Rabu, 16 Maret 2011

[Rekap] The City Hall -- episode 5


OST the City Hall: saranghago saranghamnida (I’ll Always Love You So) -- Park Sang Woo


 
Jo Gook mengikuti jalan cerita Mi Rae dengan caranya sendiri, ia menahan Mi rae dalam posisi paling dramatis untuk pose berciuman, setidaknya itulah yang di lihat teman2 Mi rae. Kenyataannya Jo Gook dan Mi Rae hanya saling menatap dalam jarak yang sangat dekat. Jo Gook mengingatkan agar Mi Rae tidak lagi melanjutkan sandiwaranya. Kemudian membantu Mi Rae berdiri, melepaskannya dan pergi seolah-olah tak ada yang terjadi. 
 

Sepeninggal Jo Gook, teman2 Mi Rae heboh, mereka mendekati Mi rae yang masih terpaku di tempatnya. Boo Mi bahkan mengguncang badannya agar Mi Rae tersadar. Kalau Mi raenya bengong gini, temen2nya tambah yakin kalo Mi Rae itu beneran dicium.

Keesokan harinya di Balaikota. Soo In menyampaikan hasil investigasinya, informasi mengenai siapa saja Anggota Dewan di Majelis Kota dan berasal dari partai mana. Soo In juga melaporkan Mi Rae yang mulai ke kantor hari itu.
“apa kau ingin mendapatkan tanda tangannya?” Jo Gook heran pada Soo In yang mengikutsertakan Mi rae dalam laporannya.
“kalau kau tak mau tanda tangannya, bukankah setidaknya ia harus mengganti sebagian biaya pengobatan punggungmu?” Soo In kembali menggoda Jo Gook, ia buru2 keluar sebelum Jo Gook benar2 marah.

Mi Rae kembali bekerja seperti biasa, ia membuatkan kopi untuk Kepala Park dan Hae Ri. Kepala Park dan Hae Ri seperti biasa bersikap tak selayaknya teman pada Mi Rae, mereka mengomel karena Mi Rae cuti demi kontes, mereka sama sekali tak menghargai kemenangan MI Rae.


Mi Rae tak ambil pusing, ia menurut saat Hae Ri memintanya mengembalikan tumpukan buku ke perpustakaan. Sepeninggal Mi Rae, kepala Park dan Hae Ri langsung menikmati kopi mereka.

Mi Rae melewati kantor Jo Gook, ia ingat Jo Gook pasti marah soal kejadian semalam. Ia harus meminta maaf, tapi ragu2 antara masuk atau tidak. Akhirnya ia memutuskan untuk langsung keperpustakaan. Saat menata buku-buku ke rak, ia melihat punggung seorang pria, yang ia pikir adalah Jo Gook. Mi rae yang memang sudah berniat menemui Jo Gook tak menyia2kan kesempatan itu, “Jadi, kau ada di sini”
 
Soo In mencoba untuk berbalik tapi dilarang Mi Rae, ia minta agar ‘Jo Gook’ mendengarkannya saja. Mi Rae lalu menceritakan soal penyesalannya karena telah memukul kepala, menarik kerah, bahkan memarahiJo gook kemarin. Intinya Mi rae minta maaf karena telah memanfaatkan Jo Gook. Ia menawarkan untuk membayarnya dengan isi ulang kopi non stop. Melihat ‘Jo Gook’ diam saja, Mi Rae minta agar Jo gook mau mempertimbangkannya dan memaafkannya. Mi Rae pergi tepat saat Soo In berbalik.
Soo In bergegas masuk kekantornya dan langsung memperhatikan Jo Gook.
“Apa?” Jo Gook jengah di lihat terus oleh soo In.
“aku dengar bahwa kemarin belakang kepalamu dipukul“
Jo Gook heran, “Apa? Siapa bilang?” ia berusaha mengelak
 
“kerahmu juga ditarik lalu dimarahi” Soo In benar2 menikmati mengganggu Jo Gook. Jo Gook mulai gerah, ia melonggarkan dasinya, “Siapa yang bilang itu? Apa Mi Rae yang mengatakannya?”
Soo In tak menjawab pertanyaan Jo Gook ia malah merasa heran karena Jo Gook diam saja padahal telah ditampar dan dimarahi seperti itu, “apa kau terikat olehnya?“
Jo Gook benar2 kesal, ia menyuruh Soo In mencari aturan yang membuat wakil Walikota mempunyai wewenang untuk memecat Sekretaris walikota dari pekerjaannya.

Jung Do masuk ke kantor Jo Gook, ia menyerahkan laporan kontes. Jung Do memberi masukan agar setidaknya Jo Gook membaca dan memahaminya. karena kontes itu ada di bawah tanggung jawab Jo gook .
“Apa yang perlu ku pahami? Aku hanya menangani hal-hal administrasi. Aku hanya cukup menyetujuinya dan langsung akan diberikan pada Walikota. Apa kau paham apa yang ku katakan?"
Jung Do pergi sambil kembali mengingatkan, Jo Gook tahu pasti apa maksud perkataan Jung do tadi.

Sepeninggal Jung Do, Jo Gook dengan mengeluh pada Soo In, betapa Jung do senang mencari cara untuk berdebat dengannya. seperti orang yang pernah tidur bersama, seperti seorang wanita, ia bertindak dengan cara yang sama. Jo Gook dengan ngeri membayangkan suatu saat Jung Do meminta dibelikan tas bermerek.
Seolah mendapat jawaban pertanyaan tadi, Soo In kembali menggoda Jo gook, “Apa itu sebabnya kau dipukul, di tarik kerah plus dimarahi?”. Jo Gook benar2 kesal di goda Soo In terus ia meremas kertas lalu melemparkannya pada Soo In, sementara soo In dengan cekatan menghindar.

Sekeluar dari kantor Jo Gook, Jung Do tampak sedih melihat Mi Rae berjalan di koridor menyapa orang yang berpapasan dengannya, sampai Mi rae tiba di hadapannya.
Mi Rae minum dengan Jung Do, ia menyatakan maksudnya, menanyakan soal hadiah yang seharusnya di terimanya. “kapan aku bisa menerima hadiahnya?“
“bagus kau telah bertanya. Terus terang, ini juga hal yang aku ingin bicarakan denganmu” Jung Do tersenyum merespon pertanyaan Mi rae. Mi Rae sangat bersemangat, sampai ia dengar bahwa ia tak akan mendapatkannya. “Juara 1 Nona Hering, hadiah uangmu telah disumbangkan untuk panti asuhan”
“Bagaimana ini bisa terjadi. Bagaimana bisa??" Mi Rae bingung, ia hanya akan mendapatkan uang tanda terima kasih saja.
Jung Do mengakui itu tugasnya, bagian dari pekerjaannya. “Tidakkah kau menyadari sebelum kau berpartisipasi, bahwa acara ini tidak biasa dan untuk alasan yang tidak jelas? kau dan aku bagian dari kejahatan ini. aku membantu mereka untuk mencuri dan merampok uang warga.”
“Bagaimana ini bisa terjadi, jika aku di sini sebagai saksi terhormat?”
“sederhana saja, masalah utamanya adalah apakah saksi terhormat itu lebih dipandang sebagai orang kuat atau lemah. Apa kau memiliki keberanian untuk menjadi saksi? apa kau ingin menghancurkan pekerjaanmu untuk membela ketidakadilan yang kau dapat? Antara 2 pilihan, kau harus memilih salah satu". Jung Do mencoba memberi penjelasan pada Mi rae.

Mi Rae melangkah gontai, ia masih mengingat pembicaraannya dengan Jung Do. Ia memutuskan duduk sejenak lalu menelpon seseorang untuk bertemu, Jo Gook.
 
Mi rae menemui Jo Gook di kamar hotelnya. Ia melihat Jo Gook menunggu seseorang, ada botol minuman dan sepasang gelas baru di meja. Melihat Mi rae yang malah memperhatikan kamarnya, Jo Gook menanyakan maksud kedatangan Mi rae. Jo Gook juga menyindir Mi Rae ia mempunyai bibir yang tipis (suka bicara) dan tindakan cepat dibandingkan dengan berat badannya karena Soo In bisa tahu detil kejadian memalukan di resto Mexican. Mi Rae terkejut ternyata orang yang dia ajak bicara di perpust itu bukan Jo Gook melainkan Soo In.
Jo Gook tak mau mebahasnya lagi, ia minta Mi Rae cepat2 mengutarakan maksudnya.


Mi Rae mulai menjelaskan maksudnya, ia meminta agar Jo gook mau memberikan dokumen yang berkaitan dengan kontes. Tampaknya ada yang tidak benar dan memiliki beberapa pelanggaran, Mi rae ingin menyelidiki masalah tersebut secara rinci. Jo Gook menanyakan apa pelanggaran yang Mi rae maksud, tapi belum sempat Mi rae menjelaskan tiba2 bel pintu berbunyi. Jo Gook membuka pintu dan mempersilahkan tamunya masuk.
 
Yang masuk adalah Go Hae, tunangannya Jo Gook. Go Hae memandang Mi rae dengan dingin sementara Mi Rae tampak terkejut.
Jo Gook melihat suasana kaku diantara 2 wanita didepannya ia mengenalkan mereka berdua, “ini Go Hae" kata Jo Gook pada Mi rae, "dan ini salah satu sekretaris staf kota". Jo Gook lalu meminta Mi rae pergi, diskusi bisa dilanjutkan esok hari, tapi Mi rae keukeuh duduk. Ia memohon agar Jo Gook mau mendengarkannya walau hanya 10 menit. Jo Gook menolak dan tetap menyuruh mi Rae pergi. Go Hae dengan gaya sok peduli meminta agar Jo Gook memberi waktu pada Mi rae.
Mi Rae berterimakasih, namun ia tak nyaman jika membicarakannya di depan orang lain, ia minta Jo Gook bicara di luar. Jo Gook menolak, Mi Rae tak punya banyak pilihan apalagi memilih tempat diskusi. Mi Rae mengumpulkan keberaniannya karena harus menceritakan masalahnya: soal tanda bukti penerimaan hadiah, padahal uang hadiah itu tidak pernah diterimanya. ia akan menunjukkan tanda buktinya tapi tak menemukannya di tasnya. Jo Gook tak sabar, ia akan menganggap Mi Rae punya bukti itu, lalu apa yang diinginkan Mi Rae.

Mi Rae minta tolong pada Jo gook, ia ingin mengusut kasus itu, dan minta tolong jika ada hal yang diketahui Jo gook yang bisa membantunya.
Jo Gook menolaknya, “kita tidak perlu untuk mengatakan kebohongan, tapi bagaimanapun tidak perlu untuk mengungkapkan kebenaran yang tak perlu. Aku tidak memiliki apapun yang bisa membantu mu”
Tiba2 terdengar tawa Go Hae, “inikah wanita yang membuatmu menghubungi Ibu menteri peranan wanita? wanita ini tidak terlihat menyedihkan.”
“Apa maksudmu?” Mi Rae bingung, apa Jo Gook menolongnya? Apa itu berarti kemenangannya direncanakan? Apa yang terjadi?.
Menghindari pertanyaan2 Mi Rae, Jo Gook menarik Mi Rae keluar dari kamar. “Apa? Apa yang kau lakukan? Hei!! Kenapa? Apa yang kau lakukan?” Mi Rae berusaha melawan tapi ia tak bisa, Jo Gook terus mendorong Mi Rae keluar pintu dan menyuruhnya pulang.
Setelah berhasil membuat Mi Rae keluar, Jo Gook  segera menutup pintu. Samar2 terdengar olehnya Mi Rae yang terus bertanya. Dengan sedikit merasa bersalah Jo Gook terdiam mendengarkan. Ia akan masuk saat tiba2 Go Hae muncul dihadapannya, Jo Gook merasa tertngkap basah, ia mencoba menjelaskan tentang masalah dengan Menteri Peranan Wanita, tapi Go Hae memotongnya, “Tampaknya itu rahasia. Aku membuat kesalahan besar.”
“Ini tidak berarti bahwa …”
“Jika tidak, mengapa kau berdiri ragu-ragu? wanita itu yang datang mengganggu kita, tapi kenapa aku yang merasa mengganggu kalian berdua?”
Jo Gook berusaha menyangkal, sementara Go Hae terus mempertanyakan jo Gook yang ternyata dipandang sepele di kota kecil itu, bagaimana mungkin staf balaikota seenaknya datang malam2 hanya untuk mengadu.
Jo Gook menyerah, ia tak mau berdebat lagi. Ia segera memeluk Go Hae dan menyatakan merindukannya. Triknya berhasil tampak senyuman diwajah Go Hae. “Apa kau mengganti parfummu?” tanya Go Hae yang tak di jawab Jo Gook karena pikiran Jo gook berkelana mengingat perkataan Mi rae saat memohon bantuannya. Ia lelah tak mengerti kenapa permintaan Mi Rae terus menganggunya, “kau benar …aku tak suka kota kecil juga pada orang2nya" kata Jo Gook menyerah..........(Go Hae sempet2nya berkomentar soal Jo Gook yang ganti parfum).

Semalaman dengan kesal Mi rae terus mengingat peristiwa semalam, "pacar Jo gook yang cantik dan ada apa dengan mentri peranan wanita? Aku ingin tahu ... tidak... SANGAT INGIN TAHU!!“

Sadar takkan mendapatkan jawaban dari Jo Gook, Mi Rae keesokan paginya dengan berbagai cara berusaha menemui Go Hae. Ia membuat Jo gook menyingkir (berakting sebagai petugas hotel yang minta Jo Gook memindahkan mobilnya) sementara ia dan Go Hae untuk mengobrol di kafe hotel. Mi Rae dengan jujur minta Go Hae menjelaskan masalah Menteri, “apa yang terjadi? Telepon Menteri, apa itu ada hubungannya denganku?”
Go Hae tersenyum, ia heran Jo Gook dan Mi rae bereaksi sama pada masalah yang sama, ia sendiri jadi penasaran. Mi Rae menjawab itu karena Mentri adalah orang penting yang tiba2 ikut ambil bagian dalam kehidupannya, ia senang tapi disisi lain merasa khawatir.
Go Hae memberitahu Mi Rae tentang bagaimana Jo Gook dengan murah hati membantu seorang wanita yang patut dikasihani dan dibantu. Mi Rae merasa kalimat Go Hae memuji Jo Gook tapi di sisi lain menyakiti perasaannya (secara gak langsung go Hae bilang Mi rae itu patut dikasihani).
Go Hae kaget saat tahu Mi rae adalah sekertaris walikota, ia awalnya mengira Mi rae adalah sekertaris wakil walikota (Jo gook), karena Mi rae begitu berani minta tolong pada Jo Gook, ia mencurigai hubungan keduanya.  Mi Rae meyakinkan Go Hae bahwa antara ia dan Jo Gook memang sering bertemu tetapi semua karena karena urusan pekerjaan. Mi rae lalu pamit tapi kemudian bertanya satu hal yang Go Hae tak bisa jawab. “apakah Wakil walikota selalu menari Tango mendahului musik?”
“Tango? Jo Gook? Apa tidak salah?” Jelas Go Hae blm pernah berdansa dengan jo gook, dan tak tahu Jo Gook jago Tango.
“mungkin... aku minta maaf “ ia lalu berterimakasih atas waktu Go Hae dan pamit.
Mi Rae berjalan keluar, ia memikirkan soal tango, ia tersenyum karena ia adalah gadis  pertama yang berdansa dengan Jo Gook. "Tapi mengapa ia menganggapku menyedihkan padahal ia mau berdansa denganku bahkan menelpon mentri?”. Mi Rae kemudian mengingat ucapan Jung Do saat ia dikeluarkan dari kontes yang justru khawatir jika mi Rae menang. lalu tentang Jo Gook yang tiba2 muncul memberitahu ia kembali menjadi peserta. Ingat lagi pada Jung Do yang menanyakan 'keberaniannya menjadi saksi' , dan terakhir ingat pada ucapan Jo Gook,  'tidak perlu untuk mengungkapkan kebenaran yang tak perlu'. Ia memikirkan banyak kejadian akhir2 ini dan menyimpulkan bahwa Jo Gooklah pelaku di balik kasus uang hadiahnya.
 
Lalu Jo Gook muncul berpapasan dengannya, ia sadar Mi rae mengerjainya hingga ia terpaksa ke tempat parkir. Mi rae merasa tak enak, tapi ia tetap butuh informasi dari Jo Gook.
“Sudah ku bilang aku tak bisa membantumu” Jo Gook tetap menolak membantu Mi Rae
“aku tak minta bantuanmu, aku hanya ingin melihat dokumen2nya saja. Ini hak setiap warga Inju untuk bisa mengakses dokumen2 itu”
“Tentu saja, setiap orang memiliki hak. Tunggu sampai dokumen itu dipublikasikan untuk umum.” Jo Gook meninggalkan Mi rae, tapi Mi Rae belum selesai.
“Apa mungkin Wakil Walikota terlibat dalam hal ini?”.
Jo Gook mengakui secara langsung atau tidak ia pasti memiliki keterlibatan. Mi Rae minta penjelasan apakah dirinya menang itu sudah di rencanakan. Jo Gook tak menyangkal, ia memberi nasihat agar Mi rae menyerah dan menerima uang 'tanda terimakasih'nya, walau sedikit setidaknya bukan tak ada sama sekali.

Mi Rae kembali ke Balaikota bekerja seperti biasa. Namun kepalanya tak bisa berhenti berpikir. lalu akhirnya ia memutuskan untuk menerima saran Jo Gook.
 
Mi Rae menghitung uang di dalam toilet sambil menangis, ia merasa lelah untuk menghitung uang dalam amplop yang berupa pecahan kecil. Niat utamanya ikut kontes tidak lain dan tidak bukan adalah demi hadiah uangnya untuk membayar tagihan bank, namun jika ia protes maka resikonya adalah di pecat. Hal yang pasti sangat sulit jika harus mulai dari awal lagi dengan karir dan pengalaman baru di usianya. 
 
Ibu Jo Gook pulang dan terkejut melihat Go Hae. Ibu Jo Gook jelas tidak tampak senang dengan kedatangan Go Hae. Jo Rang pulang, ia menyapa Go Hae dengan panggilan Noona (panggilan kakak ce). Jo Rang berlari memeluk Go Hae, tapi Go Hae terlihat tak suka dipeluk Jo Rang yang kotor, ia minta Jo Rang mencuci tangannya dulu. Go Hae mengibas seolah2 mengibas kotoran yang mungkin ditempelkan Jo Rang. Tambah gak suka aja ni maminya Jo gook.
 
Go Hae permisi ke kamar Jo gook, memeriksa meja rias Jo Gook. Menemukan parfum yang tak sesuai seleranya ia membuangnya dan menggantinya dengan parfum yang ia bawa. Dia kemudian ke meja kerja Jo Gook, sempat tersenyum melihat pajangan foto mereka, tapi kemudian wajahnya terlihat bertanya saat menemukan jempit rambut berbentuk ikan, hoaaa itu punyanya Mi Rae.

Mi Rae berusaha melupakan kejadian kemarin, ia melanjutkan aktivitasnya seperti biasa. Kali ini kantor walikota kedatangan tamu, kepala desanya dan tuan Yang. Mi Rae menyediakan kopi, ia memberitahu walikota sedang tak ada. Kepala desa menceritakan maksud kedatangannya, desa mereka butuh halte bus dan penerangan yang cukup. Percakapan mulai membahas kelakuan walikota mereka yang lebih mementingkan membangun sesuatu yang menguntungkan, lalu menjalar ke rencana pemindahan balaikota yang makin terlihat jelas rencana korupsinya, karena tanah yang bakal jadi tempat balaikota baru beberapa sudah dikuasai oleh saudara Dewan Boo. Mi Rae mulai menghubungkan cerita itu dengan informasi yang di dapatnya saat mendengar percakapan Gubernur dan Jo Gook yang berencana menjebak dewan Boo dan walikota.

Mi rae tak bisa ikut mendengarkan obrolan kepala desa dan tuan yang lagi karena Hae Ri memberitahunya ia mendapat undangan ke festival Bunga.
 
Di Festival bunga, Mi Rae sudah bersiap di panggung untuk sambutannya. Ia baru saja mengucapkan kalimat pembukanya saat para ibu2 yang hadir disana membuat kegaduhan, mereka mengerumuni Jo Gook yang baru datang, bahkan ada yang menyelipkan tangkai bunga di telinga Jo Gook. Mi Rae yang terganggu oleh kedatangan Jo Gook mencoba menarik perhatian audiencenya lagi dengan membawa2 nama Jo Gook. Mi Rae berhasil, ibu2 yang mengerumuni Jo Gook akhirnya berbalik menatapnya. Mi rae memuji2 Jo gook sebagai pria bunga (=pria tampan), ia juga memberitahu betapa Jo Gook dikenal sebagai pria yang bereputasi dan terhormat di Balai Kota. Para audience bertepuk tangan, Jo Gook diam2 mengakui Mi rae pintar mengatasi situasi, dimana ia tetap memberi sambutan dan menerima perhatian dari audiencenya tapi disisi lain ia juga tidak menyisihkan Jo gook.

Pulang dari festival, Mi Rae mengikuti Jo Gook, dan meminta tumpangan. Jo Gook mengemudi, dengan Mi Rae disampingnya. Mi Rae menceritakan hal yang didengarnya dari perbicangan Gubernur dan Jo gook, tentang daftar penyalahgunaan kekuasaan, keserakahan dan korupsi Walikota Go, yang semuanya rahasia. Jo Gook minta Mi rae membocorkan informasi tentang wakil walikota dan Gubernur yang sedang mengawasi 'dosa2' walikota pada yang bersangkutan.
“Jika kau menginginkanku untuk menyampaikan padanya, akan ku sampaikan walaupun mungkin agak terlambat” kata Mi rae dengan yakin
“Apa kau bisa membantuku memberitahukan ini padanya?”
“Apa sebenarnya rencanamu?”
Jo Gook tak mau menjelaskan lebih lanjut. Keduanya samapai di Balaikota, Boo Mi setengah berlari menyambut Mi rae, dengan panik ia memberitahu bahwa kepala Lee mengundurkan diri.
Mi Rae mencari Jung Do dan mendapatinya sedang berjalan keluar membawa kotak pribadinya. “Kepala Lee, apa yang terjadi? Mengapa tiba-tiba kau mengundurkan diri?“. Jung Do hanya menjelaskan singkat bahwa ia baru tahu ada badai di dalam teko teh, dan ia ingin keluar untuk memastikan badai itu memang sebuah badai atau hal yang lain. Mi Rae terus menghalangi Jung do, “Tunggu sebentar! mengapa kau melakukan ini? Mengapa tiba-tiba mengundurkan diri? Mengapa kau memberitahuku semua (korupsi kontes Hering) jika kau sudah merencanakan pengunduran diri dan pergi menghindari tanggung jawab?”.
“kalau bukan aku yang melakukannya, maka akan ada orang lain yang akan harus membereskan kekacauan itu. Bisa jadi Yang Ki Jang atau bahkan Boo Mi (bawahannya Jung Do).
Jo Gook melihat kepergian Jung Do dari jendela ruangannya.

Joo Hwa pulang terburu-buru dan melihat kotak milik pribadi Jung Do di atas meja. Jung Do keluar membawa alat pancingannya, ia melihat Joo Hwa dan berpesan akan pulang terlambat. Joo Hwa memarahi Jung Do, setidaknya Jung Do membicarakan hal itu dengannya dan ia tidak harus mendengarnya dari orang lain. “Apa alasannya? Mengapa kau mengundurkan diri?”
“itu karena makanan kafetaria tidak enak, bahkan lebih buruk dari masakanmu.“ Jung Do malah tersenyum menggoda Joo Hwa. Joo Hwa mencoba membujuk suaminya, mengiming2inya dengan mobil baru, liburan, atau paket golf . Tapi Jung Do tetap pada keputusannya, “Ketika kau seperti ini, kau sangat lucu, kau tahu?” Jung Do mencubit pipi istrinya dengan gemas.
 
Joo Hwa mulai histeris, ia tak masalah dengan Jung Do yang tidak memiliki ambisi, tapi setidaknya ia minta Jung do mempertahankan pekerjaannya menjadi PNS. Joo hwa bercita2 menjadi Anggota Dewan Propinsi, tak mungkin bila nanti seorang anggota dewan Provinsi A memiliki suami pengangguran.
Jung Do meminta agar Joo Hwa berhenti terobsesi pada politik, ia memegang tangan Joo Hwa, mencoba menenangkannya dengan membahas lain, ‘membujuknya untuk ke RS’. Mendengar kata RS, Joo Hwa menjerit menutup telinganya, kemudian buru-buru pergi.
 
Ia melampiaskan kemarahannya dan tangisannya di arena bola kasti. flashback ‘Joo Hwa dan Jung Do menemui dokter kandungan, dan dokter itu mengatakan ia takkan bisa punya anak

Mi Rae duduk menjaga kios ikan ibunya, tapi pikirannya tak disitu. Ia bahkan mengacuhkan seorang pelanggan yang hendak membeli ikannya.

Jo Gook duduk di taman depan rumahnya, ia memeriksa beberapa berkas. Ia mengingat saat Jung Do meninggalkan Balaikota, berpikir sesuatu, lalu menelpon menanyakan soal Jung Do pada rekan2 seangkatan mereka yang anehnya tak ada yang mengingat Jung Do. Soo In datang dengan dokumen yang dipinta Jo Gook. Jo Gook akan menyimpan dokumen itu, ia mengibaratkan dokumen itu bom, ia akan menunggu eksekutor dan waktu yang tepat agar ketika meledak akan menuai hasil terbaik. Soo In juga melaporkan soal rencana pertemuan Jo Gook dengan Ketua Dewan Kota Kang yang batal karena Ketua Kang sudah punya acara lain.
  
Acara yang di maksud adalah memancing. Jo Gook yang tak ingin kehilangan momen, ikut bergabung. Di sini digambarkan Jo Gook yang manusia bisa, betapapun dia terlihat sebagai cowok yang bener2 cowok, tapi dia TAKUT CACING!! wkwkwkw. Jo Gook menjatuhkan kotak umpannya dengan ngeri saat cacing2 umpannya mulai menjalar keluar. soo In kembali menggoda Jo Gook, “Bagaimana bisa kau takut cacing, apa kau seorang pria?” Jo Gook berdalih cacing2 itu kotor.

Tujuannya bertemu Ketua Kang untuk mencari kemungkinan Ketua Kang bisa dijadikan kandidat.Maka ia berusaha sedekat mungkin dengan ketua Kang. SKSD gitu lah, sampai2 tuan Kang nanya, "apa kau mengenalku?". 
Jo Gook kaget ternyata Jung do ikut bergabung, ia bahkan terlihat akrab dengan yang lain termasuk ketua Kang.
Jo Gook memperhatikan saat Jung Do mengambil seekor cacing dan bersiap menusukkan ke kailnya, (dengan gaya masih sok cool) buru2 Jo Gook memegang tangan Jung Do dan mendekatkan cacingnya kearah kailnya sendiri. Jo Gook nyengir saat tali pancingnya sudah terpasang umpan tanpa perlu memegangnya sendiri, ckckck.
Kelemahan Jo Gook kembali ditampilkan, ia yang tak pernah memancing berkali2 gagal melempar kailnya. Yang ada tuh kail malah nyangkut dimana dan dimana, hingga membuat orang2 di sekitarnya harus waspada karena khawatir terkena kail nyasar. wkwkwk.
Setelah acara memancing, Jo Gook mengundang Jung Do minum bersama. Saat minum, ia menanyakan alasan pengunduran diri Jung Do, apa mungkin ada hubungan dengan kontes kecantikan. Jung Do hanya menjawab ia pergi saat ia merasa sudah waktunya untuk pergi. Kesempatan itu juga dipakai Jo Gook untuk menanyakan apakah mereka ada hubungan yang tidak diingatnya. “Apa secara kebetulan, kita pernah tidur bersama?" tanyanya ragu2.
Jung Do tertawa, membuat Jo Gook ikut tertawa miris membayangkan kalau memang iya ia pernah melakukannya. Dan Jo Gook sempat shock saat Jung Do menjawab iya. 
Jung Do mengambil alih, gantian ia yang bertanya, mengapa Jo Gook kembali ke Inju, padahal ia satu-satunya dari angkatan mereka yang punya kesempatan untuk mendekati Gedung biru. Jo Gook tak menjawab, ia memilih minum.

Boo Mi menemui Mi rae, ia terus mendesak Mi Rae yang menurutnya pasti tahu alasan di balik pengunduran diri Jung Do. Mi Rae mengabaikan Boo Mi, ia malah asyik dengan pikirannya sendiri, mengingat ucapan Jung Do soal teko teh. “Aku telah membuat lebih dari 10.000 atau bahkan lebih dari 1 juta cangkir. Tapi kenapa aku tidak pernah menyadari bahwa di dalam teko teh ada badai ada? Kenapa aku belum pernah melihatnya?”
Boo Mi menatap Mi rae bingung.

Esoknya di balaikota, Mi Rae tidak bekerja, ia malah duduk di sofa ruang tunggu. Kepala Park dan Hae Ri menegurnya, menyuruhnya untuk kembali bekerja. 
 
Joo Hwa datang dan akan masuk ruang walikota, ia memesan cappuccino dengan banyak busa di atasnya. Ia juga mengingatkan agar tak ada yang ikut masuk ke kantor walikota. melihat Mi Rae diam saja, Joo Hwa menegurnya. Mi rae menjawab agar Joo Hwa membuat minumannya sendiri. Joo Hwa mendekati Mi Rae dan memarahinya sambil menunjuk2, Mi Rae menahan tangan Joo Hwa. “aku minta maaf. Hari ini aku bukan staf sekretaris walikota, melainkan sebagai warga kota yang ingin menemui Walikota. Jadi kau harus antri, kau di belakangku”.

Walikota Go bingung berhadapan dengan 2 wanita yang saling menatap tajam. Ia mempersilahkan Mi Rae berbicara terlebih dulu. Mi Rae dengan pelan dan pasti meminta uang sisa hadiahnya senilai 19 ribu dollar. Walikota Go dan Joo Hwa menganga kaget Mi rae berani meminta uangnya.
“Kau di gaji pemerintah, mengapa kau tak paham?” Tanya walikota
“aku juga mohon agar Kepala Lee bisa kembali bekerja.” Mi Rae terus mengungkapkan maksud kedatangannya. Joo Hwa marah karena Mi rae membawa2 suaminya, Kepala Lee itu urusannya bukan Mi rae. Mi Rae tak menggubris Joo Hwa, ia tetap mengajukan dua hal yaitu pekerjaan Kepala Lee juga hadiah uangnya.

Joo Hwa mulai berang, ia minta walikota memecat Mi rae. Walikota Go bingung.
“tidak sopan!, tidak kompeten!, dan mempermalukan balaikota!, apa alasan2 itu cukup?!!" Joo Hwa tak main2 dengan ancamannya.

-- berkaca sambil makan kedondong, abis baca komen dong--
wkwkwkwk nyambung kagak nyambung, sambung2in ajahhh

6 komentar:

TUKANG CoLoNG mengatakan...

oia saya belum tau nih kenapa rajin banget me-review The City Hall..? buka yang lain?

ai mengatakan...

kalo ini kan rekapan/sinopsis per episode, jadi detil.. City hall jalan cerita menarik, ada contoh yang bisa diambil "dimana ada kemauan, di situ ada jalan, bahkan akan ada hasil" love this drama so much saia^^

TUKANG CoLoNG mengatakan...

oh begitu.. mah mulia banget. *manggut2

ai mengatakan...

tapi selain itu ada satu hal lagi, karakter pemain utama prianya membuatku jatuh hati ^^ xixixixi...

TUKANG CoLoNG mengatakan...

zzzzzzz
tetep ya.. =..=

ai mengatakan...

wkwkwk, inget ya, karakternya... bukan aktornya.... tapi tar coba liat dramanya yang lain, kalo tetep suka, berarti yang ku suka jg aktornya, :P

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...