Jumat, 16 September 2011

[Sinopsis] Thank You Episode 6 Part 2/2

…. Suara klakson menyadarkan Gi Seo, mobil Seok Hyun yang baru turun dari kapal menghampirinya. Seok Hyun membawa seorang ahjussi bertopi hitam.
Gi Seo lalu ke rumah judi, tampak ada dua kelompok kecil asyik bermain. Ahjussi bertopi hitam yang tadi di dalam mobil Seok Hyun ada di kelompok ke dua. Salah satu orang yang kemungkinan takkan mau menjual tanahnya adalah seorang penggila judi, Tuan Go Pil. Tanah tuan Go Pil akan segera di lelang dalam satu dua hari ke depan, jadi mereka harus bertindak cepat.
Rencananya adalah si ahjussi seperti biasa bermain kartu dengan Tuan Go Pil sementara Gi Seo menyusul masuk dan bergabung. Awalnya Gi Seo terus menerus kalah dari tuan Go Pil. Setelah tuan Go Pil hilang kewaspadaannya, baru Gi Seo akan mulai terus menerus memenangkan permainan. Semua langkah Gi Seo di pandu lewat isyarat tangan si ahjussi. Tuan Go Pil yang memang pecandu berat judi mulai kehabisan uang, ia segera pulang ke rumah untuk membawa uang tambahan plus surat tanah.
Sementara itu Tuan Park menggendong istri Tuan Go Pil yang juga bibinya ke klinik. Awalnya dr. Oh menanggapi dingin karena tuan Park pernah pura-pura keracunan (episode5). Ini bukan kali pertama istri tuan Go Pil minum racun serangga, dulu saat tuan Go Pil mempertaruhkan tanahnya untuk judi, nyonya Go Pil juga pernah melakukannya.

Dr. Oh segera mengeluarkan isi perut Ny. Go Pil di tengah paniknya Suh Ran yang menanyakan apa sebaiknya mereka mengirim Ny. Go Pil ke Rs besar. Dr. Oh kali ini memarahi Suh Ran yang sedikit-sedikit meminta pasien di kirim ke RS, sama sekali tak menghargai kemampuan dr. Oh. Kadang kesel sama si Suh Ran ini, dia bukannya bantuin dokter, malah bikin panik dokter yang sebenernya juga udah panik.
Tuan Go Pil yang kembali datang membawa setumpuk uang dan surat tanah, dengan mudah di arahkan dalam skenarionya Seok Hyun. Seok Hyun menunggu dengan gelisah di mobilnya menunggu kabar. Sementara di dalam rumah judi, tuan Go Pil sampai pada titik di mana ia akan kehilangan surat tanahnya saat tiba-tiba Gi Seo bilang berhenti.
Gi Seo bangun untuk membuktikan ia benar-benar berhenti. Ahjussi bingung padahal misi mereka tinggal selangkah lagi.
Gi Seo mendorong tumpukan uang yang telah di menangkannya ke arah tuan Go Pil, ia juga merobek surat hutang Tuan Go Pil, lalu mengambil surat tanahnya dan memasukkannya ke kantong jas tuan Go Pil. Ia sekaligus mengingatkan tuan Go Pil untuk tak lagi bermain judi dan menghabiskan hartanya sia-sia.
Gi Seo membawa jasnya keluar, tuan Go Pil gemetar saat melihat kartu Gi Seo yang lebih tinggi nilainya dari kartunya…. Ia bisa saja kehilangan semuanya…... Seok Hyun terkejut mendapat berita lewat ponselnya.
Malam di rumah keluarga Lee…..
Bom dan kakek main jual-jualan sementara Young Shin memplester tumitnya yang lecet akibat highheels tadi siang. Bom ngambek sama kakek yang keukeuh semangkuk choco pie itu adalah choco pie, padahal mereka tadi sepakat choco pie itu sebagi jajjangmyun. Young Shin tersenyum melihat Bom yang ngambek tertelungkup memeluk bonekanya.
Young Shin lalu menatap kakek, “Maaf, Mr Lee…. Mengapa kau selalu memanggil nenek yang membawa mesin cuci piring itu ‘Buddha’?” melihat kakek hanya diam dan memakan choco pie nya, Young Shin melanjutkan perkataannya, “Bukankah Buddha itu baik hati, hangat, dan peduli?” haha, berarti ibunya Seok Hyun jauuuuuh banget dari ciri-ciri itu. Kakek tetap asyik dengan choco pie nya, ia menyodorkannya (=menawarkan) pada Young Shin. Young Shin tersenyum menolak, ia bangkit untuk mengambilkan minum kakek, langkahnya terhenti saat ia mendengar jawaban kakek.
“Itulah sebabnya dia adalah Buddha…. Itulah mengapa ia adalah Buddha, kau sangat bodoh”. Hm, apa si kakek justru melihat di balik sikap cerewet dan kasar nya ibu Seok Hyun justru tersimpan kehangatan dan kepedulian???
Tiba-tiba terdengar suara makian di luar rumah, Young Shin dan Bom refleks menoleh ke arah pintu. Young Shin keluar, tuan Park memaki-maki di depan kamar Gi Seo, “Apa ada sesuatu, ahjussi?”
Tuan Park yang marah besar menyarankan Young Shin untuk menyiapkan peti mati untuk Gi Seo. Young Shin lalu menyuruh Bom masuk sebelum ia menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Tuan Park lalu menceritakan soal bibinya yang minum racun serangga gara-gara pamannya membawa surat tanah sebagai bahan taruhan saat main judi dengan Gi Seo. Tuan Park menuduh Gi Seo berpura-pura sebagai dokter padahal ia hanya penjudi yang mengincar properti mereka. Young Shin terperangah..
Gi Seo menyendiri memikirkan perkataan Young Shin yang mempertanyakan apa ia nyaman dengan cara hidupnya selama ini. Ia lalu mendatangi jembatan setelah mendapat sms dari Seok Hyun, Seok Hyun tengah menunggunya di temani sebotol soju.
“Mengapa kau melakukan itu?” Seok Hyun lalu menoleh menatap Gi Seo sementara yang di tatap tetap melihat kedepan , “Mengapa?” Seok Hyun mengalihkan pandangannya, “Apa kau tahu betapa pentingnya tanah itu untuk kita? Apa kau tahu berapa banyak kita bergantung pada sebidang tanah itu? Aku pikir kau sudah tahu dengan jelas” Seok Hyun kemudian kembali menoleh, amarah terdengar di suaranya, “Mengapa kau mengacau saat kita hampir menang?!”
“Entahlah…” jawab Gi Seo santai
“Apa?”
“Aku juga tidak tahu. Mengapa aku melakukannya?
“Kau merasa kasihan bahwa pak tua itu? Ia mengingatkanmu pada ayahmu? Kau tiba-tiba menemukan hati nuranimu?..... “ Seok Hyun lalu meminta Gi Seo untuk kembali ke Seoul besok, karena ia tak butuh orang seperti Gi Seo. Seok Hyun lalu beranjak pergi.
“Bagaimana seharusnya aku bisa mendapatkan posisi tinggi?” Pertanyaan Gi Seo menghentikan langkah Seok Hyun. “Hidup dengan cara yang kau lakukan? Mendapatkan restu ibumu, sukses dalam bisnis…. Aku juga ingin belajar…. Bagaimana ca….”.
Seok Hyun memotong ucapan Gi Seo, tuan Go Pil adalah kakek temannya. Jika sampai tanah itu di dapatkan oleh pesaing mereka, Tuan Go Pil takkan mendapatkan se-sen-pun. Seok Hyun bermaksud membelinya dengan harga yang pantas. Karena bagaimanapun, sebelum ia pegawai Grup JA (perusahaan ibunya Gi Seo), ia adalah penduduk pulau itu.
“Apa kehidupan pribadimu sejelas ini?” Gi Seo mempertanyakan Seok Hyun yang dengan gamblang memberi alasan sebenarnya soal rencana terhadap tuan Go Pil. Ia kini mempertanyakan langkah yang diambil Seok Hyun dalam kehidupan nyatanya.
“Apa maksudmu?”
“Aku tiba-tiba sangat penasaran…. Untuk menjadi seorang yang sukses, aku ingin tahu siapa yang kau injak (=korbankan) untuk menjadi seperti ini… Sebagai contoh: Cinta ... Seorang wanita ... Seorang anak ... ??”
Seok Hyun berjalan pulang dengan gontai…. ia tak mampu menjawabnya….
Gi Seo datang ke rumah Young Shin di sambut dengan tas pakaiannya diluar dan tulisan peringatan di pintu, ‘Orang sesat, Bajingan, penjudi, Tidak diizinkan di daerah ini!’
Gi Seo ke rumah utama, ia memanggil 2 Young Shin.
“Pelankan suaramu, kakek sedang tidur” jawab Young Shin yang muncul dari arah samping rumah. Ia kembali mengingatkan Gi Seo jangan sampai membangunkan kakek, meninggikan suaranya, dan memintanya pindah.
“Ke mana kau harap aku pindah selarut ini?”
“Itu bukan hal yang aku harus khawatirkan. Silakan pergi…” Young Shin tetap keukeuh dengan keputusannya, ia menambahkan telah memasukkan uang sisa sewa ke dalam amplop di tas Gi Seo.
“Hei! Ahjumma!”
“Aku sudah bilang untuk tidak meninggikan suaramu…. Kakek sedang tidur.”
Gi Seo makin kesal, ia malah makin meninggikan suaranya, “Apa kepalamu penuh dengan air? Apa yang kau maksud dengan ini?”
Young Shin buru-buru membekap mulut Gi Seo, “Aku sudah bilang bahwa Kakek sedang tidur!” Gi Seo mundur membebaskan diri. Young Shin mulai memarahi Gi Seo, “Kau bahkan tidak tahu bagaimana menghormati orang tua? Apa kau tak punya senior??” Young Shin lalu membahas soal nyonya Go Pil, “Jika ibu Seung Joon meninggal, kau akan bertanggung jawab?”
Gi Seo bingung, karena ia memang tak kenal siapa itu ibu Seung Joon, “Apa yang kau bicarakan? Apa kau gila?”
Young Shin tak berusaha menjelaskan apapun, ia justru mempertanyakan hidup Gi Seo yang kacau, “Tidakkah kau merasa malu hidup seperti ini pada pacarmu yang telah tiada?”
Ji Min yang masuk dalam pembahasan Young Shin sukses membuat Gi seo membeku.
Bom keluar, ia menyapa Gi Seo. Young Shin melanjutkan pengusirannya. Bom minta Gi seo tidak pergi, tapi ia tetap berjalan mengambil tasnya. Young Shin menahan Bom, tapi Bom tetap berlari pada Gi Seo. Ia memeluk Gi Seo dan menangis, “Jangan pergi! Jangan pergi! Ahjussi.”
Young Shin memanggil Bom, berusaha membuat Bom tenang dan menyuruhnya masuk untuk tidur.
“Tidak!..... Jangan menyuruh ahjussi pergi, Ibu…. Jangan lakukan itu… “
Gi Seo melepaskan pelukan Bom, ia tetap pergi. Bom makin kencang menangis, Young Shin mendekatinya.
“Kau adalah ibu yang jahat!” Bom makin meraung.
Young Shin berusaha membuat Bom diam, ia menghawatirkan kakeknya terbangun.
Gi Seo membawa tasnya pergi, suara tangisan Bom yang kini di bawa masuk makin tak terdengar, ia mengingat permintaan Ji Min untuk Bom.

Sementara itu di tempat lain, Seok Hyun merenung menghadap pantai mengingat pertanyaan Gi Seo mengenai apa saja yang telah ia korbankan untuk hidupnya saat ini…..
Gi Seo menuju motel milik nenek Chang Ja, satu-satunya motel yang ia tahu di pulau ini. Ia mendengar suara pertengkaran, ternyata nenek Chang Ja beradu mulut dengan ibu Seok Hyun. Ibu Seok Hyun marah karena menurutnya nenek Chang Ja lah yang menyebarkan desas-desus soal Seok Hyun. Sementara nenek Chang Ja marah karena bisa-bisanya ibu Seok Hyun menjodohkan Young Shin dengan seorang pria tak berguna yang bahkan tega memukuli istrinya yang tengah hamil hingga meninggal. Ibu Seok Hyun tak terima begitu saja, “Apa kau berani mengatakan bahwa itu semua benar? Jika kau berbohong, aku bisa menuntutmu atas tuduhan memfitnah”.
Gi Seo mendengar semuanya.
Seok Hyun pulang, langkahnya berhenti saat mendengar suara seorang pria. Pria itu Cho Sung Gyu si cowok yang akan di jodohkan dengan Young Shin mendatangi rumah Seok Hyun, ia berbicara lewat interkom dengan ibunya Seok Hyun. Ia berusaha membela diri, menurutnya istrinya meninggal karena kanker.
Walau ibu Seok Hyun tak percaya begitu saja pada omongan nenek Chang Ja, bukan berarti ia tak curiga pada Cho Sung Gyu, “kau memukuli perempuan. Bukankah itu kebenaran? Istrimu yang sedang hamil tiga bulan, dipukuli olehmu, kan?”
“Itu, aku tidak tahu dia hamil…. Buka pintunya dulu, aku akan menjelaskan kepadamu langsung”
“Apa lagi yang mau kau jelaskan? Aku tak ingin melihat wajahmu…. Jauhi Young Shin mulai dari sekarang, oke?”
Seok Hyun yang awalnya hanya diam mengamati, terkejut saat mendengar nama Young Shin.
“Aku akan pergi dan menjelaskannya pada Young Shin seka... “ terdengar suara intrekom terputus. Cho Sung Gyu mencoba memanggil ibu Seok Hyun tapi tak mendapat jawaban. Dengan suara keras ia bertekad takkan menyerah soal Young Shin, Cho Sung Gyu lalu pergi tanpa menghiraukan Seok Hyun.
Young Shin membacakan buku cerita pada kakeknya, setelah kakek tertidur ia kekamarnya. Young Shin membenarkan posisi tidur Bom, menyelimutinya dan membelainya dengan sayang. Terdengar sebuah suara memanggil namanya dari luar.
Gi Seo terus memikirkan yang ia dengar lewat pertengkaran nenek Chang Ja dengan ibu Seok Hyun, ia hendak merokok untuk mengusir galau…. tapi ia tak menemukan korek…..
sementara itu Seok Hyun tak jauh berbeda, ia menghadapi meja berisi penuh kertas, tapi pikirannya tidak di sana. Jelas, ia juga memikirkan percakapan ibunya dengan pria yang akan di jodohkan dengan Young Shin. Seok Hyun mengambil jaketnya dan bergegas keluar….
Cho Sung Gyu berlutut dihadapan Young Shin, “Aku sudah belajar dari kesalahanku. Hal seperti takkan pernah terjadi lagi….. Setelah bertemu Young Shin, Bom, dan Kakek, aku sadar…. Aku sudah memutuskan untuk menjadi pribadi yang baru… sungguh!... “ Cho Sung Gyu berusaha meyakinkan Young Shin, ia bahkan mengaku rela memenggal kedua tangannya asal Young Shin mau percaya. Cho Sung Gyu terus memohon dan memohon…….
Young Shin meminta Cho Sung Gyu bangun, menurutnya ia tak berhak menerima janji tersebut. Tapi Cho Sung Gyu tetap meminta agar Young Shin mau percaya padanya.
Young Shin kini ikut berlutut, ia mengaku menyembunyikan sesuatu tapi tak berani mengatakannya, soal sakitnya Bom.
“Apa penyakitnya? Sakit apa dia?” tanya Cho Sung Gyu ingin tahu.
Hampir saja Young Shin memberitahu kalau Gi Seo tak muncul. “Jika kau tahu, apa yang akan kau lakukan?” Gi Seo dengan angkuhnya mendekati Cho Sung Gyu, Young Shin berdiri. Gi Seo melirik Young Shin sekilas, “Apa yang akan kau lakukan jika kau tahu apa penyakitnya?... Keluar dari sini segera”
Seok Hyun datang, tak seorangpun yang melihatnya…..
Young Shin berusaha menghentikan Gi Seo. Gi Seo tak peduli, ia tetap mengusir Cho Sung Gyu.
“Apa yang salah denganmu? Siapa kau bisa bicara seperti itu?” Young Shin kesal pada Gi Seo.
Cho Sung Gyu bangun, ia ikut2an marah pada Gi Seo yang ikut campur urusannya. Seok Hyun tetap di tempatnya memperhatikan. Cho Sung Gyu bertanya pada Young Shin, “Young Shin, siapa orang ini? Apa hubungan si brengsek ini denganmu?”.
Young Shin membalas tatapan Gi Seo, ia menggeleng cepat. “Aku tak tahu, aku tak punya hubungan apapun dengannya”
Tepat Young Shin menutup mulutnya, Gi Seo segera menciumnya…..
Young Shin awalnya memberontak tapi tubuhnya lalu kaku karena di lihatnya Seok Hyun sedang menatapnya.
--Keep YouR SmILE!!!--

4 komentar:

Unknown mengatakan...

teh ai,,akhirnya,,datang juga,,

walaupun dah tahu endingnya tapi belum tahu proses endingnya,,

jadi bakalan gak sabar nunggunya..kini giliranku,,tapi mian,,belum bisa buat teh

ai mengatakan...

hehe iya, akhirnya episode6 kelar juga... gpp santai aja, aku juga masih punya banyak utang di PD

nevi mengatakan...

auuddhh gi seoo kenpa kenpa kau mencium youngshin, itu sadar apa tdk ya dengn tindakannya....

waach bang seok hyun, jd cwo, g berpendirian kuat.....semuanya nurut ma ibunya....

ai mengatakan...

Kayaknya Gi Seo mencium Ys dengan harapan si cowok yang ngejar harta Ys menjauh. Tapi ternyata sekali tepuk dua lalat mati, Seok Hyun ikutan patah hati... haha

blm ada indikasi Gi Seo suka Ys

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...