Senin, 11 April 2011

[Rekap] The City Hall -- episode 8

OST The City Hall hari ini: One Dream by Seo Moon Tak....


Kelopak Bunga2 cherry (=sakura) mulai berjatuhan, begitu juga di rumah mi Rae. Ia duduk menekuk kakinya dengan kedua tangan menjulur kedepan. (kalo aku ditengah guguran bunga gini kayaknya bakalan bersin2 deh, wkwkwk)
“Mengapa ... kau di sini?“
“karena aku merindukanmu” jawab Jo Gook sambil menyerahkan buket bunga yang dibawanya. Mi re menatap Jo Gook lekat, mencari kebenaran di balik kata2nya.

 
Jo Gook lalu mengutarakan maksudnya, ”Jika tidak punya janji, bisakah kita berekreasi? Hanya kau dan aku. Bahkan bila kau sudah punya janji, kita akan tetap berekreasi berdua” Jo Gook juga menegaskan itu sebagai ucapan selamat untuk kemenangan Mi Rae.
“Selamat? itu bukan kemenanganku, tetapi kemenanganmu, Wakil Walikota”
“baiklah kemenanganku, kalau begitu aku ingin kau menemaniku untuk merayakannya” ckckck, maksa banget,
“Wakil Walikota?“ Mi rae bingung.
“aku sekarang bukan lagi Wakil Walikota, aku sudah mengundurkan diri“
“Mengundurkan diri? kenapa?”
“karena aku ingin berekreasi bersama hamster peliharaanku”. Melihat Mi Rae diam saja (mungkin kaget udah dianggap hamster, peliharaannya Jo Gook lagi, ckckck), Jo Gook menggoda Mi Rae, “Kenapa? kau harus izin dulu dengan mantanmu?“
“kenapa kau mengungkitnya?” Mi rae kesal campur keki mengingat soal mantan pacarnya.
Tanpa menunggu persetujuan Mi Rae, Jo Gook mengingatkan mereka akan berangkat jam 2 siang nanti karena harus ada yang diurusnya dulu di Balaikota. Ia juga minta Mi Rae menyiapkan bekal untuk menginap semalam, lalu pergi. Mi Rae masih mencerna kata2 menginap, saat sadar ia lalu berteriak pada Jo Gook, “Apa? Semalam!? ... hey! Hari ini aku sibuk!!”. Tapi Jo Gooknya sudah keburu pergi.

Mantan Wakil Walikota lama, Tuan Ae kembali ke balai kota, ia menerima Jo Gook. Jo Gook mengingatkan agar Tuan Ae cepat mempersiapkan pemilihan Walikota baru, “jadi Anda pasti sibuk mulai dari sekarang”
“akan baik-baik saja jika saya satu-satunya yang sibuk. apakah anda akan sibuk juga? “ pertanyaan Tuan Ae menyiratkan apakah Jo Gook akan ikut mencalonkan diri jadi walikota juga.
Jo Gook tertawa; “apa akan ada yang memilihku?”
“apa anda mengatakan bahwa Anda tidak akan ikut mencalonkan diri?” Tuan Ae balik bertanya. Jo Gook hanya tersenyum tanpa memberikan jawaban, ia berdiri dan mengingatkan agar Tuan Ae dapat segera membayar hadiah Nona Hering. Tuan Ae menyanggupi, ia memastikan akan menyelesaikan pekerjaan walikota Go yang blm selesai. Jo Gook juga memuji Tuan Ae yang tidak memecat mantan staf walikota Bo (Kepala Park dan Hae Ra) yang dijawab diplomatis oleh Tuan Ae, “salahkan panglimanya, jangan salahkan prajuritnya”.
 
Soo In membawa barang-barang Jo Gook, di teras balaikota ia kembali mempertanyakan alasan pengunduran diri Jo Gook.
“Siapa yang bertanya? Apakah kau, atau orang yang kau layani (BB)?”
“Hyung??”
“Akan kuberitahu, aku akan berwisata dengan seorang wanita, itulah sebabnya aku mengundurkan diri” Jo Gook lalu meninggalkan Soo In. Soo In masih menahan Jo Gook, ia ingin penjelasan lebih “Hyung!!”
“Ketika aku diabaikan, aku terima. ketika aku dipanggil kembali ke sisinya, aku juga terima. Ketika aku dilempar ke provinsi Moon Yeong yang miskin, aku juga menerimanya dengan tenang. Dan bahkan ketika aku dipindahkan ke kota kecil pedesaan (inju), aku juga bersabar. Tidak peduli siang atau malam, aku akan selalu di sisinya. Apa kau bertanya mengapa aku melakukannya? Sekarang gilirannya untuk mendatangiku!”. Jo Gook menyarankan agar Soo In juga berlibur, “kita bertemu setelah aku kembali”
“kemana kau akan pergi? “
“rekreasi!”... Jo Gook yang sudah menjauh melambaikan tangannya.
Mi Rae mengajak nenek Kyung Hee belanja di supermarket, nenek berusaha menolak barang2 yang dimasukkan Mi Rae kedalam troli belanja, Tapi Mi Rae punya beragam cara untuk memaksa, “Apa yang ada di rumah? Rumput Laut dan beras? Aku juga menganggur tak punya uang tetapi cukup untuk membelikan bahan untuk piknik sekolah Kyung Hee.” Mi Rae sangat perhatian, sesekali ia menggoda nenek, “Apa kaki nenek lelah? apa nenek ingin naik di troli?”
Kemudian seorang wanita datang dengan troli nya, ia menyapa Mi Rae dan nenek. Saat tahu Mi Rae berbelanja untuk keperluan piknik Kyung Hee, ahjuma itu memuji Mi Rae, “Bukankah gadis ini memiliki hati? kau tak bisa menyangkalnya”
Nenek juga ikut memuji, “Kita perlu seorang gadis seperti Mi Rae untuk menjadi Walikota. Orang-orang seperti kami akan memiliki masa depan yang cerah, bukan?”
Ahjuma lalu mengompori mi Rae agar mencalonkan diri, kalau untuk suara takkan sulit, ahjumma punya banyak teman di organisasinya, belum lagi para langganan tokonya. Mi Rae tersenyum merendah, ia merasa tak bisa menjadi Walikota, yang ia bisa menjual ikan hering di pasar, mereka tertawa. Mi Rae lalu mendapat telpon yang memberitahu hadiah kontesnya sudah bisa diambil.
Mi Rae akhirnya mengambil uangnya di balai kota, Hae Ri dan Kepala Park terus mengecam MiRae “Demi uang ini, kau menikam atasanmu!”. Dengan merasa tidak enak, MiRae menandatangani tanda terima dan mengambil uangnya.Saat ia berjalan keluar dari balaikota, Mi Rae berpapasan dengan Trio walikota.
Kepala Byeon dan Moon masih mau menyapa Mi Rae, tapi tidak dengan Kepala Ji. Ia bahkan menggerutu yang tentu saja masih terdengar oleh Mi Rae, “karena uang, seseorang bisa menjadi begitu kejam”
Saat di jalan Mi Rae bertemu wanita yang ia kenal sedang membawa tumpukan barang. Wanita itu sedang membawa dagangannya, ia dan suaminya terpaksa pontang-panting setelah suaminya menjadi penjamin untuk pinjaman dan kini bahkan rumah mereka telah di sita. Wanita itu mulai menangis karena putus asa belum menjual satupun dan ingin bunuh diri.

Mi Rae merasa kasihan, ia akhirnya membeli 2 kotak dagangan wanita itu. Di halte, ia bertemu seorang pria paruh baya yang mengenalnya. Pria itu berjualan sesuatu, kali ini Mi Rae akhirnya membelinya juga. Tidak lama, ia mendengar namanya dipanggil lagi. Kali ini pun terpaksa membeli juga, wkwkwk, gini nih kalo orang gak enakan kadang malah susah sendiri.
Mi Rae tertelungkup di atas alas (yang tadi dibeli) dengan beberapa kop bekam (yang juga baru di beli) dipunggungnya (kok bisa ya, 2 aja udah sakit banget padahal). Di dekatnya ibunya sedang bersiap2 akan pergi memetik bunga. Ibu Mi Rae tidak senang mengetahui putrinya telah ‘ditipu’ untuk membeli barang2 tak penting dengan uang yang tak mudah diperolehnya.
“Paling tidak uang itu sudah menyelamatkan 2 nyawa” Mi rae membela diri.
Ibu pergi dan pamit dengan berbagai pesan: Mi Rae tidak lupa mengunci pintu rumah dan menjemur selimut jika cuaca cerah “cuaca sangat baik, tidak ada orang yang mengundangmu untuk keluar menikmati bunga?” Tanya ibunya, mungkin ia sudah lama tak melihat Mi Rae berkencan.
Mi Rae tak menjawab pertanyaan ibunya, ia malah menyuruh ibunya cepat2 pergi. Sepeninggal ibunya, Mi Rae melihat buket dari Jo Gook, “aku juga sedang menikmati melihat bunga-bunga”. Tak lama terdengar ketukan di pintu. Mi Rae pikir itu ibunya “Apa ibu meninggalkan sesuatu?”
“Buka pintu! Ini aku, Cepat buka pintu !!” terdengar suara Jo Gook
Mi Rae terkejut “Apa yang harus kulakukan?” ia bangun mencoba mencopot kop2 dari punggungnya namun gagal, akhirnya ia tetap membiarkan kop2 itu menempel di punggungnya dan hanya menutupinya dengan kemeja.
Mi Rae keluar menemui Jo Gook, “kenapa kau langsung datang tidak menelpon dulu?”
“kenapa kau membiarkan orang menunggu? Bukankah aku bilang kita akan berangkat jam2 siang?”
“Kapan aku bilang aku akan ikut pergi? Mengapa aku harus pergi berekreasi dengan Wakil Walikota?”
Jo Gook menatap heran saat satu persatu kop dipunggung Mi Rae berjatuhan, Mi Rae kelabakan berusaha menutupinya.
“Demi untuk pergi berekreasi denganku, kau sedang merawat diri? Siapa yang akan melihatnya?“ Jo Gook menyindir Mi rae
“Apa ku bilang aku akan pergi? tidak akan!“
“Kau tak ingin mengambil uangmu? terserah. mantanmu telah menyetorkan uang ke rekeningku”
“Benarkah? orang itu mengembalikan uangku?”
“6.700 dollar! Jika kau ingin uang itu, maka segeralah bersiap. Jika dalam 10 menit kau tidak keluar, maka aku akan mengirimkan uangnya kembali“ Jo Gook langsung pergi dengan sepedanya.
“Tunggu sebentar! Berikan padaku uang itu sebelum pergi... Wakil Walikota!! ... Wakil Walikota!!” Mi Rae terus mengejar Jo Gook.
Mi Rae pun mengalah, mereka terlihat bersepeda dan menikmati perjalanan. Sepanjang jalan Mi Rae terus meminta Jo Gook memberikan uangnya, sementara Jo Gooknya cuek memacu sepedanya.
Mereka lalu beristirahat di tepi jalan memandang laut. Mi Rae narsis memfoto dan memuji dirinya sendiri
“Whoa! cantiknya ... Bagaimana seseorang bisa terlihat seperti boneka“
Jo Gook mendekat, “Apa yang kau lihat?” dia menempelkan kepalanya didekat Mi Rae untuk melihat apa yang Mi Rae liat di layar ponselnya. Mi Rae langsung menekan tombol fotonya, ia mengambil foto mereka berdua.
“Jika kau ingin mengambil gambar setidaknya beritahu aku. Coba kulihat, bagaimana hasilnya?”
Mi Rae menolak , “Tidak, kau tidak bisa melihat nya”. Mi Rae ngacir karena di kejar Jo Gook yang berusaha menghapus foto tadi.
 
Mereka sampai dilokasi kemah, tepi sungai (kayaknya lokasi Painter of the Wind yang Moon Geun Young ma tmn2 sekelas belajar di luar kelas pertama kali). Mi Rae menggali lubang untuk tempat buang air, sementara Jo Gook menyiapkan makan malam. Ia menatap Jo Gook dan bertanya pada dirinya sendiri, “Apa tujuannya mengajakku piknik?”
Jo Gook lalu memanggil Mi Rae, “Apa yang kau lakukan di sana, Cepat kesini, makanan sudah siap”
 
Mi Rae datang langsung mengambil sumpit, tapi Jo Gook menahan tangan Mi rae. Jo Gook mengambil tisu basah dan membersihkan kedua tangan Mi Rae. Jo Gook bahkan membaui tangan Mi Rae untuk mengeceknya….oalah mas, mas, …. aku juga mau… :P.
 
Bukan Mi rae namanya kalau tak merusak suasanaJo Gook lalu mempersilahkan Mi Rae makan, Mi Rae langsung mengambil panci nya dan menyumpit Mie dalam suapan besar. Jo Gook terkejut. Melihat jo Gook akan marah, Mi Rae menyadari kesalahannya, ia mengeluarkan lagi apa yang sudah disuapnya (belum dikunyah) lalu menyodorkan panci itu pada Jo Gook. Jo Gook mual. “Silahkan makan” tanpa rasa salah Mi Rae terus menyodorkan pancinya.
“Sungguh hal tak pantas ... menjengkelkan!“ Jo Gook misuh2 emoh makan mienya.
“Terakhir kali kau tak masalah dengan timun” Mi Rae mengingatkannya soal timun di restoran (Mi Rae mencolek sambel dengan timun, baru saja di emut belum sempat dimakan, Walikota mendelik karena saat itu Dewan Boo masih berbicara tak sopan makan duluan. Mi Rae terpaksa menaruh timunnya. Tak disangka Jo Gook yang juga dah bosan mendengar Dewan Boo malah memakannya hingga habis)
“Ah! Benar-benar“ Jo Gook tambah kesal.
Selesai makan, mereka suit gunting Kertas batu untuk menentukan siapa yang harus mencuci alat makan. Dasar Mi Rae curang, awalnya tangannya mengepal, dan Jo Gook kertas, tapi tiba2 dua jarinya perlahan naik membentuk gunting, wkwkwk Jo Gook kesal, “Mestinya orang yang paling banyak makan yang harus mencuci piring”
Mi Rae beralasan karena jo Gook memasak sedikit, lagipula biasanya orang akan makan lebih dari porsi biasa saat kecapaian.
“Pada kondisi normal kau juga makan dengan porsi besar” mereka terus berdebat tanpa menyadari panci2nya terbawa arus sungai, untungnya arusnya tenang. Jo Gook berusaha mengambil panci, Mi Rae bersemangat ingin membantu, tapi gerakan paniknya malah membuat Jo Gook terdorong ke dalam air. Jo Gook basah kuyup.
Mi Rae meminta maaf, tapi Jo Gook tak mau basah sendiri, ia menyiram2 Mi Rae, Mi Rae tak mau kalah akhirnya terjadi perang air di sungai.
Malam harinya mereka menghangatkan diri didepan api unggun, “Sebagai wanita, kau ini memang benar-benar kuat” Jo Gook menatap Mi Rae sekilas, tiba2 ia berteriak ketakutan saat melihat Mi Rae yang menyenter wajahnya, “kau ingin pil biru pil merah?” Mi Rae mengutip dialog di sebuah kisah horror. Jo Gook kesal, ia memarahi Mi Rae. haha, satu lagi pembuktian Jo gook tetaplah manusia yang punya kekurangan, selain takut cacing dan tak bisa memancing, ia takut dengan hantu.
“Ya ... tapi tampaknya di sana orang berpakaian putih melayang”. Bukannya diam, Mi rae malah tambah semangat menakut2i Jo Gook.
Jo Gook langsung duduk di dekat Mi Rae, “Jangan katakan itu atau aku akan marah! sangat marah!!” Jo Gook ketakutan.
“Ya, tapi .... “ Mi Rae tak meneruskan perkataannya, ia langsung diam karena Jo Gook kali ini membentaknya, “Jangan! Jangan teruskan!”
“aku mau bertanya hal lain kok” Mi Rae berhati2 menjawab
Jo Gook menjauh, dia mungkin gengsi, “ hal lain? Apa itu?”
“waktu kau bilang bahwa kau rindu padaku, apakah itu benar?”
“Apa tidak terlihat seperti itu?”
“Tidak, itu tidak terdengar tulus “
“Kemarin, ya ...”
“hari ini tidak?”
“Hari ini? kita sekarang bersama, bukan?” Jo Gook ma Mi Rae ni kalo ngomong suka muter2 dulu. Mi Rae ingin Jo Gook jujur, tapi Jo gook mengakui tak suka kejujuran. Mi rae menganggap Jo Gook itu pria yang sulit dipahami, padahal sebagai wanita yang berpengalaman dalam hubungan dan terbiasa dicampakkan, satu hal yang pasti pergi keluar dengan seseorang yang sudah punya pacar itu salah.
“Apakah kau merasa terganggu oleh tunanganku?”
“tunangan? bukan pacar?” Mi rae kaget karena selama ini menganggap Go Hae hanya pacar Jo Gook.
“Bukankah mereka sama?”
Mi Rae bingung dengan jawaban Jo Gook, baginya tunangan sama dengan janji untuk menikahi. “Orang yang sudah bertunangan, tidak bisa berperilaku seperti ini “
“Tentu saja aku bisa. Pria memang seperti itu, bahkan jika ia punya 10 wanita dia tidak berpikir bahwa itu terlalu banyak . Aku ingin menikah dengan wanita ini, dan aku ingin menjalin hubungan dengan wanita lain . Aku ingin minum dengan wanita ini, dan ingin memeluk wanita itu. Jadi itu sebabnya kau tidak boleh gampang percaya pada orang, terutama para pria dengan tipe sepertiku”
Melihat Mi Rae menarik nafas, Jo Gook mengingatkan tadi ia sudah bilang tidak suka jujur. Mi Rae mempertanyakan sikap Jo Gook yang datang dan membangkitkan hati nya dengan ‘aku merindukanmu. Aku ingin pergi berekreasi dengan mu’. Kenapa Jo Gook menggodanya, tapi di saat yang sama tak membiarkan Mi Rae percaya padanya, “kau benar-benar bajingan malang”.
Mi Rae bangun dan mengucapkan Selamat malam, sambil tak lupa menakut2i Jo Gook, “Ada suatu hal yang aku lupa bilang, saat aku duduk di samping Wakil Walikota ... wanita berbaju putih yang kusebutkan tadi …” Jo Gook ketakutan, Mi Rae tidak berhenti, “Bukankah kau bilang 10 wanita tidak dianggap terlalu banyak? rambut panjang hitam, bibir berdarah merah, tampaknya ia tipemu.”
Jo Gook memegangi kaki Mi Rae “kau tidak bisa pergi begitu saja”
“Jika aku tidak bisa meninggalkanmu, apa yang kau ingin aku lakukan? Apakah kau ingin aku membantu mu pergi ke desa untuk memanggil semua hantu kota untuk menggenapkannya jadi 10?”
“Kita akan tidur bersama. Kita akan tidur bersama di sana” Jo Gook buru2 masuk tenda
“Apa kau gila? Apa kau pikir aku akan tidur dengan pria orang lain?” Jo Gook tak perduli, ia akan menganggap Mi Rae seperti pria, atau Mi Rae yang tidur diluar. Mereka pun rebutan masuk, wkwkwk.
 
Jo Gook dan Mi Rae akhirnya tidur berdua di dalam tenda, keduanya sama2 belum tidur. Jo Gook yang tahu Mi Rae gelisah, menghadap ke Mi Rae dan membuat suara mendengkur agar Mi rae lebih nyaman dan bisa tidur. Jo Gook tersenyum melihat Mi Rae menghela nafas lega.


Sementara itu, di Kota Inju, Para partai mulai sibuk menetapkan calon pengganti walikota. Joo Hwa dengan teman2 partainya membahas mengenai skandal Walikota Go merusak reputasi partai mereka. Tuan Yang, yang sedang menjalani pekerjaan sambilan sebagai pelayan dan berusaha menguping. anggota Partainya Joo Hwa lalu memutuskan untuk mengusulkan calon nominasi yang berlawanan dengan citra Walikota Go, agar bisa menang.

Sementara itu di toilet pria, anggota dari partai yang lain juga membahas yang sama saat memakai urinoir. Lagi2 tuan Yang ada disana.

Dan ditepi pantai, para anggota Partai lainnya menemani Ketua Dewan kota Kang yang sedang memancing, mereka juga membahas hal yang sama. Tuan Yang kali ini juga ada disana, ia melaporkan semua aktivitas partai yang tadi dilihatnya. ckckck, ni bapak sibuk bener.

Keesokan paginya Mi Rae bangun saat Jo Gook sibuk memasak sarapan. Jo Gook menyapa Mi Rae dan mengajaknya sarapan. “Apa yang salah dengan wajahmu, tampaknya kau tidak tidur sama sekali? “
“biasanya pagi hari setelah bangun wajahku akan terlihat sedikit bengkak, tapi tak apa2”. Mi rae mulai makan. Jo Gook mengingatkan bahwa orang yang makan paling banyak yang harus mencuci piring.
Mi Rae mengeluhkan Jo gook yang membawa bumbu politik ke dalam tiap percakapan mereka. Jo Gook heran mengapa Mi Rae tak suka politik, lalu menanyakan politik versi Mi Rae.
“saling menjatuhkan, saling berstrategi, membuat orang menjadi takut, tak ada yang tulus dan jujur , hanya sarang penuh kebohongan dan kebohongan. tempat dimana kebajikan dan kebenaran menjadi lelucon. Bergabung menjadi satu kalimat, yang bahkan lebih buruk dari Ny. Jung!” Mi Rae melanjutkan bahwa menurutnya politikus itu tulus dan sepenuh hati mengubah hidup rakyat menjadi lebih baik.
Jo Gook mengangguk mengerti, ia mendekat Mi Rae, dan menawarkan untuk ikut pemilihan Walikota dan membuat Mi Rae tersedak.
“kau baik2 saja?” Jo Gook membukakan botol untuk Mi rae minum dan menepuk2 punggungnya.
“Apa? melakukan apa?” Mi Rea kembali bertanya setelah batuknya reda
Dalam perjalanan pulang, Jo Gook terus membujuk Mi Rae, ia memberitahu Mi Rae sebuah kenyataan dimana tak ada lagi orang yang mau memperkerjakan orang yang menikam atasannya sendiri (jadi Mi rae pasti susah cari kerja). Ia juga mengingatkan nasib pak Lee, nasib Boo Mi.
“Bukankah kau memintaku untuk tidak mudah mempercayai orang, terutama jenis orang-orang sepertimu? Jangan pernah datang dan muncul di wajahku lagi.“ Mi Rae membalikkan kata2 Jo gook semalam.
Sama seperti dulu Mi Rae yang mengejar2 Jo Gook, kali ini kebalikannya. Gantian Jo Gook yang mengikuti Mi Rae, termasuk mengikuti Mi Rae yang sedang membantu ibunya menjual ikan di pasar.
Saat dilihatnya Mi Rae mulai jengkel, Jo Gook langsung menjajakan dagangan Mi rae, wkwkwk

Mi Rae mendatangi Pusat pencarian kerja khusus wanita, ia mencari pekerjaan untuknya juga Boo Mi. Saat Mi Rae menunggu sementara orang yang diremuinya tadi masuk ke ruangan lain, Mi Rae dikejutkan oleh kedatangan Jo Gook. Mi Rae menatapnya dan mengernyit . Tanpa rasa bersalah Jo Gook menatap balik, “Kenapa? aku juga sedang menganggur, Apa yang terbaik untukku?” Jo Gook membaca2 brosur,
Mi Rae mengambil brosur dari tangan Jo Gook, “Tak bisakah kau membaca disini khusus untuk Wanita? “

Jo Gook berubah seketika menjadi ‘perempuan’. “Ada banyak orang yang sering mengatakan bahwa aku terlihat cantik Wow! Arrh!” wkwkwkw Jo gook tiba2 jadi gemulai.
Jo Gook kembali membujuk Mi Rae saat berjalan pulang. Mi rae tetap menolak. “Mengapa kau memperlakukanku seperti ini? Apa motif mu? Semua orang tahu bahwa kau akan ikut pemilihan Walikota, mengapa kau malah meminta ku?”
“Mereka semua salah. Aku tak tertarik menjadi Walikota. Tetapi jika kau mau, aku akan membantumu untuk menjadi Walikota”
Mi Rae kesal, ia menyuruh Jo Gook mencari orang lain saja dan tidak mengganggunya lagi. “Kenapa kau membingungkanku? Aku ini naïf, akan mudah mempercayai apapun. Inikah tujuanmu sebenarnya mengajakku rekreasi?”
“tidak”
“Jangan membuatku tertawa, bisakah kau jujur sekali saja?”
“kau mau aku jujur, kau siap?” Mi Rae diam, “Aku mengajakmu rekreasi bukan karena ini (membujuk Mi rae jadi walikota) tapi karena aku mencari alasan agar bisa bersama Mi Rae”. Mi Rae heran.
“Tampaknya jelas kau tak siap menerima kebenaran” kata Jo Gook lalu mengacak poni Mi Rae dan berbalik pergi. Mi Rae menyentuh rambutnya saat ia mencerna pada apa yang Jo Gook katakan tadi. (apa maksudnya? hm, Jo Gook beneran suka ma Mi Rae? boro2 ngacak rambut, dulu Jo Gook beranggapan rambut Mi rae itu bau).
 
Jo Gook sedang duduk santai di pekarangan rumahnya saat Soo In datang. Ia minta agar soo In mencari tempat untuk basecamp kampanye.
 
Jo Gook mendatangi lapangan basket dengan bolanya saat dilihatnya Jung Do sudah ada disana. Jo Gook menyapa Jung Do, dan sebagai sesama pengangguran ia ingin makan malam bersama. Mereka mulai bermain basket dan kelihatan menikmatinya. Jo Gook memanfaatkan kesempatan itu menanyakan apa yang sebenarnya terjadi malam itu. Jung Do menggoda Jo Gook yang cerdas tapi memori terbatas.
“ada apa yang kita sebenarnya? Apakah kita tidur bersama?” jo Gook benar2 penasaran.
Jung Do akhirnya menceritakan semuanya. Malam ketika perpisahan kelulusan PNS angkatan mereka, ada desas-desus bahwa di antara seluruh angkatan mereka ada satu orang yang pernah ke Gedung Biru (kayak Gedung putihnya Amerika) bernama Jo Gook. Malam itu semua minum, beberapa mabuk termasuk Jo Gook. Dalam mabuknya Jo Gook marah2 dan menyapu meja didekatnya sampai semua berjatuhan, ia lalu keluar. Yang lain kesal dengan ulah Jo Gook dan pindah minum ke tempat lain. Jung Do bangun terakhir, ia melihat tas Jo Gook. Jung Do mengambilnya dan mencari2 Jo Gook yang ternyata terduduk di trotoar.
Malam itu Jo Gook terus meracau menggugat usaha kerasnya yang hanya dihargai ditempatkan di pemerintahan provinsi, tidak ke Gedung Biru sesuai keinginannya, ”Apakah kau tahu berapa banyak usaha yang kulakukan? Tapi mengapa dia tidak mengakui upaya itu? aku jelas anaknya, mengapa dia tidak mengakuiku? Aku tak memintanya untuk membiarkanku tinggal di sisinya dan tinggal bersamanya. Mengapa ia melemparkanku ke pemerintah Provinsi. Kenapa?. “
saat itu ponsel Jo Gook berbunyi, Jung Do membatu mengambilkan dan sempat membaca penelpon adalah anggota Kongres Choi Dong Gyu (BB). Jo Gook mengambil telepon itu, setelah melihat yang menelponnya adalah BB, ia melemparkannya.
Jung Do bertanya2, “Siapa kau sebenarnya? Bahkan telpon dari ketua Partai kau abaikan?”. Jung Do lalu membangunkan Jo Gook. flashback selesai.
“itu saja?”
Jung Do menjawab tentu saja lebih dari itu, ia juga menambahkan betapa Jo Gook membayarnya 300 dollar. Jo Gook menanggapi harga itu cukup mahal mengingat wajah Jung Do yang pas2an. Jung Do hanya tersenyum tipis, ia malah menanyakan hubungan Jo Gook dengan BB, tapi Jo Gook tak mau menjawabnya.

Kemudian 3 buah mobil datang, Partainya Joo Hwa datang menemui Jo Gook. Jo Gook terpaksa pergi dan mengundurkan janji makan malamnya lain waktu saja, Jo Gook langsung berlari, di belakangnya beberapa orang partai mengejarnya.
Joo Hwa melihat suaminya dengan heran, ia beruntun menanyakan kedekatan Jung Do dan Jo Gook, apa ia membahas kemungkinan bergabung dengan partai, apa ia menyinggung soal pemilu.


Jung Do tak menjawabnya, ia pulang. Joo Hwa terus mengikutinya menanyainya. akhirnya Jung Do bosan juga, Jo Gook itu politisi tak mungkin mengumbar rencananya begitu saja, lagipula untuk orang seambisius Jo Gook menjadi Walikota di kota kecil tak akan memuaskan seleranya. Jadi ia ingatkan agar Joo Hwa tak menghabiskan energi mengejar2 Jo gook.
Joo Hwa menganggap itu kesempatan bagus agar ayahnya bisa ikut serta. Menurutnya jika Jo Gook tak ikut berarti kans ayahnya untuk menang sangat besar. Ia minta agar Jung Do mau membantunya membujuk ayahnya ikut serta. Jung Do menolaknya, ia bahkan akan membujuk mertuanya untuk tak ikut serta. Jung Do bahkan menyarankan agar Joo Hwa berselingkuh atau bercerai saja, karena Joo Hwa sepertinya menganggap politik itu piknik.
Joo Hwa keukeuh, ia tetap akan menemui ayahnya, ia juga mengingatkan agar Jung do tidak memberitahu ayahnya soal pengunduran dirinya.
 
Mi Rae datang membawa snack untuk kelas Kyung Hee. Guru tersenyum melihat Mi rae yang selalu datang membawa banyak makanan. Mi rae beralasan karena anak2 butuh gizi untuk pertumbuhannya. Mi Rae memberikan amplop, ia menyisihkan sebagian uang hadiahnya untuk menyumbang sekolah.

Mi rae membayar hutangnya di bank, hutangnya makin mengecil. Ia berjanji akan membayarnnya secepat mungkin. Kalau perlu ia akan ikut kontes Nona kecantikan di kota sebelah. Dengan modal percaya diri, pengalaman, ia pasti akan menang. teller Bank shock mendengarnya..wkwkwk
 
Mi Rae mendapat telpon dari pemilik resto bubur Boo Mi ada disana. Boo Mi yang mengeluh tak mampu membeli susu anaknya memaksa bekerja disana. Boo Mi sedang di dapur membuat bubur untuk anaknya dan rasanya sangat enak. Mereka berencana menjualnya.
Mi Rae berbicara dengan Boo Mi, ia memberikan amplop. Melihat Mi rae tanpa kata, Boo Mi memarahinya, “Jika ada yang ingin kau katakan, cepat katakan. Apa kau mau bubur untuk anakku dingin?“
Mi Rae meminta maaf, sementara ini ia hanya bisa membantu Boo Mi seperti itu. Ia sedang mencari pekerjaan dan mencarikannya untuk Boo Mi juga. Boo Mi menolaknya.
Mi Rae kecewa setelah bertemu dengan Boo Mi, ia terus merenung dihadapan teman2nya yang terheran2. Membiarkan Mi Rae, mereka mulai membahas pemilu dan siapa kira2 kandidat yang bagus sambil sedikit membahas Mi rae. Cat memberi pendapat, menurutnya walau Walikota Go telah jatuh, tetapi apa yang paling diharapkan Mi rae belum direalisasi. 
Eraser membantahnya, mengapa belum? Dia telah membantu para pedagang kembali toko mereka di pasar. Ia juga membayangkan Mi rae itu Wonder Woman, atau Wonder Girl?. Kata2 Eraser disambut baik teman2nya, bukankah Mi rae termasuk kandidat yang bermutu, “Mengapa tidak? kandidat nomor 1, Mi Rae. Wonder Woman kota Inju. Usianya hampir 40 tapi bisa menang Nona Hering, ia telah menjatuhkan Walikota korup. Mengapa orang ini tidak bisa menjadi Walikota?”. Kemudian teman-temannya menoleh pada Mi Rae yang memiliki potensi sebagai seorang Walikota

Semalam poster Mi Rae dengan kostum Wonder Woman tertempel di banyak tempat. Semua orang melihat ingin tahu.
Mi Rae berjalan sambil terus memikirkan perkataan Jo Gook “kau mau aku jujur, kau siap? Aku mengajakmu rekreasi bukan karena soal walikota tapi karena aku mencari alasan agar bisa bersama Mi Rae……Tampaknya jelas kau tak siap menerima kebenaran”
Mi Rae terus berjalan sampai tiba2 ia mendengar orang membicarakannya, ia berbalik melihat orang yang membicarakannya. Lalu shock saat tahu orang2 tadi membicarakannya karena poster bergambar dirinya dengan judul ‘Wonder Woman Kota Inju sebagai Walikota’ ada dimana2.
Wakil Walikota Ae kesal melihat poster-poster Mi Rae. Joo Hwa justru melihat masalah itu sebagai peluang, mereka harus memanfaatkan Mi rae.Dengan itu mereka yakin akan dapat meraih simpati rakyat padapartai mereka yang ternoda oleh walikota Go. Joo Hwa yakin dapat meyakinkan Mi rae.
Joo Hwa pergi mencari Mi Rae. Sepanjang jalan Joo Hwa tetap Tepe2 mengenalkan diri dan partainya, ni orang cocok jadi sales,wkwkwkw. Ia akan menelpon Mi Rae, tapi tiba2 ia melihat Mi Rae sedang mencoba mencopoti poster Wonder Woman nya.
“kenapa kau memanggilku. Apa yang kau inginkan?”. akhirnya Mi Rae ikut ke resto cepat saji saat Jo Hwa menawarkan pekerjaannya kembali. Mi rae minta Joo hwa segera menceritakan maksudnya, karena ia sangat sibuk.
“pengangguran sangat sibuk?”
“Siapa orang yang membuatku jadi pengangguran?”
Joo Hwa tersenyum, ia menawarkan Mi Rae dan Boo Mi yang akan mendapatkan pekerjaan kembali setelah pemilu. Administrasi balaikota merupakan wewenang pada Walikota, jadi terserah walikota baru akan mengembalikan pekerjaan Mi Rae atau tidak. Untuk itu, ia minta agar Mi rae dapat membantu menghasilkan walikota yang pasti mengembalikan pekerjaanya dengan cara menjadi maskot partainya Joo Hwa. Joo Hwa bersedia membayar dalam jumlah besar.

Mi Rae yang tak mau dimanfaatkan oleh siapapun termasuk Jo Gook apalagi Joo Hwa merasa terhina. “Tutup mulutmu dan dengarkan baik-baik. Jika kau tidak tak berubah, tak apa2, aku yang akan berubah. Aku akan berubah menjadi sesuatu yang takkan bisa kau remehkan lagi, kau tak bisa lagi berpikir kalau aku itu bodoh. Setelah itu, semua yang pernah kau lakukan padaku, akan ku balas setimpal. Tidak, akan kubalas sepuluh kali lebih sakit!!”
Joo Hwa mencibir, “ bagaimana kau akan melakukannya?”
 
“Aku akan berubah menjadi "Wonder Woman". Aku telah memutuskan untuk menjadi ’Wonder Woman’ kota Inju. aku akan mencalonkan diri sebagai Walikota!!”
Joo Hwa terkejut.

--If You don't Succeed... don't stop to try again--

7 komentar:

Anis RF mengatakan...

kumawo ai onnie atas recapnya...

pernah nonton dikit di o-channel..
suka deh sama jalan ceritanya :)

ai mengatakan...

sama2 anis... ni juga bikin karena suka ma dramanya plus akang Cha Seung Wonnya, wkwkwkwk

TUKANG CoLoNG mengatakan...

bentar dulu, sakura itu bunga chery??

ai mengatakan...

sakura dalam bahasa inggris=cherry blossoms... karena nama buahnya emang Chery, bentuknya mirip chery yang kita tau suka nemplok di kue2, tapi biasanya chery dari pohon sakura gak bisa dimakan... info lengkap baca: http://id.wikipedia.org/wiki/Sakura :D

TUKANG CoLoNG mengatakan...

kiraen beneran buahnya chery...

eh alurnya ga begitu beda dengan cerita lainnya. berantem dulu, akhir2 pacaran..:D

Anis RF mengatakan...

@un ai iya, anis juga suka CSW, hoho..oom2 emang punya kharisma tersendiri ya..

@TUKANG CoLoNG alur cerita emang ga jauh beda, tapi latar belakangnya macam-macam, jadi k-drama hampir selalu menarik untuk disaksikan :)

ai mengatakan...

@anis, siapa yang bilang kalo CSW hanya selera untuk para ahjuma? wkwkwk, yang muda pun bisa tersepona ternyata...

@blih syukre.... dalam kdrama, kisah cinta pasti jadi bumbu... justru yang di tekanin di sini kisah Mi Rae yang tadinya dianggap bukan siapa2 bahkan tersisihkan menjadi 'sesuatu' yang gak cuma pencapaian instan... dia membuktikan bahwa dia adalah 'sesuatu' yang berkualitas... hingga lawanpun akhirnya mengakui kualitasnya... **sok serius ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...