Rabu, 23 Maret 2011

[Rekap] The City Hall -- episode 6

The City Hall OST: I Sarang - I Sarang Beorija (This Love – Let Go of This Love) by: Position (Lim Jae Wook)

Joo Hwa yang menyarankan Walikota memecat Mi Rae, mulai menyebutkan satu persatu kelemahan Mi Rae, yang tentu saja dilebih2kan berdasarkan versinya. 
Joo Hwa minta Mi Rae segera membereskan mejanya. Jika Mi rae bersikeras, ia masih punya beribu alasan agar Mi Rae di pecat.
Mi Rae menatap Joo Hwa, ia meyakinkan dirinya bukan orang yang mudah di ancam, “Apa kau berpikir aku akan berdiri diam seperti orang bodoh dan menerima ancamanmu?"
 
Joo Hwa menegaskan ia kali ini menggunakan kekuasaannya untuk memecat Mi rae “menurutmu mengapa orang berusaha untuk meraih kekuasaan dan wewenang? Alasannya hanya ada satu, agar bisa menyalahgunakannya!” ia lalu memanggil Kepala Park untuk menyeret Mi Rae keluar.

Jo Gook dan Soo In keluar dari Balai kota, sambil berjalan mereka membahas tentang jadwal untuk Jo Gook hari itu, salah satunya mendatangi perkumpulan Ibu2. Mereka menoleh saat terdengar keributan, Mi Rae diseret keluar dari Balai kota. Mi Rae terus meronta, ia tak merasa bersalah. Saat di beranda balaikota ia didorong hingga terjerembab.
Tak sampai disitu, Hae ri bahkan menumpahkan kotak yang berisi barang2 pribadi Mi Rae ke lantai. ckckck, emang perlu ya??. Mi Rae sempat melihat Jo Gook. Kepala Park terus mengatai Mi Rae ia juga mengancam agar Mi Rae tak lagi muncul di sekitar Balai kota. Kepala Ji mengeluhkan kehebohan akibat Kepala Lee mengundurkan diri saja belum reda, kini harus di tambah Mi Rae. Mi Rae tak memperdulikan omongan orang2 yg menyeretnya, ia bangun dan memaksa masuk. tapi dihalangi kepala Park.
“Apa yang kau coba lakukan? Apa kau ingin bertarung habis2an?" Kepala Park heran dengan kegigihan Mi rae.
“Bukankah kau bilang aku bukan staf disini lagi? Saat ini aku adalah pembayar pajak yang ingin masuk ke gedung ini. Berani mencegahku?”
Kepala Park mundur, ia tak berani menghalangi Mi Rae lagi.
“Aku ingin bertemu Wakil Walikota. Jika Wakil Walikota mengizinkan, kau tak punya hak untuk menghalangiku”. kata Mi Rae lagi lalu menghadap Jo Gook, “Maafkan aku, bisa kau meluangkan waktu untukku?”
 
Jo Gook menatap Mi Rae sebentar, “aku tahu karismaku dapat bermanfaat tetapi jangan memanfaatkanku lagi, itu menganggu” Jo Gook lalu pergi, tidak hanya Mi Rae yang terkejut dengan penolakan Jo gook, tapi Soo In juga. Kepala Ji, Kepala park dan Hae Ri tersenyum sinis dan kembali masuk, sementara Mi Rae terpaku melihat barang-barangnya yang tersebar di lantai.
Mi Rae membulatkan tekadnya, ia tak mau menyerah, lalu menelpon seseorang.
 
Ternyata Mi Rae mengundang wartawan, ia mengadakan konferensi pers di Mexicana. Banyak wartawan yang datang, lampu blitz menyala di sana sini. Beragam pertanyan di jawab oleh Mi Rae, beberapa dengan diiringi derai air mata.

Esoknya Mi Rae menunggu koran yang terbit hari itu, ia mencari di semua halaman, tapi ia tidak melihat artikel tentangnya. Bahkan di internet tak ada satupun berita yang menyinggung masalahnya.

Mi Rae berkumpul dengan teman2nya di resto Mexicana. Ia tak habis pikir,setelah usaha yang dilakukannya dengan memakai pakaian terbaik yang ia punya, menghabiskan waktu untuk make up, terkena sorotan lampu yang tak nyaman, seolah tak ada jejaknya sama sekali. Ia juga mempertanyakan pepatah yang mengatakan bahwa pena lebih tajam dari pedang.

Lalu Joo Hwa datang, ia bersama 3 orang diantara wartawan yang kemarin datang. Kini Mi Rae dan teman2nya tahu siapa dalang dibalik menghilangnya berita Mi Rae. Joo Hwa dengan ramah menjamu tamu2nya. Tamu2nya terlihat kikuk, ya iya lah gak enak ma Mi Rae dan temen2nya kayak ketangkap basah gimana gitu, beda ma Joo Hwa yang gak punya urat malu. Teman2 Mi Rae kesal, bahkan ingin mengusir mereka, tapi Cat (pemilik Mexicana) mengatakan ia tak bisa begitu saja mengusir pelanggan.

Joo Hwa dengan provokatif menanyakan soal artikel seperti apa yang seharusnya dipublikasikan di koran. Para wartawan menjawab artikel yang tak hanya mendengar satu sisi cerita, dan harus ada bukti dari kebenaran cerita itu. Joo Hwa tersenyum pada para wartawan yang memihaknya, ia permisi untuk mendekati meja Mi Rae. Ia menyindir Mi rae, “Baru sehari wajahmu sudah tampak cekung, kusut dan lelah. Kau harus menjaga semangat mu”
“kau beruntung bahwa kau wanita. Jika tidak, aku akan memukulmu” jawab Mi rae menahan kesal
“aku sudah sering mendengarnya“ Joo Hwa cuek, walau awalnya rada kaget, itu kata2 persis sama dengan yang dibilang suaminya. Joo Hwa lalu menyakan toilet, yang dijawab Jessica toiletnya ada di luar dengan pintu terkunci, jadi ia mengingatkan Joo Hwa untuk membawa kuncinya.
“Oh? sangat menjijikkan! di mana kuncinya?" tanya Joo Hwa merendahkan. Mi Rae berdiri mengambil kunci dari gantungannya dan menunjukkannya pada Joo Hwa, tapi tidak untuk diberikan. Mi Rae yang jauh lebih tinggi dari Joo Hwa malah mengangkat kunci itu tinggi2. Joo Hwa sudah kebelet pipis, ia marah pada Mi Rae yang menurutnya kekanak-kanakan. 
“Aku kekanak-kanakan? bukankah kau sudah tahu? Hari ini, tidak ada toilet lain karena toko-toko di jalan ini sedang tutup.” Saatnya Mi Rae balas dendam. Joo Hwa berjuang menahan kebeletnya, “Cepat berikan padaku!“
“Wah! ternyata sangat menyenangkan bisa menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang!”, Mi Rae lalu memberi saran pada tiga wartawan yang bersama Joo Hwa soal bahan berita eksklusif : 'Anggota Dewan Kota Min, karena penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang, terpaksa ngompol!!'. Joo Hwa tambah kesal, tapi ia tidak bisa bergerak banyak, ia terus mengempit kakinya.
“Oh! aku bisa mengerti apa yang kau rasakan saat ini. Tapi aku katakan padamu Joo Hwa, di masyarakat ada banyak warga yang sedang di tengah penderitaan lebih dari apa yang sekarang kau alami“ Mi Rae berusaha mengingatkan Joo Hwa. Setelah dirasanya cukup, Mi rae lalu memberi kunci itu dan mengalungkan di leher Joo Hwa, “ Kami harap Dewan Min bisa memahami dan sadar dari pengalaman ini” Mi Rae mempersilahkan Joo Hwa ke toilet sambil menepuk pantat Joo Hwa, lalu terdengar teriakan Joo Hwa…. mungkin gambaran akhirnya joo hwa ngompol, wkwkwkwk.

Jo Gook akhirnya tahu dari soo In mengenai konferensi pers Mi Rae yang sama sekali tak terbit. Mereka tahu itu perbuatan walikota Go dan anak buahnya. Jo Gook lalu menanyakan soal Mi Rae, “Apa dia akan menciptakan kekacauan yang lebih atau ia akan menyerah?"
Soo In menjawab kemungkinan menyerah, ia mengibaratkan Mi Rae yang sebutir telur pasti kalah oleh batu.
“Bagaimana jika bukan telur? Bagaimana jika ada yang memberikannya sebuah granat bukan telur? kepada siapa akan ia melemparkannya? Apa dia wanita berani yang mampu melemparkan granat pada seseorang?” Jo Gook berandai2 (kayaknya soal dokumen 'dosa' walikota yang dia anggap bom). 
Soo In yang tak mengerti arah pembicaraan Jo gook, menatap dengan pandangan ingin tahu, “apa yang kau rencanakan?
Jo Gook tak menjawab soo In, ia terus saja membicarakan Mi Re, “Tapi kalau melihat kemampuan Mi Rae, bahkan dengan telurpun ia dapat menghancurkan batu menjadi berkeping-keping. Dia itu seperti King Kong”
Soo In tak suka mendengar pernyataan akhir In soo, ia membela Mi Rae, bahkan menyatakan ia tak menemukan sisi jeleknya.
Jo Gook menatap In Soo, “ Apa? kau menyukai dan perduli pada King Kong?”
“Ya”
Jo Gook mengernyit karena ia pikir itu jawaban Soo In candaan, tapi begitu sadar jawaban itu serius, Jo Gook terlihat sedikit gelisah “benarkah??”
“Dia cantik dan juga polos” jawab Soo In tersenyum yakin
“benarkah?“ Jo Gook terus memikirkan soal Soo In yang ternyata suka Mi Rae, ia tak mendengar ponselnya berdering.
“Apa kau tak akan menjawabnya?"
Jo Gook tersadar seakan baru kembali dari planet lain, ia mengangkat telponnya.
“Ya, aku akan pergi ke sana sekarang”
Soo In berdiri menawarkan untuk mengantar Soo In, tapi jo Gook menolaknya. “Tak perlu, kenapa kau tak kencan? aku yakin Mi Rae agak bebas hari ini”
Soo In tersenyum tapi kemudian berubah serius setelah Jo Gook pergi.
 
Jo Gook menghadap BB, Jo Gook melaporkan keadaan Inju, dengan penuh keyakinan Jo Gook memprediksi keberhasilannya. Tapi BB tidak senang sama sekali, ia menilai justru Jo Gook tidak tahu apa dia sudah melakukan pekerjaan dengan baik atau tidak. Mengapa Jo Gook belum menyingkirkan walikota? Apa sebenarnya yang Jo Gook lakukan selama ini?. BB bahkan membanting vasnya yang sudah jadi untuk menunjukkan kekecewaannya. “kau bilang aku bisa mempercayaimu? aku tidak pernah percaya padamu. Apa yang membuat kau berpikir kau memiliki kepercayaanku, kesombongan, kebanggaan, keangkuhan, percaya diri berlebihan, semuanya membuat kau kurang konsentrasi! kau mengerti?”
 
Jo Gook terdiam mendengar omelan BB, ia mengikuti BB yang masuk ke bagian lain dari halaman rumah itu. Ada sebarisan pria yang menyambut BB, dan ia terkejut melihat salah satunya adalah soo In.
 
Soo In ikut bergabung dengannya dan BB di dalam gazebo. Soo In menuangkan teh untuk BB, mereka terlihat akrab. Soo In bahkan memberikan laporan sedetil2nya tentang kegiatan Jo Gook termasuk kunjungan Go Hae. Mata Jo Gook menatap soo In nanar sementara jari2nya terlihat gemetar menahan marah saat ia memegang cangkirnya.
 
Saat Soo In dan Jo Gook keluar dari tempat BB, Jo Gook benar2 tak tahan untuk segera menanyainya. Ia terkejut saat Soo In mengakui melaporkan segala kegiatan Jo Gook pada BB sejak ia masuk pemerintahan propinsi, “kau menipuku selama 4 tahun?”
Soo in tak terima dianggap menipu, karena mereka mengabdi pada orang yang sama. Tapi Soo In mengakui bahwa ia juga punya mimpi yang sama seperti Jo Gook, ia tak mau bilang pada Jo Gook karena ia tak ingin hilang kesempatan belajar dari Jo gook. (Pantes aja Soo in kayak kloningannya Jo gook, terutama penampilannya, kalau kerjanya kayaknya Soo in masih perlu belajar lebih banyak lagi).
Jo Gook benar2 menahan keinginanannya untuk memukul Soo In, ia menyuruh Soo In segera berlalu dari hadapannya sebelum ia berubah pikiran.
 
Jo Gook kemudian masuk kembali ke dalam menemui BB yang sedang menjamu tamu lainnya. “Jadi aku tak bisa dipercaya? tapi aku selalu percaya pada anda, pak”.
“kau salah paham, kapan aku minta kau percaya padaku? Manusia itu hanya ada 2 golongan, lawan mereka atau perintah mereka. sekarang kau seperti ini karena orang kepercayaanmu mengkhianatimu, bagaimana kau bisa bermanfaat untukku??“
mata Jo Gook berkaca2, airmatanya mulai mengalir, “aku tak bisa menahan diriku untuk membencimu, pak. Aku takkan berkunjung untuk waktu lama, semoga kau sehat” Jo gook pamit pergi.

Sementara itu Mi Rae memantapkan hatinya, ia akan melakukan unjuk rasa.
Pagi berikutnya. Trio Balai kota melihat Mi Rae di pintu masuk. Mi Rae dengan gaun Nona Heringnya siap dengan poster2. Ia membukanya satu persatu.
‘Jika aku beruntung, tahun depan aku akan kencan dengan salah satu dari Hot Namja ini:
 (yang dua gak apal).............Lee Min Ho, So Ji Sub
‘tapi aku tidak bisa bertemu mereka saat ini karena bagaimanapun saat ini aku harus berunjuk rasa‘ ……… ‘Walikota, anda benar2 atasan yang buruk……akan ku kejar hadiah uangku, sampai aku‘ ……………
poster terakhir bergambar mayat yang hampir terlihat kerangkanya.

Walikota yang mendapat laporan soal Mi Rae, memerintahkan stafnya untuk mengusir Mi Rae. kepala Ji, Byeon, Moon, dan Park yang kebagian tugas mengusir Mi Rae. Mi rae ditarik2 oleh 4 orang cowok,  tapi tetap tak bergeming ia tak mau mengalah, akibatnya gaunnya robek. Jo Gook melihat dengan prihatin dari kejauhan, ia mendatanginya, “Apa yang kalian lakukan?“
Semua buru2 melepaskan tangan dari badan Mi rae kecuali kepala Park, ia dengan angkuh bahkan meminta agar Jo Gook berpura-pura tak melihat apapun dan melanjutkan kegiatannya. Jo gook meminta alasan yang tepat kenapa kepala Park merasa tindakannya benar, tidakkah Park membaca koran bahwa unjuk rasa tunggal itu diperbolehkan? akhirnya Jo gook berhasil mengusir ke4nya pergi. Jo Gook mengambil poster Mi Rae yang berserakan dan memberikannya pada Mi rae. “Apa kau baik-baik saja?”
“Ya“, Mi Rae menunjukkan poster terakhir jika ia tak mendapatkan uangnya.
“kau memilih jalan yang sangat sulit untuk berjalan. cara ini, akan membuatmu sangat lelah” Jo Gook berjalan pergi. Mi Rae menatap punggung Jo Gook, ia memarahi Jo Gook seolah Jo Gook mendengarnya, “Apa maksudnya? bukankah kau tahu aku mengambil jalan yang sulit? Mengapa kau mendatangiku jika hanya untuk pergi begitu saja? kenapa harus ikut campur? ini jelas memalukan!”
Seolah Jo Gook memang mendengarnya, Jo Gook tiba2 berhenti tepat setelah Mi Rae menyelesaikan omelannya. Jo Gook lalu berbalik mendekati Mi rae…………huaaa, pas adegan ini rasanya lama banget, penasaran pengen tahu Jo Gook bakal ngapain, masa sih denger suaranya Mi rae?.....
 
Jo Gook mengambil poster2 Mi rae dan meletakkannya di tanah, lalu membuka jas yang dipakainya dan memasangkannya di badan Mi rae untuk menutupi gaunnya yang robek, sesaat mereka saling melirik.
 
aku suka adegan ini, bikin nebak2 apa yang ada di pikiran keduanya. Joo Gook mengambil kembali poster dan memberikannya pada Mi rae lalu kembali berjalan ke arah balai kota. Sepertinya sudah ada sedikit kepedulian Jo Gook pada Mi Rae sekarang.
 
Walikota Go kesal mendengar laporan kepala Park, 4 orang pria bahkan tak bisa mengalahkan 1 wanita!. Joo Hwa menenangkan kegaduhan, ia punya trik khusus untuk menyingkirkan Mi rae. Jika berhasil, ia minta imbalan Jung Do kembali bekerja, walikota setuju.

Jo Gook blm memaafkan Soo In, ia dengan kasar melemparkan berkas pada Soo In agar diperiksa. Ia juga menanyakan jadwalnya tapi saat di jelaskan jadwalnya ia malah menolaknya karena sudah punya rencana lain. Soo In mengerti dan minta Jo gook berhati-hati.
“Apakah aku butuh ijinmu untuk keluar?” Tanya Jo Gook tajam. Soon In bener2 sabar, semua yang Soo In lakukan serba salah. Jo gook lalu melemparkan kunci mobilnya, “ikuti terus dan awasi aku!! kau bisa terus melaporkannya. Aku ingin ia tahu bahwa ia telah keluar dari hidupku”. Tapi kalo liat kata2 Jo Gook yang ini,  menurutku Jo Gook jauh lebih marah ke BB daripada ke Soo In.

Di perkebunan Cherry, Tuan Yang yang memang selalu ada di mana2, Jung Do dan beberapa ahjumma sedang sibuk. para ahjuma itu memuji Jung Do, bagaimana bisa mereka bekerja jika mereka selalu ingin  melihat pria tampan (Jung Do) di dekat mereka. Mereka berkelakar sambil terus bekerja, Jung do yang dijadikan bahan candaan juga ikut tertawa. Tiba2 matanya melihat Jo Gook dan Soo In yang menunggunya.
 
Jung Do dan Jo Gook duduk bersama, mereka kemudian membahas Mi rae. Jung Do sudah tahu dari Kepala Ji soal unjuk rasa Mi rae, tapi ia tak tahu alasan Mi Rae sebenarnya yang ia kira hanya karena uang. Ia sedikit terhenyak saat Jo Gook menceritakan alasan lain, yaitu pengunduran diri Jung Do. Jo Gook minta Jung do mau membantu Mi Rae karena dia yang bisa melakukannya.
“kau tak memintaku menghentikannya, tapi malah membantunya. Apa alasan yang sebenarnya?” Jika ia membantu Mi rae secara langsung atau tidak langsung ia membantu Jo Gook, “apa itu benar?” tanya Jung Do menyelidik.
Jo Gook membenarkan, ia ingin agar Jung Do mau membantu Mi rae karena walikota Go dan Dewan Min (Joo Hwa) adalah lawan yang tangguh. Jo gook menyindir Jung Do, “antara kebenaran dan cinta. Pria selalu dihadapkan dengan hal seperti ini, pilihan yang sulit bukan?”
Teman2 Mi rae membantu protes, mereka memakai kostum kartun untuk menarik perhatian warga yang lewat. Mi rae kebelet pipis, ia terpaksa melakukannya sembarangan karena Joo Hwa membalasnya tak boleh pakai toilet balaikota.
 
Sementara itu, di dalam balaikota Joo Hwa berbicara dengan Boo Mi dan mengancamnya, jika Mi Rae tidak berhenti protes, maka Boo Mi akan dipecat. Boo Mi bergegas mencari Mi Rae, namun Mi rae sudah pergi dari halaman balaikota.

Mi Rae menjemur jas Jo Gook, ia terus melihat jas itu. Boo Mi datang mengerem mendecit, tapi bukan mobil Boo Mi yang lihat. Mi Rae lebih tertarik pada mobil Jo Gook yang melesat berlawanan arah dengan arah datangnya mobil Boo Mi. Boo Mi bergegas menemui Mi rae dengan terengah-engah. 
Boo Mi menceritakan ancaman yang di dapatnya, jika Mi rae tidak menghentikan protesnya, maka Boo Mi dan anak2nya akan mati kelaparan, ia akan di pecat dengan tuduhan melakukan menerima suap.
“Tapi ... kau tak pernah menerima suap” Mi Rae tak melihat alasan ancaman Joo Hwa.
Hampir menangis Boo Mi bercerita, bahwa semua yang Boo Mi bantu atas permintaan Mi rae, telah memberinya sesuatu sebagai ucapan terima kasih. Seperti apel dari Nenek Kyung Hee, juga susu ibu Mi Hee. Joo Hwa bertanya berapa banyak uang di dalam kotak apel, dan karton susu. Mi Rae merenung, sampai gelap menjelang.

Esoknya Kepala Park dan Kepala Ji ke pintu gerbang untuk memeriksa Mi Rae, mereka merasa lega tapi tak lama Mi Rae muncul. Kepala Ji dan Kepala Park langsung mencoba mengusir Mi rae tapi kemudian datang Joo Hwa mencegahnya, ia mengatakan tak perlu. Karena ia memang sudah memegang kartu, 'pemecatan Boo Mi'.

Mi Rae hancur hatinya melihat Boo Mi yang sedih bercampur marah keluar dari balaikota membawa kotak barang2 pribadinya. “Boo Mi?“ Mi Rae berusaha bertanya pada Boo Mi. tapi Boo Mi yang marah menyalahkan Mi rae, “Apa ini apa yang kau inginkan? kau melihatku begini, apa kau senang?“
 
Mi Rae masih memikirkan Boo Mi saat tiba2 ia dikepung oleh lemparan telur yang bertubi2. Orang2 itu suruhan kepala Park.
 
Jo Gook melihat dari jendela Mi Rae dilempari telur, wajahnya terlihat sedih tapi ia tak melakukan apapun. apa Jo Gook sedang ber-perang dalam hatinya sendiri? mungkin.
 
Setelah kejadian di balaikota, Mi Rae memilih ke Restoran Mexicana, teman2 Mi rae merawat Mi rae yang terlihat lebam dan pasti terluka hatinya. Mereka juga menyuapi Mi rae yang menangis. tiba2 Mi rae minta Cat membuka jaketnya. Ia ingin pergi ke suatu tempat.

Mi Rae pergi ke toko es krim dan membeli beberapa untuk dibawa pulang. Mi Rae mendatangi rumah Boo Mi, ia membunyikan bel berkali2 tapi tak ada jawaban. Mi Rae berbicara di intercom, ia minta waktu untuk bicara.
Di dalam rumah, Tuan Yang membujuk istrinya keluar, tapi boo Mi tetap diam, matanya terus melihat layar sambil menangis. anak dalam gendongannyapun menangis.
Mi rae terus minta maaf karena telah melibatkan Boo Mi, ia rela bahkan jika harus dipukul atau dimarahi. Mi rae terus memanggil Boo Mi.
Gagal bertemu Boo Mi, malam itu Mi Rae bertemu dengan Jung Do, Jung Do menggoda Mi rae yang baru kali ini dilihatnya membiarkan makanan menganggur di meja, Mi rae mengaku itu juga pertama kali baginya. Jung Do menanyakan alasan Mi Rae melakukan semuanya bahkan sampai terluka. Mi rae menjawab awalnya untuk uang, tapi hari demi hari alasan lain terus bertambah. Jung do menanyakan apa Mi Rae tetap ingin melanjutkannya bahkan jika Jung Do yang memintanya berhenti? Bagaimana jika Jung Do bisa mengembalikan hadiah Mi Rae, pekerjaannya, juga Boo Mi, apa Mi Rae akan berhenti? Lalu mereka akan seperti semula, di mana ia akan membuat kopi untuk semua orang, dan Jung Do akan membantu kegiatan korupsi?
“aku tak bisa. Aku telah mengetahui terlalu banyak untuk kembali seperti dulu”. Mi rae keukeuh dengan tekadnya.

Sementara itu Jo Gook mengunjungi restoran Mexicana. Mi Rae tak kunjung kembali, teman2 Mi rae mencoba menenangkan Jo Gook yang mereka kira mengkhawatirkan Mi rae.
“kalian tak perlu cemas atau khawatir. Aku datang hanya untuk minuman”.
Jo Gook menenguk minumannya sambil mengingat Mi rae yang sedang menjemur jasnya. Flashback: 
Mi Rae memandangi jas Jo gook yang sedang dijemurnya, ia usap perlahan lalu di raih tangannya, ia membayangkan dansa tangonya di final Nona Hering, dengan jas itu ia seolah2 berdansa kembali dengan Jo gook.
 
Diam2Jo Gook mengawasi Mi rae dari dalam mobilnya ditempat tersembunyi, terlihat mata Jo Gook memandang sendu tapi bibir tersenyum tipis. Saat terdengar suara mobil mendekat (mobil Boo Mi) ia buru2 pergi. flashback end……..Jadi mobil yang dilihat Mi rae itu benar mobil Jo Gook.
Jo Gook telah berhenti melamun, tapi malah kelihatan linglung, teman2 Mi rae penasaran dengan keberadaan jo Gook disana, benar hanya ingin minum atau khawatir pada Mi Rae?.

Teman2 Mi Rae tidak duduk diam melihat Mi Rae didzolimi, mereka sepakat membuat video tentang Mi Rae dan memasukkannya ke jaringan online. Dunia maya di kota Inju heboh, berita itu menyebar sangat cepat, banyak orang yang melihat video itu dan menaruh simpati pada Mi rae. 
Video pendek itu bercerita singkat soal kehidupan Mi Rae, mulai dari PNS yang ahli membuat kopi, sampai menjadi Nona Hering dan mendapat perlakuan tak adil. Di akhir video itu himbauan untuk menunjukkan dukungan hangat untuk Nona Mi Rae. 'Kami percaya pada kebenaran. Kami percaya pada keadilan untuk dilayani. Kami percaya belas kasih dan cinta antara kita. Kami percaya pada Anda semua!
Komentar2 dukungan pun bermunculan, bahkan Boo mi yang tak mau menemui Mi rae, dan mengangkat telponnya memberi komentar ‘Orang ini adalah sahabatku. Dia membuatku sangat bangga….teman, fighting!!'
Keesokan harinya, seperti biasa Mi Rae memulai protesnya. Yang tidak biasa hanyalah orang2 yang memperhatikannya, menyemangatinya, bahkan meminta foto bersama. Ia merasa aneh akan itu . Teman-temannya datang, memberitakan penyebab semua keanehan itu. Mi Rae kini mengerti, ia senang dengan bantuan teman2nya, teman2nya senang karena Mi rae menghargai bantuan mereka. Jo Gook tampak di kejauhan, ia terus memantau MiRae.

Akhirnya berita soal Mi raepun menghias headline koran2. Dewan Boo marah besar, ia mengancam walikota Go jika sampai ia gagal ikut pemilu. Joo Hwa membacanya dengan marah, sementara Jung Do terlihat senang.

Mi Rae membuka laptopnya, ia tersenyum2 membaca komentar2 mengenai videonya. ia lalu melihat jas Jo Gook yang tergantung di samping lemari. ia mengingatkan dirinya untuk mengembalikan jas itu besok pagi. (itu yang di makan Mi Rae tuh apa ya? kok perasaan drakor banyak adegan ngemilin gituan?)

Paginya, Mi Rae keluar dari rumahnya tepat ketika Jo Gook keluar dari mobilnya. Jo Gook menawarkan tumpangan pada Mi rae karena arah mereka sama. Mi rae menanyakan apakah Jo Gook sudah sarapan, karena ia tak boleh menyentuh masakan dirumah oleh ibunya sampai ia membawa pulang hadiahnya.
Mereka mampir ke restoran bubur. Putri ahjumma pemilik resto bubur yang melayani Mi Rae terus menatap Jo Gook, ia bahkan ingin Mi Rae memperkenalkannya. Mi Rae memotong bahwa tak penting mengenal orang seperti dia. Putri ahjumma tak habis akal, ia mencoba bicara langsung pada Jo gook, tapi kembali dipotong Mi rae.
Setelah putri ahjumma yang kelihatan kesal itu pergi, Jo Gook menanyai Mi Rae, “Apa benar tak penting untuk mengenal orang sepertiku?”
Mi Rae mengabaikan pertanyaan Jo Gook, ia kini yang bertanya apa sebenarnya tujuan Jo Gook menemuinya pagi. Apa ia utusan walikota Go?
“apa kau masih memerlukan bantuanku? Jika kebetulan tujuan kita sama, aku bersedia membantumu. Tentu saja kita lihat dulu tujuan utamanya nona Mi Rae “
“tujuan?” Mi Rae bingung arah pertanyaan Jo Gook
“kau telah sampai ke tahap ini, pasti ada tujuan yang ingin kau capai, atau tujuanmu hanya uang?”
“Lalu apa tujuanmu, wakil walikota?”
 
“menggulingkan Walikota Go, dan kemudian melakukan pemilihan walikota baru. Apakah tujuanmu sama? atau beda?

^^berusaha dan berdoa^^

8 komentar:

uus mengatakan...

mb, sinopsis cityhallnya selalu di tunggu lho! ceritanya keren, yg bikin recapsnya jg!

ash mengatakan...

nonton drama ini beberapa bulan yang lalu. Love it.

aku suka gemana cara mas jo gook menatap mbak mi rae, jadi suka deg2an sendiri,hehe.

TUKANG CoLoNG mengatakan...

wah para fans udah komen duluan nih..hihi

ai mengatakan...

@uus, thanks ^^

@ash...aku malah ngebayangin Mi rae itu aku, jadi cenat2 di hati, wkwkwk

@blih Syukre, komen dimari dah mandi dan ganti baju kan? :P

TUKANG CoLoNG mengatakan...

eh?! >:(

yang penting tetep ganteng :p

ai mengatakan...

iya ganteng .. aku gakkan bilang cantik kok wkwkwk

TUKANG CoLoNG mengatakan...

nah gt dongggggg

ai mengatakan...

amiin, semoga mendapat pahala karena memuji temenku ini ganteng, wkwkwkwkwkw

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...