Senin, 29 April 2013

[Galau] Karena Surat Cinta Om Pol Part 2/End

 
Gambar ambil di sini.
Inget dengan [Galau] Karena Surat Cinta Om Pol? Surat Cinta itulah yang membuatku datang ke PN Jakarta Selatan Pertengahan Februari lalu. Surat yang 'memaksa'ku masuk ke ruang sidang, sigh!!....
Kegalauanku 10 hari sebelum hari H membuatku rajin browsing soal besaran denda dan tata cara sidang. Bekalan dari hasil browsingan itulah yang membuatku bisa prepare, pokoknya jangan keliatan oon banget yang bisa membuatku jadi sasaran empuk. Sasaran empuk sapa? tentu saja calo.....

H-1 aku yang kebetulan lewat jalur lingkar luar Selatan Jakarta (TB. Simatupang), engaja mampir untuk survei lokasi. Survei itu tak hanya untuk tahu dimana lokasi pengadilan dan jalur kesana, tapi juga untuk tahu ada apa saja di sekitar pengadilan, karena jujur aku gak niat bawa motorku ke sana....

Saat Hari H, berbekal surat Cinta yang di beri jam 07.00, pagi jam 6.30an aku baru jalan. Bukan perjalanan yang menyenangkan karena jalan pagi hari jam segitu di Jakarta, sama saja melemparkan diri dalam keruwetan tak berujung. Jarak tempuh yang biasa hanya 30 menit, kali ini memakan waktu hampir 2 jam.

Sesuai Survei, di seberang pengadilan persis, ada Ahass. Sesuai harapanku, pintu bengkel sudah buka. Ya walau si Bengkel sendiri belum mulai jam operasionalnya, setidaknya aku bisa 'nitip' motor di sana dengan alibi mau servis, wkwkwk. 

Jalan lenggang kangkung menuju pengadilan, membuatku luput dari mata para calo yang biasa tajam, heee. Maklum lah, Helm dan Jaket juga sengaja ku titip di bengkel.

Celinguk sekali dua kali, aku langsung liat sudah banyak orang ngantri. Jadi cukuplah waktu untuk mesan teh manis hangat sebagai pengganjal perut, he. Cukup 3rb saja....

07.45 Antrian di mulai. Err, kalau biasanya populasi cewek selalu jadi mayoritas, sepertinya hanya ada 3 cewek dalam 100 orang, wew. Dan aku kebagian nomor urut di bawah 50an!!. Lumayanlah.
Setelah menerima nomor urut, aku pun cari tempat 'nongkrong'; strategis, he. Cari tempat menunggu yang 'nyaman', karena dari kejauhan masih terdengar jelas suara pengiring musik senam pagi. Hakim dan Jaksanya di 'paksa' sehat jasmani, sayang gak ada 'pemaksaan' sehat rohani :P. Dimanakah tempat duduk strategis itu, bagiku sih ya di anak tangga. he...

08.58 Pintu ruang sidang pun di buka. Setelah beberapa menit sebelumnya nampak lewat jendela ada aktivitas siap2 di ruangan itu. Beberapa menit kemudian nomor2pun di panggil, setiap kelipatan 20. Aku dapet gelombang ke3.

Ya, suasana sidang seperti gambar pertama di atas sih, biasa aja. Cuma gak tau kenapa walau aku dah bilang sama diri sendiri kalau ini hanya soal biasa, tak urung sempet 'dingin' juga ni ujung jari2...

Setelah sempat duduk sejenak di kursi panjang bersama ke 20 orang teman lainnya, nomorku akhirnya di panggil.

Hakim melihatku, "120 ya?"
Aku langsung berpikir cepat, berarti bisa di nego dong?????? ah, kesempatan "Enggak di buletin 100 aja pak?"
Hakim kembali menatapku dari balik kaca matanya yang melorot, "Bawa Sim nya?"
"Enggak pak. Gimana 100 ribu ya pak?
"Kalo sekarang bawa SIMnya, bisa saya pertimbangkan. Apa kesalahan satunya lagi?"
"Salah masuk jalur, pak"
"Ini 2 pasal, lho... 110 aja ya?"
Sebenernya aku pengen nawar lagi, tapi ya sudahlah.......
Aku pun di minta ke meja satunya untuk bayar......

09.16 Akhirnya beres semua. Surat udah di pegang di tangan, sebagai gantinya Surat Cintaku berpindah tangan pada pak Hakim......



 
Gambar ambil disini.
Sebetulnya gak gini2 banget kok sidangnya, cocokan ama gambar yang paling atas. Wew, moga2 ini yang pertama dan terakhir....

Setidaknya, Surat beres, motorku juga beres, he..........
Gak lama kok, cuma 1,5 jam kalo kita mau berpagi2 datang.
Err, 110 ribu bisa buat beli WACOAL dan Pempek sigh!!
*^^*

2 komentar:

Drama Timeline mengatakan...

Ya ampun ke sidang tetep aja 100rb ludes wakaka. Kalau segitu Kayaknya hampir sama seperti tembak di tempat ckckck.....

Inverter mengatakan...

thanks blog

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...