Senin, 13 Juni 2011

[Sinopsis] The City Hall -- episode 12 part 1

 
“Hadirin sekalian, Saya walikota Kota Inju, Shin Mi Rae…..” Mi Rae memperkenalkan dirinya secara resmi pertama kali, ia disambut tepuk tangan meriah. Tapi di salah satu sisi gedung, Jo Gook memandang Mi Rae bukan dengan senyum bahagia tapi lebih terlihat kekhawatiran diwajahnya.
“saya lahir dan dibesarkan di Kota Inju. Saya tak sekolah TK karena tak mampu. Inju adalah tempat saya bermain bersama kupu2 dan kunang-kunang. Tempat dimana saya bersembunyi di bawah jembatan dan menangis setelah di putuskan pacar. Tempat dimana saya merayakan kelulusan PNS tingkat 10 bersama para tetangga di kantor desa. Mengijikan orang seperti saya menjadi walikota memperlihatkan saya akan sebuah tempat harapan.. Tempat itu adalah disini, kota Inju. Karena itu, saya bisa membayangkan kekhawatiran semua orang ‘apa bisa dilakukan oleh wanita bodoh yang bahkan tak bisa menulis kata POLITIK?’..... walau saya belum tahu pasti apa yang bisa saya lakukan, ada banyak hal yang saya harap akan saya lakukan..... Walau saya tak mengerti Jung Chi (politik), saya akan menjadi walikota yang punya banyak Jung (semangat, kasih sayang, belas kasih dan cinta) untuk anda. Walau saya bukan ahli investasi, saya akan menjadi walikota yang berani mengakui dan memperbaiki kesalahan, yang menerima setetes kebaikan dan tahu bagaimana membalasnya”
Sambutan Mi Rae mendapat standing applause, bahkan kini muncul senyuman di wajah Jo Gook. Joo Hwa menutupi telinganya tak mau mendengar kebisingin tepuk tangan untuk Mi Rae. Mi Rae turun dari podium untuk menyalami orang-orang. Sebuah nasihat datang dari ketua Dewan kota, “Pepatah bilang: perahu akan menabrak gunung jika terlalu banyak pekerja. Sebenarnya bukan masalah banyaknya pekerja, tapi itu karena masing-masing pekerja itu melakukan tujuannya sendiri-sendiri…“ kata-katanya menjadi tambahan penyemangat untuk Mi Rae.
Mi Rae melongok ke arah Jo Gook berdiri, namun Jo Gook tak tampak lagi. Serombongan ajudan mengingatkan Mi Rae untuk langsung ke city hall, mobilnya sudah menunggu. Tapi Mi Rae lebih khawatir tak bertemu Jo Gook. Setelah meminta maaf bahwa ia akan menemui seseorang lebih dulu, ia langsung ngacir. Haha, para ajudan segera mengikutinya dari belakang.

Sementara itu, terjadi kesibukan di kantor walikota, dekorasi ruangan diganti. Kepala Park dan Hae Ri menangisinya.


Jo Gook dan Jung Do hampir berbarengan keluar, kini mereka ada di teras gedung. Jung Do memuji Mi Rae hebat, Jo Gook bahkan mengibaratkan Mi Rae itu mempunyai punggung harimau dan pinggang beruang, wkwkwk saking strongnya
“setelah badai reda, hanya tersisa kita berdua” Jo Gook menerawang
“apa kau merasa kesepian? Haruskah aku membuatmu sedikit nyaman?"
“nyaman?” Jo Gook mulai memasang tampang lebay, melambaikan tangannya dan menaruh di pipi, “belikan aku tas bermerk… belikan! Belikan!” Mereka tertawa dengan acting Jo Gook yang seperti pacar yang minta tas. Mereka sepakat untuk saling membuat nyaman, dan di mulai dengan rencana makan bersama nanti malam.
Datang Joo Hwa mendekati Jung do, ia menyindir suaminya yang tak ikut merayakan kemenangan di dalam. Ia juga mengatai Jo Gook, “kaki tangan komplotan, manipulator licik, ular berbisa, pengkhianat kecil!”.Jo Gook bingung kenapa Joo Hwa tiba-tiba menyerangnya.
“benarkah? Setiap aku melihatnya, aku juga memikirkan hal yang sama.” Jung Do kini berdiri di dekat Joo Hwa seolah memihaknya.
“kau sepertinya punya imajinasi liar, manipulator licik apaan?... aku ini seperti Daddy Long Legs (seorang pria tak dikenal diam2 membantu seorang gadis)”.
Joo Hwa kembali mengancam hal yang sama seperti di pengumuman pengunduran pemilu Tuan Ahn, alih-alih Jo Gook menaruh Mi Rae di dalam dongeng, Mi Rae justru akan merasa di neraka. Joo Hwa lalu pergi. Di susul Jung Do yang mengingatkan bertemu dilapangan basket sejam lagi.
Jo Gook takjub melihat kelakuan suami istri yang menurutnya ajaib itu. Ia akan pergi saat Mi Rae datang, memanggilnya sambil berlari-lari.
“ada apa?”
“aku belum beterima kasih. Aku takut kau pergi sebelum mendengar kata ‘terima kasih’ku. Aku mengucapkan terima kasih. Aku berterima kasih bukan karena kau menolongku menjadi walikota, aku berterimakasih karena kau mengajariku soal aku yang bisa jadi tumpuan harapan seseorang.”
Jo Gook tersenyum, tapi ia langsung pura-pura jaim dan memuji dirinya memang tahu banyak hal. Mi Rae megulurkan tangannya, sambil menyatakan ia tak takut lagikarena kini ada an unwavering penasehat kampanye di sampingku. “kau penasehat yang hebat… aku takkan melupakanmu”.
Jo Gook menyambut jabat tangan itu, “tidak, kau harus melupakannya. Karena walau kau tak memilikiku di sampingmu, akan ada banyak orang yang mengikutimu”
Kata-kata Jo Gook menyadarkan Mi Rae para ajudannya masih mengikutinya. Dengan merasa tak enak, ia minta mereka semua kembali ke balaikota, sementara ia masih ada yang harus ia lakukan.
Mi Rae buru-buru menarik tangan Jo Gook untuk lari.
Ternyata Mi Rae membawa Jo gook membeli kue beras. Mi Rae mengaku itu sebagai ucapan terimakasih sesuai tradisi di desanya. Jo Gook mulai menceritakan kisah dady Long Legs lagi (wkwkwk suka banget dia ma Daddy Long Legs, jadi pingin nonton filmnya), tapi Mi Rae tak sabar, ia pun ke balaikota meminjam sepeda yang punya toko sambil mengingatkan Jo gook untuk segera memakannya selagi hangat. Jo Gook menatap kepergian Mi Rae, “aku cuma ingin bersamamu lebih lama….”
Mi Re yang datang bersepeda dengan setumpuk kardus kue beras, membuat orang-orang yang berdiri untuk menyambutnya di teras balai kota terheran-heran. Ia juga tak kalah heran mengapa begitu ada banyak orang menyambutnya. Di banding mendatangi mereka secara resmi, ia lebih suka menyapa para penghuni balaikota dengan santai sambil membagikan kue beras.
Tempat pertama yang didatangi Mi Rae adalah kantor pelayanan public. Mereka terkejut, apalagi kini Mi rae menegaskan kantor pelayanan Publik akan menjdi perhatian utamananya, ini membuat pekerja disana ketar-ketir terutama Mi soo yang pernah mengabaikan untuk mengurus bantuan bagi kelurga Kyung Hee.
Tempat lain yang di datangi tak kalah mengejutkan, kantor serikat pekerja!!. Boleh di bilang Mi Rae lah walikota pertama yang mendatangi mereka. Serikat pakerja mengigatkan agar walikota Shin tak berharap mereka toal mendukungnya tanpa syarat. Mi Rae setuju, ia minta didukung jika melakukan hal yang benar, jika kebalikannya ia minta di ingatkan.
Selesai membagikan kue, Mi Rae diantar kepala Park ke kantornya. Di Ruang tunggu walikota, ia mendapati orang-orang baru sebagai staffnya. Ia menyatakan akan memilih staffnya sendiri. Ia juga minta kepala Park memanggil para kepala biro untuk menghadapnya, ia ingin berbincang santai mengenai hal-hal yang terjadi di balai kota.
Sendirian, Mi Rae menatap meja tempatnya dulu menjadi sekertaris. Ia mengambil buku jurnal dan membacanya. Sesekali ia tersenyum membaca catatan-catatan kecilnya di sana. Matanya terpaku pada catatannya soal kesan pertama bertemu Jo Gook. Sesaat ingatannya melayang pada hari kemah mereka.
Kini Mi Rae masuk ke ruangannya, ia tercengang melihat pernak-pernik dekorasi warna pink yang hampir mengubah kantor yang dia kenalnya bertahun-tahun.
Mi rae kini duduk dengaan bangga di kursinya, sesekali melompat dan berputar dengan kursinya itu. Mi Rae mulai bosan, orang-orang yang di tunggunya tak kunjung datang. Ia pun menulis di jurnalnya soal hari pertama kerjanya yang sendirian.
Saat terdengar ketukan di pintu, Mi Rae buru-buru kembali duduk dengan manis pura-pura membaca majalah mempersilahkan masuk, bukan kepala biro yang di tunggunya, melainkan tukang kirim barang, wkwkwk. Ternayata pemilik toko yang mengiriminya bingkisan sekotak cemilan.
Sementara itu, sesuai janji mereka, Jo gook dan Jung Do bermain basket, mereka kembali membahas Mi Rae.
“apa menurutmu Mi Rae baik-baik saja?” Tanya Jo Gook sambil duduk di atas rerumputan.
“apa kau merasa susah karena takut Mi Rea tak baik-baik saja?”
Pembicaraanpun menyerempet ke soal Jo Gook. Jung do tahu banyak soal Jo Gook yang ia tengarai tengah merencanakan sesuatu untuk kepentingannya, membantu MI Rae juga adalah salah satu cara untuk memuluskan rencananya itu. Jo Gook tak mengelak, “Mi Rae takkan terluka kalau ia tak tahu, kan?”. Pembicaran mereka terputus karena gubernur menelpon Jo Gook.
Mi Rae masih menunggu, ia akhirnya tak tahan lagi, ia menelpon ruangan kepala biro Ji. Alangkah kecewanya karena ia di beritahu Kepala Ji sedang rapat di ruangan wakil walikota, begitu juga dengan kepala biro yang lain. Mi Rae yang kecewa memilih kepantry untuk membuat kopinya sendri, tapi justru di sanalah ia mendapat ide, ia membuat beberapa gelas minuman.
Ruangan wakil walikota penuh dengan orang. Mereka bersepakat untuk membiarkan Mi Rae menjadi walikota hanya dalam waktu sebulan sampai ia menerima gaji pertama.
Tapi tampang optimis mereka untuk bisa menyingkirkan Mi Rae berubah total saat yang jadi ropik muncul di depan mereka membawakan senampan kopi.
Mi Rae menebalkan mukanya dan dengan ramah menyapa mereka, “sedang rapat apa? Apa aku tak bisa ikut gabung?”
“rapat apa? Walau kami beritahu, ku takkan mengerti… ini hanya pembicaraan di antara kami” kata wakil walikota sinis.
“tentu akan ada banyak hal yang tak ku mengerti, tapi jika kalian menerangkannya sedikit padaku…”
“kau akan senang kalau kami bekerja lembur hanya karenamu, Walikota?” potong Joo Hwa tak kalah tajam
“kalau begitu, kapan kalian selesai? Kalau kalian sudah ada waktu untuk bertemu denganku,…..”
Wakil walikota memotong bahwa waktu rapat tak pernah bisa di tentukan kapan selesainya, Mi Rae mengangguk mengerti, ia minta mereka melanjutkan rapatnya dan melaporkan hasilnya padanya.
Tapi ucapannya berikutnya membuat Mi rae menjadi pusat perhatian: “sebenarnya aku juga punya masalah untuk didiskusikan. Aku merencanakan untuk membahasnya di kantorku, tapi aku akan mengatakannya disini saja sebelum pergi. Tolong pertimbangkan dan beritahu aku apa keputusan kalian, AKU AKAN MEMBATALKAN RENCANA PEMINDAHAN GEDUNG BALAI KOTA!”.
Seketika wajah-wajah yang tadi meremehkannya memandang Mi rae dengan terkejut, “di batalkan? Bagaimana kau bisa membatalkannya?”

8 komentar:

dewi febriana mengatakan...

Lanjut ai...
Hero-nya kenapa mandek, bu? Penasaran neh sama kelanjutannya. Kl mo donlot dmn ya?

ai mengatakan...

Hero rencananya dilanjutin... tapi aku harus nyari dulu DVDku yng entah nyangkut dimana, wkwkwkwk

kalo DL :http://www.dramacrazy.net/korean-drama/hero-episode-list/ tpi kalo bisa punya IDM, biar tar muncul opsi DLnya otomatis

dewi febriana mengatakan...

jangan2 nyangkut di genteng tetangga lagi, hehe...
download di dramacrazy gak bs, ai. dah prnh cb. IDM-nya gak muncul2.

ai mengatakan...

haha, kasian ma A Ijunk kalo ampe nyangkut di genteng tetangga... ow, gbs ya? aku blm nemu ayng lain nih

Unknown mengatakan...

Lanjuttttt,,, Lagi tergila2 sama CSW nih. Haha,,, gara2 Best Love.

Thanks for recaps. :)
Salam kenal,

-Rain-

ai mengatakan...

aiih... Cha Ajhussi memang pesonanya dahdyat, tak sedikit yang mengaku tergila-gila... ckckckck... btw, ngikutin tulisan Best Love ku kan di Pelangi drama???

Unknown mengatakan...

Mian, baru dibales. *Emang sms? hehe,,,

Pastinya aku ngikutin terus tulisan Mbak Ai (Best Love) di PD. Hehe,,, walau ane dah baca di Koala's PG, tapi kyknya gak afdhol kalau belum baca bhs.INA-nya. Hoho,,,

Lanjut terus ya,,, City Hall dan BL nya. gumawo! ^_^

ai mengatakan...

Nuhun Rain... seneng deh kalo ada yang nunggu, setidaknya tahu kalau yang kutulis ada yang baca ^^... Stay tune on PD ya say ^^.. muach

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...