Minggu, 20 Juni 2010

Holy Daddy (Won Tak's Angel) part 2


Sementara Dong Hoon terus berusaha mendekati Won Tak, Seok Jo juga terus mendekati Ah Kyung.


Won Tak dan 2 temannya memenuhi "pesanan" mencuri soal ulangan dari komputer di ruangan guru.


Di restoran fast food, Won Tak dan kedua temannya baru saja datang (2 orang ini yang naro pulpen dibangku Dong Hoon dan memberinya tanda "pengenalan"--gak tahu namanya). Bukannya memesan makanan kedua teman Won Tak ini malah asyik membahas VCD porno yang dengan susah payah didapat, sementara Won Tak hanya mendengarkan saja.
Dong Hoon tiba-tiba muncul dan bergabung , mereka tidak terlihat senang, apalagi Dong Hoon ini memalukan karenan sepertinya tidak terlalu mengerti soal restoran fastfood, seperti meminta pelayan membawa menu dan heran bagaimana daging barbeque bisa dimakan dengan roti (burger)---(maklumlah jaman ayahnya Won tak dulu belum ada restoran fast food kayak gini, mirip cerita Dong Hyuk di Hero).


Kesal karena Dong Hoon dianggap bisa membuat malu, temannya Won Tak menyuruh (mengusir halus) Dong Hoon ke Warnet untuk mem-Burn kopian VCD yang dia pegang.
"apa ini?" tanya Dong Hoon (padahal Dong Hoon tanya itu benda apa, bukan isinya apa)
"kau tidak perlu tahu!!, kalau kau tidak bisa, tanyakan saja kepada penjaga warnetnya!" bentak temannya Won Tak.
"kenapa dia memburn ini? ini bahkan tidak bisa dimakan.. tapi baiklah, aku akan membuatnya bagus dan segar" kata Dong Hoon membolak-balik VCD diatas kompor, dengan pemilik warung melihat dengan heran (hahaha). Dong Hoon pun habis oleh teman-temannya Won Tak.


Saat ulangan dikelas, Chang Su (teman Won Tak yang "memesan" soal) terlihat tersenyum, sementara Won Tak membuat teman sekelas dan guru memandangnya heran karena ia selesai dan keluar lebih dulu.


Merokok disudut KM sekolah, Won Tak mendengar temannya membicarakannya "apakah kau tahu ayahnya Won Tak seorang narapidana?" tanya satu suara
"aku tahu pasti ada yang tak beres dengan kepala dungu itu" jawab suara lainnya.
Won Tak marah mencengkram leher seragam temannya dan bertanya dari siapa temannya itu mendengar berita seperti itu.
"dari ruang guru"
Mobil pak guru jadi sasaran Won Tak.


Dong Hoon menunggu gelisah didepan ruang guru, sementara Won Tak dan ibunya menghadapi kemarahan pak Guru.
"Maafkan, saya sudah salah mendidik anak saya" kata Ibunya Won Tak, bahkan ia berlutut agar Won tak dihukum apa saja asal jangan dikeluarkan dari sekolah.
Won Tak menarik bangun ibunya, ia marah kenapa ibunya harus berlutut seperti itu, kalau tidak boleh sekolah ya sudah tidak usah sekolah.
Won Tak ditampar ibunya, dianggap sebagai anak yang tidak tahu terima kasih (kepada guru), Dong Hoon memandang sedih dipintu.


Malamnya di Klub malam, Won Tak minum-minum, Dong Hoon tidak dapat mencegahnya. Datang kedua teman Won Tak yang terheran-heran kenapa Won Tak terlihat kusut karena peng-skors-annya padahal kan itu bukan yang pertama. Won Tak mulai terlihat marah ketika temannya mulai membawa-bawa Ibunya dalam pembicaraan mereka.
"kau ingin mati?"
(aku naksir jaketnya--merah euy!!)


Dong Hoon membawa WonTak pulang, sepanjang jalan Dong Hoon mencoba berbicara padanya soal kehidupan dan mengatakan dengan tersenyum bahwa sekarang Won Tak sudah besar.
"maafkanlah dia, dia minum hanya untuk menghilangkan penderitaannya". Kata Dong Hoon pada ibunya Won Tak sesaat setelah membaringkannya ditempat tidur.
"siapa namamu?"
"Dong Hoon... Ha Dong Hoon"
"terima kasih sudah mengantarkan Won Tak Pulang" kata ibu won Tak lalu keluar dari kamar.
Dong Hoon menghampiri Won Tak dan membelai sayang kepalanya.


Tengah Malam Dong Hoon mendatangi ibunya Won Tak (istrinya) dan berusaha menciumnya, namun tidak jadi karena ibunya Won Tak bergerak.


Selama Won Tak masih tidur, Dong Hoon memeriksa rak buku Won Tak dan menemukan buku-buku disana utuh belum tersentuh.
"tidak ada yang dapat di curi" kata Dong Hoon berbicara sendiri
"kau akan melakukannya?" tanya Won Tak masih dengan mata setengah tertutup mengagetkan Dong Hoon
Dong Hoon cuma nyengir "heheh"
"apa kau tidur disini?" tanya Won tak lagi
"ya... ayo cuci muka dan pergi kesekolah!" (what? kagak mandi?)
"kau pergilah dulu, aku dapat kelas sore" kata Won Tak menarik selimutnya lagi
"oh ya? kalau begitu aku akan mengikuti kelas sore juga"
"apa?" Won tak heran dan menjulurkan kepalanya dari balik selimut


Dong Hoon membuka laci "Wow!! Audio Portabel!! "
Dong Hoon menirukan iklan produk tersebut, lalu katanya"Won Tak, ayahmu pasti sudah diomeli banyak orang untuk membelikanmu ini dan barang-barang lainnya. Apa kau pernah memikirkan itu?"
melihat Won Tak hanya diam dan mengawasinya, Don Hoon kembali berkata "Ayahku tidak pernah memberiku apapun seperti ini, tidak pernah!! aku benar-benar iri padamu"
Dong Hoon menambahkan benda itu begitu tipis sampai ia ingin mematahkannya, tapi kemudian cuma tersenyum karena Won Tak tidak termakan gertakannya dan malah kembali masuk selimut.


Di sekolah, Won Tak duduk diluar kelas untuk menulis surat penyesalannya, sementara didalam kelas Dong Hoon tidak menyimak pelajaran, ia terus berfikir untuk mendapat hukuman skorsing juga. Melihat bu Guru ada disamping meja dan membelakanginya, Dong Hoon sengaja menarik ujung rok gurunya keatas.
Ciluuuk baaaa
Alih-alih di skors, Dong Hoon cuma mendapat hukuman dari kepala sekolah pukulan dipantatnya. Dong Hoon terus merengek minta di skors, bu guru malah meminta kepala sekolah untuk tidak menskors dong Hoon, karena menurutnya itu wajar dilakukan anak seusia Dong Hoon terutama jika melihat hal yang manis yang menarik hatinya (sambil dijembel pipinya Dong Hoon dengan geregetan---hehehe, Dong Hoon ini memang pipinya Chubby banget).
"ini bukan karena kau manis!!" kata Dong Hoon kesal.


Won Tak mendapat tugas membersihkan WC sekolah bahkan mencuci mobil kepala sekolah. Supir kepala sekolah sengaja menyemprot air agar mengenai Won Tak, tapi Won Tak berusaha sabar. Datang Dong Hoon yang mencoba mendapat masalah dan membantu Won Tak mencuci mobil. Tapi bukan membantu yang Dong Hoon lakukan, ia malah membuat mereka bermain-main dengan air dan puncaknya menyiramkan air sabun diember kepada si supir.


Makan bersama dikantin sekolah, Won Tak heran bagaimana Dong Hoon bisa tahu ia alergi ikan tawar. Dong Hoon hanya menjawab pendek bahwa tentu saja ia tahu. Ia lalu mengajak Won Tak untuk bolos bersama dan menemukan caranya, menyuruh Won Tak makan ikan tawarnya!!.


Berhasil meminta ijin pulang cepat karena bintik-bintik merah diwajah (Won Tak dan Dong Hoon sama-sama alergi ikan tawar), Dong Hoon lalu mengajak Won Tak ketempat yang katanya ia begitu ingin mereka berdua lakukan bersama .
"apa ini yang ini tempatnya?" tanya Won Tak diatas kapal sungai.
"kau begitu ingin meninggalkan rumah dengan ini waktu masih kecil" kata Dong hoon santai
"apa?" Won Tak memandang Dong Hoon yang tersenyum
"Won Tak, ada saatnya kita lelah tetapi tetap harus maju. Kau setuju?. Keluar dari sungai ini kita akan menemui lautan luas, tapi kapal ini tidak mengetahuinya. manusia akan mati"
"tetapi kapal bukan manusia, ia tidak akan mati" jawab Won Tak
"Won Tak, disana ada lautan yang kau belum tahu. Aku memikirkan sungai yang semula kupikir adalah segalanya di dunia ini. setelah itu, beberapa saat kemudian....baru menyadari keberadaan laut. tapi... ketika aku menyadarinya, keadaan sudah terlambat. Semoga kamu bisa menemukan lautmu sebelum terlambat!!"
"Bajingan gila, pergi saja ke tempat pemancingan sendirian" kata Won tak yang heran dengan sikap Dong Hoon yang seperti bapak-bapak tua (hei, dia itu emang bapak-bapak, bapak kamu lho!!).


Seok Jo mengajak Ah Kyung menikmati lampu-malam di kota, mereka terlihat senang. Ah Kyung mulai bercerita banyak hal yang tersimpan dikalungnya saat tahu Seok Jo memperhatikan kalungnya.
"cerita?"
Ah Kyung mengangguk "ketika aku kecil, aku tersesat waktu mengikuti arah pelangi. setelah itu, ayahku membuatkanku kalung berbandul prisma dan memintaku untuk tidak mengikuti pelangi lagi. Tidakkah kelihatan seperti pelangi betulan?" tanya Ah Kyung tersenyum memegang bandul kalungnya.


Won Tak dan kedua temannya kalah taruhan saat bermain (mirip) bilyard (gak ada lubangnya--apa itu bilyard juga? gak tau eike hehe) dengan Kyung Man (hia dia ada lagi). Lalu datang Dong Hoon yang kemudian malah menantang kembali kyung Man.
"kamu gila? aku sudah tak punya uang se sen pun" kata Won Tak (hehei dah akrab neh?)
"itulah alasannya, untuk mengambil kembali uangmu!!"


Kyung Man berhasil memenangkan kembali tantangannya, Dong Hoon bertepuk tangan dan mengatakan bahwa Kyung Man sangat bagus lalu meletakkan stiknya dan melihat kepada teman-temannya "ayo teman-teman... KABUUUUR!!!!"
"terima kasih kau telah menyelamatkan jiwaku" kata Won Tak jengkel sambil terus berlari
"jangan khawatir, aku akan bertanggung jawab"
"bagaimana?" tanya Wontak lagi
'lari Teruuuus" jawab Dong Hoon mempercepat larinya.


Kelelahan namun berhasil lolos, mereka beristirahat dan minum minuman ringan. Ponsel Wo Tak berbunyi, reminder ponselnya mengingatkan sebentar lagi ulang tahun Hyun Jeong.
Selalu gagal dalam permainan mengambil boneka, Won Tak kehabisan koin. Dong Hoon menawarkan bantuan agar won Tak dapat terus bermain tanpa koin (pake kawat yang dimasukkan ketempat koin), tapi yang terjadi malah Dong Hoon kesetrum.
(haha, di dunia nyata kesetrum gak bakal selucu ini).


Pulang sekolah, Won Tak menyapa Hyun Jeong (sebelumnya ia harus mendepak teman yang berdiri dekat Hyun Jeong). Melihat Hyun Jeong agak risih karena banyak teman yang lain dekat mereka, Won Tak menyuruh teman-temannya berpaling dan bahkan menutup telinga mereka (saking ditakutinnya, teman2nya nurut).
"Happy Birthday!!" kata Won Tak sambil menyodorkan boneka
"bagaimana kamu tahu?"
"saat ulang tahunmu waktu SD, kamu mengundang beberapa teman. Aku datang bersama mereka"
"kamu datang juga?"
"hanya aku pada hari itu tanpa hadiah, maaf"
"tidak apa-apa" Hyun Jeong mengambil bonekanya dan mengangkatnya lalu menoleh ke Won Tak "terima kasih...... aku harus pergi sekarang" lanjutnya saat bis datang
"baiklah... hati-hati!!"


Masih dengan wajah penuh senyum, Won tak hendak meninggalkan halte, namun ternyata Chang Su telah menunggunya.
"Aku harus berbicara padamu" kata Chang Su
Dong Hoon yang dari tadi mengamati Won tak dari jauh, bangun dari tempat duduknya untuk mengamati lebih jelas
"Kamu gila!! bagaimana kamu mencuri ujian penerimaan?"
"ini akan menjadi yang terakhir, tolong aku sekali lagi"
"masa bodoh!!" kata Wontak hendak pergi
Chang Su yang selama ini menjadi juara karena hasil dari mencuri soal ujian, mulai mengancam Wontak, ia akan memberitahu Hyun Jeong dan juga sekolah. Ia merasa sekolah dan teman-teman tentu tidak akan percaya ia terlibat, tapi kalau Won tak itu memang sudah jaminan biang rusuh. Won Tak cuma diberi dua pilihan, dikeluarkan dari sekolah atau mencuri soal lagi.
"ini yang terakhir, aku janji!!" kata Chang Su sebelum Won Tak pergi.


Won Tak dan 2 temannya berhasil memanjat pagar sekolah namun bertemu Dong Hoo yang mencoba mencegahnya dihalaman. "Pikirkanlah ibumu dan berhentilah!!"
"apa? kau mau aku membunuhmu? katakan sekali lagi dan kau akan mati!!" (Won Tak ini bener-bener tidak suka orang menyebut- nyebut nama ibunya). Mengacuhkan Dong Hoon yang memanggilnya, Won Tak mengajak kedua temannya untuk segera masuk.


Saat berusaha mencari soal yang dimaksud, Won Tak teringat kata-kata Dong Hoon barusan, dan meminta teman-temannya untuk menghentikan aksinya dan segera keluar.
"ada apa? kau sekarang jadi pengecut?" tanya temannya Won tak
"apa? aku akan membunuhmu!!" mereka mulai akan berkelahi, tetapi langsung terhenti saat terdengar langkah petugas keamanan. Petugas yang sedang memeriksa keadaan itu sebenarnya sudah melangkah menjauh saat tiba tiba terdengar suara pintu laci yang tersenggol. Ia hampir saja berhasil menangkap Won Tak dan kedua temannya kalau saja petugas itu tidak tahan Dong Hoon.


Walau dipukuli dan diancam akan dilaporkan ke polisi, Dong Hoon tetap mengaku sebagai pelakunya dan ia bekerja sendirian. (Kepala sekolah tidak percaya, penjaga sekolah pasti dah cerita ada beberapa anak lain yang berhasil lolos malam itu). Won Tak yang sedang menulis surat penyesalan di kursi hukumannya mendengar dan hampir tidak tahan untuk berterus terang, tapi ia hanya mampu diam melihat Dong Hoon dihukum.


Diatap sekolah, Chang Su mendatangi won Tak yang sedang merasa bersalah pada Dong Hoon. Chang Sun marah karena Won Tak gagal mendapatkan soal ujian itu dan mengingatkan agar ia tidak dibawa-bawa dalam masalah ini. Ia juga menambahkan, kalaupun nanti Won Tak menyebut namanya, orang-orang tidak akan percaya (selama ini yang terkenal bengal kan Won Tak, sedang dia terkenal anak alim dan pintar).
Marah besar, Won Tak memukuli temannya.


Ia lalu ke ruang kepala sekolah dan mengaku bahwa dialah pelaku sebenarnya, dan mengatakan bahwa Dong Hoon hanya mengaku-ngaku untuk menolongnya. "jadi keluarkan saja aku, jika kau ingin menghukum aku!!"
"apa yang kau katakan?" kepala sekolah menampar Won tak










Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...