall: Booranhan Sarang (Uncertain Love) - by Horan of Clazziquai (klik link buat download)

Shin Mi Rae masuk mengantarkan minuman, ia berusaha tidak ikut campur dalam perdebatan dua orang atasannya tapi matanya tak bisa lepas dari dokumen kontes yang menyebutkan hadiah utamanya uang 20 ribu dollar. Jo Gook terus mengelak, menurutnya jika tanggung jawab ini ia terima, bisa2 kontes baru di adakan tahun depan. “Bagaimana Anda bisa menetapkan orang yang bahkan belum tahu di mana letak stadion kota menerima sebuah proyek besar?”
Jo Gook melirik Mi Rae, ia berusaha mencari dukungan, lalu mengambil tag nama Shin Mi Rae yang tergantung di lehernya, “Apakah kau setuju dalam hal ini, nona Shin Mi Rae?“

Mi Rae yang masih tercengang melihat angka hadiah 20ribu dollar di dokumen refleks menolak, “Bagaimana kau bisa berkata omong kosong seperti itu? Bagaimana bisa kau akan menunda acara tersebut? ... Cukup setujui dan lakukanlah!! “
Jo Gook terkejut mendengar jawaban Mi Rae, ia tahu telah salah langkah, wkwkwk.

 
Merasa belum cukup, Mi Rae kembali melanjutkan. “Apa nya yang sulit, bukankah cukup bawahanmu yang melakukan semuanya? tidak perlu tergantung pada wakil walikota untuk melakukannya. Ini adalah peristiwa senilai 20rb dollar yang paling ditunggu banyak orang!!” tapi Mi Rae meralat “maksudku ini bisa jadi mimpi dan aspirasi bagi seseorang”
Jo Gook merasa kesal, ia lalu meminta Mi Rae untuk keluar.
“Kau meminta pendapatku, dan sekarang kau memintaku untuk keluar?”

Walikota Boo shil membela Mi Rae yang mendukungnya, menurutnya Mi Rae saja yang PNS tingkat 10 bahkan lebih paham dari pada Jo Gook. “Acara ini adalah impian dan aspirasi. Aku telah memintamu untuk melakukannya, kau hanya tinggal melakukannya saja."

Pintu diketuk, Lee Jung Do yang masuk. Walikota memasang senyum cerah, ia lalu memberitahu Jung Do bahwa acara kontes kecantikan akan diserahkan pada Wakil Walikota dan meminta agar Jung Do dan Jo gook bekerja sama untuk menyukseskannya. “Aku berharap kejutan menyenangkan dari kalian berdua.”
Shin Mi Rae tersenyum sendiri, ia telah berhasil!!

Jo Gook keluar dari kantor Walikota berbarengan dengan Jung Do. Jo Gook lalu meminta maaf pada Jung Do, karena sebenarnya ia sendiri belum memutuskan akan menerima tugas dari walikota itu. Lee Jeong Do menjawab diplomatis, “Ketika Walikota telah memberi tugas, tugasmu hanya menerima dan melakukannya, itu adalah tanggung jawabmu sebagai Wakil Walikota.” Jung Do juga menegaskan bahwa terlalu lama membahas hal itu sama membuang-buang waktu.
Jo Gook menahan kesal, akhirnya ia meminta agar Jung Do mengabaikan bahwa Jo Gook terlibat, ia hanya ingin Jung Do melakukannya tanpa harus melibatkannya, lalu berjalan pergi
 
Jung Do menatap punggung Jo Gook sambil tersenyum, “Mari kita lakukan bersama-sama. Aku juga berpikir ini mengganggu, namun bagaimanapun, kita tidak bisa merusak kepercayaan yang telah diberikan pada kita.”Jo Gook tertegun, ternyata Jung Do tak semudah di taklukan seperti yang ia kira.

Jo Gook masuk ke ruangannya, ada Soo In asisten pribadi sekaligus teman terpercayanya disana. Jo Gook membahas ini dengan  Soo In (yang keren, ganteng, dan tinggi walau tidak setinggi Jo Gook, satu kelebihannya, ia masih muda). Mereka tahu ada alasan dibalik rencana walikota menyerahkan tanggung jawab kontes itu padanya, tapi Jo Gook tidak khawatir, hanya merasa aneh dan bosan dengan semua itu.

Jo Gook juga bertanya-tanya apa perbuatan kekanak-kanakan yang pernah dia lakukan saat bekerja di tingkat pemerintah provinsi, yang membuatnya pantas menjadi target walikota dan kroninya untuk menggertak dia.
Mi Rae masuk mengirimkan minuman, ia mencoba menarik perhatian Jo Gook, mencoba berbagai cara untuk terlihat memikat dan imut. Melihat pandangan tajam Jo Gook, ia mencoba berbasa-basi, “Aku khawatir jangan sampai kau berada di kantor Walikota tapi tidak mendapatkan minuman, apalagi aku merasa sedikit kamu mengharapkannya (kopi buatan Mi Rae), bukan?"
 
Jo Gook menatap Mi Rae dengan ngeri, ia buru2 membuat catatan pada bagian belakang dokumen kontes, memberikan perintah agar Soo In segera membunuh gadis gila itu. Soo In bingung dan terkejut membacanya, ia dengan sopan mengucapkan terima kasih pada Mi Rae. Soo In terus menatap Mi Rae yang tak juga pergi, ia juga sepertinya mencari tahu apakah Mi Rae benar2 gila seperti yang dibilang Jo Gook.
Shin Mi Rae memberanikan diri bertanya pada Jo Gook soal kontes, ia ingin tahu apakah benar Wakil walikota Joo Gook lah yang akan bertanggung jawab.
“aku belum memutuskannya” jawab Jo Gook cuek
"Tentu harus iya. Aku telah melihat salinan dari proposalnya, menurutku isi dari proposal tersebut benar-benar hebat. Acara itu dapat memproyeksikan kemampuan para PNS. Meskipun sulit dan berat, aku akan ingin berpartisipasi“
WajahJo Gook benar2 terkejut dan terlihat mual sementara Soo In menganga, saat Mi Rae mengatakan bahwa ia akan ikut kontes sambil memamerkan lekuk S tubuhnya, wkwkwk ni ahjumma gila nya emang mendarah dagingMi Rae juga mulai menceritakan betapa cantiknya dia sebenarnya, dan bagaimana orang-orang heran melihat betapa dia terlihat seperti boneka, tapi Jo Gook menyela omongan Mi Rae; “Shin Mi Rae-ssi!"
“Ya?” Mi Rae menjawab dengan malu-malu
“jenis boneka apa yang kau maksud? Shrek? King Kong? Alien?” wuih sadis nih ahjussi
Mi Rae terdiam, ia terlihat kaget mendengar jawaban kasar dari Jo Gook. "Apakah seseorang pernah menyebutkan hal ini kepada kau sebelumnya ...“, Mi Rae sejenak diam lalu mulai menguasai diri dan tersenyum, “isi ulang kopi gratis." wkwkwkw, bukan Mi Rae namanya kalau mati kutu cuma karena di kata2in.
 
Dan hari2 Jo Gook pun mulai tak tenang, Mi Rae yang tergiur dengan hadiah utamanya terus menempel pada Jo Gook, meyakinkannya agar ia bisa ikut serta dalam kontes. Saat di perpustakaan kantor, ia bahkan menunjukkan album fotonya yang berpose bersama ikan Hering. Jo Gook awalnya gak ngeh, “Wall paper, pengecatan, sekarang bisnis ikan?”
Mi rae tersenyum kecil, ia menjelaskan itu bisnis ibunya selama kurang lebih 50 tahun, hingga menurutnya tak ada lagi yang lebih cocok untuk kontes kecantikan ikan Hering daripada dirinya. Jo Gook merasa telah cukup mendengar, ia lalu meninggalkan Mi Rae.
 
Lain waktu Mi Rae mengejar Jo Gook mencoba mengikuti langkah2 kaki Jo Gook yang panjang dan mulai menceritakan bahwa ia cantik jika memakai hanbok, ia juga menjabarkan kecantikan itu bukan cuma masalah fisik, ia menyebutkan nama2 terkenal seperti bunda Theressa dan Joan of Arc yang juga mempunyai kecantikan hati.
Jo Gook cukup kesal dan berbalik dengan cepat, yang menyebabkan Mi Rae tidak sempat berhenti dan menabraknya, selama sepersekian menit mereka terpaku pada posisi seperti Mi Rae memeluk Jo Gook. Mi Rae mulai sadar dan mundur perlahan. “sampai seberapa jauh kau akan terus menggangguku?”
Mi Rae menatap Jo Gook yang masuk keruangannya. Perlahan ia membuka pintu dan melemparkan album fotonya lalu buru2 pergi. Soo In membuka pintu dengan album ditangannya ia celingukan mencari tahu siapa yang melempar album itu ke dalam.
Jo Gook belum aman, Mi Rae belum akan berhenti. kali ini Mi Rae bahkan mengikuti Jo Gook dan Soo In ke kolam renang. Mi Rae menutupi tubuhnya dengan kain pantai, sedikit menyembunyikan wajahnya dan berlenggak-lenggok melewati Jo Gook dan Soo In. Dari gaya dan aroma rambutnya, Jo Gook sepertinya sudah tahu siapa wanita itu, tapi matanya terus menatap Mi Rae seperti ingin tahu apa lagi yang akan di lakukan Mi Rae.
Mi Rae membuka kaca matanya berputar, dan memasang wajah manis.
“apa yang kau lakukan disini?” Jo Gook setengah membentak Mi Rae
“aku memiliki kemampuan untuk melakukannya, jadi aku harus melakukannya“
“Apa yang dapat kau lakukan?”
Dan taraaaaaa, Mi Rae pun membuka kain pantainya memperlihatkan tubuhnya yang hanya memakai pakaian renang (ini udah di sensor yak..). wkwkwkwk. In Soo dan Jo Gook kaget dua2nya reflex berbalik dan menutup mata mereka, "Kenapa kau melakukan ini, Jika kau ingin ikut, maka ikutlah seperti maumu.....itu terserah“Jo Gook berseru pada Mi Rae setelah memastikan Mi Rae membungkus tubuhnya lagi dengan kain pantai,
Mi Rae dengan sedih mengakui bahwa ada batasan usia dalam kontes yang membuat ia tidak bisa masuk. Maksimal batas usia 24 tahun, sehingga Mi Rae tidak bisa ikut, ia ingin agar Jo Gook menaikkan batas usia menjadi 34 tahun.
“Apa dengan menaikan batas usia maka ini akan selesai?”
Mi Rae merasa Jo Gook dan Soo In yang tetap mau memandangnya saat ini adalah modal, menurutnya ia akan tampil bagus dalam pakaian renang. Jo Gook membela diri lalu menunjuk perut Mi Rae, "itu karena kami sangat ingin tahu apa lagi yang akan kau lakukan. lagipula perutmu terlihat buncit."
Mi Rae nyengir, “akan segera kuhilangkan, tidak mudah untuk mengurangi berat badan dengan cepat”,
 
Tiba2 ponsel Mi Rae berdering dan itu dari debt collector. Mi Rae menjawab dengan tenang lalu menutupnya, tapi telpon kembali berbunyi dan ia buru2 mencopot baterai kartunya. “sampai dimana kita?” Ia terus menatap Jo Gook. Jo Gook mulai kesal, ia meminta agar Soo In menelpon polisi karena ada seorang wanita yang terus mengikutinya.
Soo in tanpa rasa bersalah mau meminjam ponsel Mi Rae untuk menelpon polisi karena ponselnya ia tinggal di loker. Mi Rae punya cara ajaib untuk menolak, ia menjawab kebaikan hatinya juga ia tinggal di loker, lalu pergi, wkwkwkwk.
"Gila… benar2 gila” komentar pertama Jo Gook setelah Mi Rae tak ada
“Sepertinya dia sangat menikmati momen2 ini"
“Apa yang akan kita lakukan?“
"Apa?" Soo In bingung arah pembicaraan Jo Gook
“ada apa denganku? aku sudah tidak merasa kalau dia itu aneh!” wkwkwkwk, ini indikasi Jo Gook mulai suka Mi Rae atau sudah menyadari bahwa Mi Rae ‘melakukan segala cara’ tanpa memperdulikan rasa malu, harga diri atau apapun, karena dia memiliki sebuah tujuan??.


 
Dikamarnya Mi Rae berpose di depan cermin, ia membayangkan dirinya menjadi peserta kontes, lalu ia kesal mengingat saat ia akan jatuh dan di tahan Jo Gook tapi kemudian dilepas hingga ia tersungkur. Mi Rae mulai membuat rencana, ia menelpon teman2nya di restoran Mexico.

Esoknya terjadi kehebohan di Divisi Budaya dan Pariwisata, situs kontes kecantikan dipenuhi oleh komentar2 menentang mengenai kriteria dan standar sebagai ukuran yang dipakai dalam kontes.

Kehebohan sampai ke kuping walikota, ia meminta Asistennya membereskan masalah itu. Tapi kehebohan segera berganti, karena secara mendadak Gubernur akan datang.
 
Gubernur disambut oleh banyak staf di tangga masuk balaikota. Walikota mengulurkan tangannya pada Gubernur, tapi gubernur memilih menjabat tangan Jo Gook. Semua yang ada disitu terkejut.
 
Didalam ruangan walikota, Gubernur mengatakan ia tidak lama hingga merasa tidak perlu di suguhi, ia mampir ke inju karena dalam perjalanan menuju Seol. Gubernur sedikit menanyakan keadaan kota, bahasan menyinggung dana untuk rencana pemindahan balaikota. Ia menyinggung rencana walikota yang menurutnya bukan hal mendesak, padahal banyak hal penting lain yang memerlukan dana dari propinsi. Gubernur makin mempermanas keadaan saat ia memilih menghabiskan waktu lebih lama di ruangan wakil Gubernur.

Walikota kesal, ia lalu mengutus Mi Rae untuk menyediakan teh (=baca menguping). Walikota berpesan tehnya harus yang diberikan oleh Nyonya Jung, dan berpesan untuk mengatakan bahwa teh itu dapat meningkatkan testosteron
 
Di kantor Jo Gook, Gubernur dan Jo Gook membahas rencana untuk menggeser posisi Anggota Dewan Majelis Propinsi Boo Jung Han dan Walikota Inju. Ketika Mi Rae memasuki kantor untuk menyediakan teh, Gubernur yang melihat Mi Rae mengira Jo Gook mulai mengganti selera (biasanya yang bekerja di sekitar Jo Gook hanya wanita2 cantik ). Jo Gook menyanggahnya, ia mengatakan bahwa Mi Rae dari kantor walikota. Gubernur langsung menuduh Mi Rae itu mata2 walikota, tapi Jo Gook menenangkannya dan mengatakan bahwa Mi Rae ada dipihak mereka dan sengaja membahas hal rahasia dengan suara sejelas2nya. Sambil berbicara Joo Gook terus memperhatikan wajah mi Rae, memastikan MiRae mendengarnya dengan jelas. Setelah selesai menyajikan teh, Mi Rae pamit keluar.


 
Trio balaikota plus Jung Do istirahat sambil minum kopi dari mesin, mereka sedikit menyinggung soal wakil wali kota. Mereka membahas akan berada di pihak mana, walikota kah? atau Wakil walikota kah? Kepala Ji kesal pada Jo Gook yang tak mau turut dalam strateginya.

Gubernur akhirnya pulang diantar banyak staf balaikota. Walikota memasang wajah kesal karena Jo Gook pergi dari barisan saat ia dan yang lain blm mengangkat badan mereka dari posisi membungkuk.

Walikota buru2 masuk dan menanyai Mi Rae soal apa yang didengarnya dari obrolan Gubernur dan Jo Gook, Mi Rae yang tidak ingin dimanfaatkan oleh Jo Gook ataupun Walikota, memberi jawaban tentang garis besarnya saja, yaitu masalah pemilu. Walikota yng sadar takkan mendapatkan berita apapun dari Mi rae dengan kesal masuk ke ruangannya, ia tak sadar rambutnya hampir copot.

Hae Ri yang tahu kalau Mi Rae menyembunyikan apa yang di dengarnya pada walikota ikut2an kesal, ia lalu menyuruh Mi Rae ke perpustakaan mengembalikan setumpuk buku.

Di perpus Mi Rae misuh2 sambil mengembalikan buku di raknya, Ia kaget menyadari Jo Gook mendekatinyanya. Hm, biasanya Mi Rae yang nyari2 Jo Gook, kini malah kebalikannya.
Jo Gook berbasa-basi memuji teh Mi Rae.
“Teh yang kau sajikan sepertinya bagus, dapatkah aku mendapatkan isi ulang teh itu?”
Mi Rae menatap Jo Gook tanpa jawaban, Jo Gook melanjutkan kata2nya, “kau mendengarnya? Yah, mungkin di suatu tempat, apakah kita bisa pergi untuk minum teh?"
 
“Tidak…”
“Mengapa tidak? “
“Bagaimana King Kong dapat berbagi teh dengan manusia? aku lebih suka pisang”
“kau masih tersinggung dengan ucapanku?”
Mi Rae yang tahu Jo Gook berbasa-basi langsung menembak tepat sasaran, “apa kau ingin tahu, apa aku bercerita sesuatu kepada walikota?”
“apa kau tidak mengatakan apapun?”
“mengapa tidak? aku kan suka bergosip” jawab Mi Rae, ia lalu menganjurkan agar Jo Gook lebih baik mempersiapkan diri saja dalam untuk pemilu, dan kemudian pergi meninggalkan Jo Gook yang melongo.
“dia itu cerdik atau polos sih?” Jo Gook kaget karena Mi Rae tahu pasti ia sengaja memberi umpan informasi pemilu.

Jo Gook kembali ke kantornya dan terkejut mendapati Jung Do menunggunya. Jung Do melaporkan rencana awal pelaksanaan kontes, namun Jo gook meremehkannya. Jo Gook mengelak mengerjakan proyek itu dan mengatakan lakukan semuanya terserah pada Jung Do.
Jung Do menjawab bahwa semua harus sepersetujuan Jo Gook yang akhirnya membuat Jo Gook mengalah, ia mulai memeriksa anggaran dalam dokumen dan mempertanyakan anggaran yang tanpa sponsor satu pun. Staf yang menemani Jung Do menjawab itu karena kebiasaan dari Walikota yang menjaga wibawa dan jujur. Jo Gook langsung memotong, “Jadi kita bisa jadikan itu sebagai tema utama, berwibawa dan jujur !! baiklah rapat selesai” ia lalu berdiri dan akan pergi.

Jung Do menghentikan langkah Jo Gook dengan kata2nya, “Sebuah pertemuan harus dilakukan dengan baik, baru akan ada hasilnya. Mencari alasan untuk menghindari tanggung jawab, semua orang tahu bagaimana melakukan hal itu”
Jung Do benar2 mengeluarkan kata2 telak, dengan sopan tapi tegas ia meminta agar Jo Gook bisa bekerja sama, dan tidak acuh. Jo Gook berbalik saling menatap dengan Jung Do, Jo Gook jelas2 terkejut karena sepertinya ia telah salah lagi dalam menilai Jung Do.
Joo Hwa menunjungi pasar, ia mulai tepe2 dan tentu saja itu cuma buat publisitas. Ia mendatangi satu persatu pedagang dan berbasa-basi menyapa mereka. Tiba di kios nenek tua (yang tempo hari dikasih susu hangat oleh Mirae), joo Hwa kembali berbasa-basi dan langsung memegang tangan nenek yang terluka. Nenek itu menegurnya, ia minta Joo Hwa pergi kalau tidak ingin berbelanja di tempatnya. Joo Hwa terpaksa menyanggupi membeli, ia mencoba menawar 50 sen. Nenek lalu bertanya apa yang akan dilakukan Joo Hwa dengan uang 50 sen itu, bagi nenek 50 sen sudah cukup untuk membelikan pinsil dan buku bagi cucunya. Joo Hwa tersudut, ia terpaksa membayar $2nya. Diperjalanan pulang sambil misuh2 ia membuang belanjaan dari si nenek dan mengelap tangannya, “aku bahkan tadi memegang tangannya”
 
Malamnya, sesuai saran Joo Hwa untuk mengetahui siapa saja orang yang berada di kubu walikota setelah kejadian memalukan saat kedatangan Gubernur, Walikota mengadakan acara makan malam. Di luar dugaan yang datang hanya 5 orang termasuk trio balaikota dan Joo Hwa, sedangkan yang lain dengan berbagai alasan tak ada yang datang. Walikota menatap Joo Hwa, “Bahkan jika orang lain tidak bisa datang, bukankah setidaknya Kepala Lee harus muncul?. kau bahkan tak bisa menyuruh suamimu datang”. Joo Hwa merasa tak enak pada walikota.
 
Jung Do sampai kerumahnya disambut dingin oleh Joo Hwa. Joo Hwa mengomentari Jung Do yang bahkan tak mau berbasa-basi mendukung istrinya. Jung Do berkilah ada hal yang bisa dan tak bisa ia lakukan bahkan untuk istrinya. Ia tak suka dengan sepak terjang Joo Hwa, ia terlalu mengenalnya. Ia tahu pasti Joo Hwa lah yang menyarankan Kontes kecantikan untuk mendapatkan uang. Joo Hwa merespon dengan mempertanyakan apakah suaminya mempunyai ambisi untuk menaikkan karir di pemerintahan, bukan hanya menjadi kepala dinas Pariwisata?
“setiap kau berkata begitu, aku berharap kau adalah laki2, agar aku bisa memukulmu” ia lalu masuk kekamarnya (mereka pisah kamar dah 2 tahun) meninggalkan istrinya yang kecewa.
Jo Gook yang mendengar acara makan malam walikota lalu mulai mengatur strategi, ia mengundang para kepala dinas menghadapnya. Lalu menanyai mereka satu persatu, sambil menegaskan betapa pentingnya keberadaan Jo Gook di Inju, dana untuk pemindahan balaikota misalnya yang keputusannya ada di tangannya. Seperginya para kepala dinas dari ruangan Jo Gook, Soo In mempertanyakan sikap Jo Gook yang menurutnya sebagai provokasi mencari musuh. Sebaliknya Jo Gook menganggap itu sebagai rangsangan kepada para staf balaikota. Malam itu ia berencana membuat acara serupa dengan wakilota.
“malam ini? setelah kejadian tadi menurutmu mereka akan datang?” Soo In terhern2.
Dan saat makan malam, yang datang hanya Trio balaikota (bisa disimpulkan tsikap asli rio ini sebenernya gimana??? mendekat ke arah yang kira2 bisa menguntungkan, gak punya pendirian).
Kepala Moon dan Byeon terkejut, karena malam itu Kepala Ji yang biasanya dengan tegas menolak merapat pada wakil walikota, malam itu justru sebaliknya.

Dalam perjalanan pulang, Jo Gook dan Soo In membahas para kepala dinas yang datang saat makan tadi. Mereka lalu memikirkan cara lain untuk mencari kelemahan walikota. Tapi ia melihat hal yang menarik, dan meminta Soo In menepikan mobilnya.
Jo Gook mengawasi Mi Rae yang sedang berkutat membersihkan poster2 kontes sambil ditertawai anak2 di sebuah halte.
 
Jo Gook turun dari mobilnya dan mendekati Mi Rae. Mi Rae kaget melihat Jo Gook dan ia akan pergi pura2 tak melihat, tapi akhirnya berhenti karena namanya di panggil. Mi Rae menjawab pendek ia sedang kerja lapangan saat Jo Gook menanyakan apa yang dilakukannya. Mi Rae juga menambahkan itu semua karena salah Jo Gook.
Jo Gook mengerti, untuk permintaan maafnya ia akan menunggu Mi Rae hingga selesai dan ingin mengajak minum. Lagi2 Mi Rae menolak, ia bergegas pergi meninggalkan jo Gook.
Malam itu Mi Rae melewatkan malam dengan mengobrol dan minum bersama teman2nya di Mexico and the Chicken. Mi Rae yang tahu Jo Gook tidak mungkin menyetujui merubah aturan untuk menaikkan batasan umur mencetuskan ide sabotase tahap 2. Ia terus meyakinkan teman2nya agar dapat mendukung idenya.
 
Jo Gook menghentikan mobilnya, ia menatap billboard Mexico and the Chicken.
 
Ingatannya melayang, bertahun silam saat billboard itu masih memakai nama lain, di beranda Jo Gook kecil dan ibunya berdiri bergandeng tangan. Ia bisa merasakan tangan ibunya gemetar mencengkram amplop tebal (sepertinya uang) sementara ibunya itu menatap lurus dengan ekspresi menahan marah. Seorang pria (BB) duduk dibangku belakang mobil, tanpa menoleh pria itu pergi meninggalkan mereka.
Mi Rae permisi mengambil tambahan cemilan, tak berapa lama Jo Gook masuk. Jo Gook menatap berkeliling mengingat2 tempat itu. Jo Gook berkata tempat itu berubah banyak saat pemilik restoran mendekati mejanya. Pemilik restoran berkata tempat itu sudah 5 tahun tidak di renovasi dan menebak Jo Gook pasti sudah lama tidak kesana. Pemilik resto lalu meminta Mi Rae yang kebetulan sedang mengambil makanan untuk sekalian mengambilkan minum.
Jo Gook dan Mi Rae sama2 kaget , “kau juga pelayan di sini?” Mi Rae menyangkal, “mana mungkin pegawai pemerintahan bekerja di sini? aku juga pelanggan…..” Mi Rae kemudian membawa baki yang dibawanya ke meja sebelah. Ia membuka salah satu botol.
“lalu kenapa kau disini?” tanya Mi Rae tanpa menatap Jo Gook
Jo Gook menerawang, ia lalu bercerita mengenai tempat itu yang sudah seperti tempat main baginya. ia mengingat tempat itu yang dulunya bar dengan wangi parfum murah, dan kalender vulgar.
“Oh! kau pernah bekerja di sini sebagai seorang pelayan“ Mi Rae menyimpulkannya dengan asal.
Jo Gook tertawa kecil, ia melihat Mi Rae, “apakah kau mau mengecewakanku lagi? aku tadi mengajakmu minum, dan kini kita ada di tempat yang tepat.”
Teman2 Mi Rae menatap tak percaya saat Mi Rae justru meminta Jo Gook mendatangi mejanya dan Jo Gook pindah tanpa protes. teman2 Mi Rae terus mengawasi mereka. Shin Mi Rae memberikan botol minuman untuk Joo Gook, Mi Rae langsung menenggak dari botol sedangkan Joo Gook menuangkan itu ke gelas.
 
“kau biasa minum?” Tanya Jo Gook yang melihat mi Rae menenggak botolnya
“aah, benar2 pahit!!” Mi Rae mengibas2kan tangan didepan mulutnya berakting kepahitan. Jo Gook mendengus tak percaya, sementara teman2nya langsung pusing memegang kepala. wkwkwk.

Sambil minum Jo Gook kembali menanyai Mi Rae, dan percakapan penuh strategi pun di mulai, “kenapa kau tak katakan pada walikota apa yang kau dengar?”
“kenapa kau penasaran? apa kau mengkhawatirkanku atau mencurigaiku?” balas Mi Rae
“Apakah kau pikir bahwa aku akan melakukan percakapan yang bersahabat dengan orang dengan orang yg kucurigai?
"Berarti kau mengkhawatirkanku?"
"Belum sampai tahap itu, aku ingin tahu seperti apa dirimu…apa kau ceritakan semuanya, apa kau mata-mata Walikota Boo sil?"
“jadi, seperti apa diriku?” Mi Rae masih bingung.
"Pada dasarnya kau tidak menclok sana-sini, kau juga bukan mata-mata Walikota"
“bagaimana kau tahu? bagaimana jika aku mengungkapkan dan membocorkan masalah ini besok, apa yang akan kau lakukan?”
"aku akan sangat berterima kasih. Jujur, aku berharap kau akan memberitahunya, aku ingin agar walikota Boo Sil tahu langkahku selanjutnya. “
Jo Gook lalu permisi pergi, Mi Rae memanggilnya “Ini gila, mengapa kau seperti itu? Dapatkah kau menyatakan secara jelas apakah kau khawatir atau curiga?"
Jo Gook lalu melanjutkan sambil tersenyum menatap Mi Rae “biar kau pikirkan jawabannya sendiri”
Sampai di rumah, Mi Rae merawat wajahnya sambil terus memikirkan ucapan Jo Gook. Ia menyimpulkan bahwa Jo Gook khawatir padanya. Saat tanpa sadar tangannya menyentuh perutnya yang berlemak, ia pun langsung mencoba sit up.

Keesokan harinya, Mi Rae diundang Jung Do untuk berpartisipasi dalam rapat tentang tema kontes kecantikan. Jo Gook mempertanyakan kehadiran Mi Rae, menurutnya orang yang pantas untuk ikut rapat adalah dari organisasi kewanitaan. Jung Do menjawab bahwa sebelum kerja di balai kota, Mi Rae merupakan aktivis organisasi kewanitaan.
“apa ada hal lain yang belum pernah kau lakukan?” Tanya Jo Gook menyindir Mi Rae
“menjadi pemenang kontes ikan hering?” Mi Rae tetep usaha.
Jung Do membuka rapat dengan laporan banyaknya peserta yang melamar. Jo Gook bosan dan membuka2 dokumen, intinya ia hanya ingin memilih gadis tercantik, menurutnya ide Jung Do menambahkan poin penilaian dari pidato, bakat, atau keterampilan khusus membuang2 energi. Saat Jung Do berdebat dengan Jo Gook, Mi Rae keluar mengambil kopi. Ia akan kembali kekursinya, Jo Gook tiba2 menariknya dan mendudukkan di kursi Jo Gook. Jo Gook menggunakan Mi Rae sebagai contoh, “Bagaimana jika seperti ini? Sepertinya menjadi Nona hering adalah mimpinya.” Jo Gook menatap Mi Rae, “Aku akan merekomendasikanmu agar bisa berpartisipasi
Shin Mi Rae kaget, terbata menjawabnya: "Ah! Itu ... Aku akan mengambil cuti”
"Aku mohon jangan terlalu bangga dengan upaya maksimal mu hingga kau sampai pada tahap ini" (semua tak lepas dari jasa Jo Gook). Jo Gook kesal dan putus asa bahwa kontes kecantikan tidak penting itu sangat merepotkannya dan ia bergegas keluar ruang rapat.

Pernyataan Jo Gook di respon Jung Do, ia memberi selamat pada Mi Rae yang masih tertegun bisa ikut dalam kontes dan menyemangatinya untuk melakukan yang terbaik.
Babak penyisihanpun di mulai, jumlah peserta terus mengerucut. Mi Rae tampil mengesankan dalam babak bakat dan pidato, dan akhirnya masuk ke masa karantina.
Jung Do terus berusaha membuat Jo Gook berpartisipasi, ia meminta agar Jo Gook memberi ide untuk acara penilaian. Jo Gook berhasil melepaskan diri dari Jung Do, karena sebuah telpon. Telpon dari BB.
Jo Gook menghadap BB, ia memberi laporan tentang In Ju. Dalam laporannya tersimpan keluhan Jo Gook yang merasa di buang ke Inju. Jo Gook merasa lelah berurusan dengan hal2 sepele dari walikota aneh. “jika Anda akan memberi saya sesuatu, saya ingin sesuatu yang jauh lebih besar. Apa yang saya inginkan, seluruh negara ini!“ Jo Gook akhirnya mengeluarkan unek2nya.


--InGAt, SenyUMmu Itu IndaH, sO KeEp That!!--

2 komentar:

dira mengatakan...

eh, pemerannya itu ada yang pernah maen di my lovely is kim sam soon gak, mbak???

ai mengatakan...

betul banget, pemeran Mi rae itu yang jadi Kim sam soon.. :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...