Minggu, 08 Agustus 2010

Hero Episode 4 (part 1)





Akhir cerita episode 3:
Akhirnya Yongdeok Ilbo terbit juga, reaksi bermacam-macam dari orang-orang yang terkait. Jae In yang marah besar karena dituduh polisi yang pilih-pilih kasus, Chil Sung yang tambah gregetan karena kasus nyonya P, hingga Hae sung yang merasa diserang dengan pemberitaan remaja yang berdemo tempo hari. Dengan langkah pasti dan percaya diri, Do Hyuk membawa setumpuk koran edisi perdana ke Gedung Daese.



Do Hyuk mendatangi kantor Daese, ia membagikan edisi perdana Koran Yongdeok kepada karyawan Daese dengan tidak lupa terus melakukan promosi agar mereka terus menantikan edisi-edisi selanjutnya. Hae Sung datang, ia sedikit melirik Do Hyuk dan menaruh tas di mejanya. Tanpa duduk ia kemudian membuka-buka Koran Yongdeok.

Do Hyuk yang melihat Hae Sung langsung menyapanya, ia memperlihatkan wajah senang “wah, kamu sedang membaca Koran kami. Bagaimana? Isi beritanya bagus kan?”
Hae Sung tersenyum sinis “ Do Hyuk, sebagai sesama wartawan, aku ingin mengingatkanmu”
“aku akan sangat berterima kasih (atas masukannya)”
“Rencana pengembangan daerah itu adalah urusan negara, perusahaan Daese hanya bertanggungjawab melaksanakannya. Tidak ada masalah dengan uang kompensasi, dan kami juga tidak melanggar peraturan. Jadi kalau memang ada yang tiba-tiba bunuh diri, itu pasti karena alasan pribadi dan bukan tanggung jawab kami”
“ kau bilang tiba-tiba bunuh diri? Orang itu mendadak tidak punya tempat tinggal, uang kompensasi yang sedikit hanya cukup untuk menyewa rumah, tokonya tidak menghasilkan uang, dan makin lama hutang bertumpuk. Terhadap orang yang begitu kecewa dan terpojok kamu bilang apa? Tiba-tiba bunuh diri?”
“Kalau kamu ingin menulis cerita tentang nurani, gantilah pekerjaan. Sebuah berita itu bukan sampah yang keluar dari pemikiranmu. Jadi, masalah harian sebaiknya ditulis di buku harian” Rahang Do Hyuk menegang menahan marah mendengar ocehan Hae Sung, tapi Hae Sung tidak perduli dan terus berkata “masih bilang ingin menang dari Koran Daese? Isinya cuma tentang hidup orang-orang tingkat 3”
“betul, itu memang visi Koran kami. Koran Daese yang begitu hebat hanya berisi berita-berita orang penting.sedang koranku hanya tingkat 3, maka kamipun hanya meliput berita-berita orang ditingkat ke 3” jawab Do Hyuk tak kalah sinis, sebelum pergi ia memberitahu seluruh ruangan ia akan datang lagi minggu depan untuk mengantar edisi kedua korannya.
Hae Sung sedikit tertawa, ia kemudian duduk dan membuka kembali Koran Yongdeok dan menemukan foto Jae In dengan mata ditutupi disana.


Jae In mendatangi kantor Yongdeok dengan tergesa-gesa, begitu masuk ia disambut dengan “pesta kejutan”. Yang terkejut tidak Cuma Jae In, tapi staf Yongdeok juga, mereka mengira yang masuk itu Do Hyuk
“ini bagaimana? Bukankah Ini pasangan menarinya Do Hyuk?” bisik Joon Hyung
“siapa?” Tanya Eun Shil yang belum menyadari siapa Jae In
“itu...Do Hyuk” Ga Yeon memonyongkan mulutnya memberi kode soal ciuman
“oooh” Eun Shil mengerti
“ciuman dari mulut ke mulut?” celetuk Man Soo dengan keras yang langsung dimarahi Ga Yeon.


Jae In kesal, namun ia tidak mau membuang waktunya, ia langsung menanyakan keberadaan Do Hyuk. Saat para staff kebingungan memberi jawaban, Do Hyuk datang dan tidak menyadari ada Jae In “ada apa ini? Apakah ada pesta?” Do Hyuk terus tertawa senang, dan tiba-tiba tawanya berhenti begitu melihat Jae In disampingnya menatap marah
“ah, kau mengejutkanku” serunya kaget “ada perlu apa kau datang?”
“ayo ikut denganku” kata Jae in sambil pergi keluar
“ada apa ini?” Tanya Do Hyuk bingung kepada teman-temannya.
Teman-temannya mengira Jae In marah karena mereka salah memberi kejutan.
“ kau masih belum keluar?” Jae In kembali menengok dipintu dan kesal karena Do Hyuk masih santai tertawa bersama teman-temannya didalam.


Do Hyuk mendatangi Jae In yang menunggu di depan gerbang kantor. Melihat wajah kesal Jae In, ia tersenyum “ kamu kenapa?”
“apa ini?’ Jae In menyodorkan Koran Yongdeok
“ ini Koran Yongdeok” jawab Do Hyuk santai
“kamu tidak boleh begini, terus menempel padaku seperti anak kecil”
“siapa yang menempel padamu?”
“menyelidiki sebuah kasus itu ada aturannya, tidak cukup hanya memakai perasaan” kemudian Jae In panjang lebar memberi alasan kenapa ia tidak mererima kasus hilangnya nyonya P.
Teman2- teman Do Hyuk memperhatikan dari pintu, mereka terlihat kagum pada ketegasan jae In “oooooh”
“Kamu itu selalu melakukan sesuatu berdasarkan prinsip dan aturan. Waktu terus berjalan, apapun bis a saja terjadi, apa kamu akan bertanggung jawab? Kamu itu polisi, fleksibel-lah sedikit.” Jawab Do Hyuk
Teman-teman Do Hyuk juga kagum pada jawaban Do Hyuk “oooooh”
“Masalah ini dengan fleksibel apa hubungannya?” Suara Jae In terus meninggi, ia tidak terima dianggap orang yang tidak peduli dan pilih-pilih kasus.
Melihat jae In marah dan mengeraskan suaranya, Do Hyuk melunak “Aku juga tidak bermaksud begitu….. aku mengerti”
“apa yang kamu mengerti?”
“Kamu bukan orang yang seperti itu. Aku tahu kau melihat kasus tidak pilih-pilih orang, Kau telah membuktikannya dengan membantu mencarikan kakakku dan menjaga keponakanku”
“kalau begitu kenapa kau masih menulis berita begitu?
Do Hyuk lalu mengatakan bahwa ia sangat mencemaskan nyonya P yang menurutnya lebih dekat dengannya lebih dari kakak kandungnya sendiri. Lalu memohon agar Jae In mau membantunya mencari.
Jae In akhirnya menjawab walau ia tidak fleksibel (kaku), ia tidak sekalipun menganggap sepele. Tapi tidak bisa juga terburu-buru, semuanya harus mengikuti peraturan.
“benar2 wanita yang penuh daya tarik, sangat seksi” komentar teman- teman Do Hyuk melihat ketegasan Jae In.



Di kantor daese, Hae Sung menunjukkan Koran Yongdeok kepada Direktur Choi. Ia berkata agar Direktur Choi tidak usah cemas dengan isi beritanya yang menjelekkan Perusahaan Daese. Direktur Choi tersenyum acuh dan mengatakan ia tidak khawatir, menurutnya itu hanya berita orang yang mencari sensasi. Tapi kemudian air mukanya berubah kaget saat ia mengambil dan membuka halaman kedua Koran Yongdeok .
“apa anda mengenalnya?”Tanya Hae Sung
“bukan, aku tidak kenal” Direktur Choi terlihat gugup dan iapun pergi meninggalkan Koran yang dibacanya dengan halaman terbuka.
Hae Sung melihat Koran itu dan membaca berita tentang wanita pemilik klub malam yang tiba-tiba menghilang.



Dikantornya, Gong Chil Sung juga sedang membaca berita yang sama sebelum ia menerima telpon dari direktur. Ia kemudian menenangkan direktur dengan mengatakan bahwa masalah ini akan segera ia urus, dan memastikan wartawan Do Hyuk juga tidak tahu apa-apa. Sebelum menutup telepon, direktur memintanya agar Hae Sung juga tidak boleh tahu.



Yong Deok dan Sang Chul mendatangi kampus You Li. Mereka bersembunyi di balik semak, untuk melihat reaksi You Li. Sebelumnya Sang Chul menitipkan 1 eksemplar Koran perdana Yongdeok melalui seorang teman You Li. Sayangnya Yong Deok harus menelan kekecewaan karena nampaknya You Li masih belum mau menerimanya.



Staf Yongdeok ilbo merayakan terbitan perdana mereka di bar, mereka bersorak mengucapkan Motto mereka "Yong deok Ilbo, Oleh Pembaca, Untuk pembaca, dan dari pembaca!" Sang Chul dan Yong Deok berusaha mengikuti setiap gerakan mereka termasuk meenelungkupkan gelas begitu gelas kosong dalam sekali teguk.
Mereka lalu mengulang sorakan motto dan sulangan mereka lagi dan lagi. Mengobrol santai, Ga Yeon kemudian menanyakan hubungan antara Do hyuk dan petugas polisi itu (Jae In). Joon Hyung menimpali bahwa dilihat dari sisi apapun Jae In itu sangat seksi. Ga Yeon malah meminta Do Hyuk untuk mengajak Jae In dalam perayaan mereka.
Do hyuk meminta mereka jangan berpikiran macam-macam, Jae In itu sudah punya pacar. Ia juga menyangkal kejadian dipanggung itu bukan ciuman, hanya CPR.
“rasanya bagaimana (mengenai CPR)?” Tanya Man Soo
“Baguuuuuuus” jawab yang lain kompak
Jengah ditanya-tanya soal Jae In, Do Hyuk kemudian protes dan berkata Jae in bukan tipenya. “ Wanita itu seharusnya lembut, tapi tidak seperti dia yang sangat kasar dan selalu marah. Tenaganya juga sangat kuat, dia bisa mengangkat seorang pria dan melemparkannya begitu saja.”
“bukannya itu tipe yang kamu suka?” Tanya Ga Yeon
“aku bilang bukan!!” seru Do Hyuk kesal
Tapi semua bahkan Yong Deok tidak perduli, dan terus mendukung Do Hyuk untuk berpacaran dengan Jae In. Do Hyuk makin kesal


Di tempat tidurnya Jae In gelisah dan memegang-megang kupingnya “apa ada orang yang sedang membicarakanku? Kenapa kupingku gatal?”. Jae In lalu teringat perkataan do Hyuk yang memohon agar ia membantu membantu mencarikan Nyonya P yang baginya lebih dekat dari kakaknya sendiri.


Paginya saat sarapan bersama, Ibunya Jae In kaget melihat mata Jae In yang lebam seperti kurang tidur dan menanyakan apa pekerjaan yang membuatnya seperti itu. Jae In menyangkal, lalu ia bertanya “Ibu, apa aku ini orang yang kaku?”
“keras kepala, kolot, berpegang teguh pada prinsip. Kamu itu memang mirip ayahmu” jawab ibu Jae In, secara tidak langsung ia menjawab YA.
“apakah itu tidak bagus? Itu salah?” Tanya Jae In lagi “ada hal yang tidak ku mengerti. Prinsip yang selama ini aku anggap benar, aku mulai merasa ada yang salah.”
“Ibu juga kadang berpikir, kalau saja ayahmu seperti orang lain, mungkin ia tidak akan menjadi seorang polisi yang hebat, tapi juga mungkin keadaan kita tidak akan seperti ini –ibunya menjadi janda—“ Ibu Jae In tersenyum, dan bertanya kepada jae In “apakah membantu?”
“tidak, sekarang malah tambah kacau” jawab jae In
Ibunya lalu memberi saran agar Jae In lebih mendengarkan isi hatinya dari pada pikirannya.


Keluar dari apartemennya, Do Hyuk kaget melihat Jae In menunggunya “mengagetkan saja. Kenapa kamu selalu datang menakutiku?”
“ikuti aku” kata Jae In
Do Hyuk mengikuti dibelakangnya “ pagi-pagi mau pergi kemana?” tanyanya heran.
Begitu tahu Jae In akhirnya bersedia membantunya mencari Nyonya P, Do Hyuk tertawa senang tapi tawanya langsung berhenti ketika Jae In membalikkan badan, menatapnya tajam dan berkata:
“Kalau hasil penyelidikan ternyata tak ada masalah apapun, dan terbukti hanya pemikiranmu yang berlebihan, KAU AKAN MATI!!”
Do Hyuk masih termangu mencerna kata-kata Jae In, iapun lalu tersenyum.


Jae In mengajak Do Hyuk kekantor polisi, disana Jae In minta stafnya menyelidiki sebuah mobil (yang nomor dan warnanya tentu saja dari ingatan Go Hyuk). Ia juga meminta bantuan dari Polisi Kyung Man untuk memeriksa rekaman CCTV klub malam.
Kyung man bertanya kenapa Jae In berubah pikiran, apakah karena menyukai Do Huk. Jae In tidak menjawab ia memasang tampang ketus pada Do Hyuk dan pergi ke mejanya.
Kyung Man mengajak Do Hyuk duduk dimejanya, dan menanyakan kabar Do Hyuk. Do Hyuk lalu meminta Kyung Man untuk melacak ponsel Nyonya P.
“Kau harus minta ijin dulu” jawab Jae In dari mejanya
Dan ternyata birokrasi untuk itu membutuhkan waktu kira-kira seminggu. Tapi kemudian Kyung Man membisikkan sebuah ide padanya. “masih ada jalan lain”


Kyung Man dan Do Hyuk mendatangi kantor pemadam kebakaran, petugas disana sudah tidak percaya Kyung Man karena ternyata ia pernah berbohong mengenai alas an pelacakan sebelumnya. Tapi Do Hyuk berakting meyakinkan, ia terlihat menangis dengan berurai air mata. Ia berkata harus segera mencari kekasihnya yang menghilang dan hanya meninggalkan surat wasiat.
Seluruh petugas diruangan itu menoleh kepada Do Hyuk, mereka terlihat iba. Do Hyukpun mendapat informasi yang dicari dan berpamitan pulang. Saat membereskan mejanya, petugas pemadam menemukan amplop yang tadi menurut Do Hyuk surat wasiat, begitu dibuka ternyata isinya adalah Brosur. “Sial” katanya kesal karena kembali dikerjai Kyung Man.


Di kantornya, Chil Sung meminta agar Hae Sung (yang diketahuinya dekat dengan Jae In) agar mencegah Jae In menyelidiki kasus wanita Klub malam dikoran.
“memang apa hubungannya dengan Direktur Choi?”Tanya Hae Sung
“hal yang tidak diceritakan oleh Direktur, aku juga tidak bisa menceritakannya kepadamu” jawab Chil Sung.
“tidak boleh tahu masalahnya apa, tapi aku harus membantu?”
“aku juga punya cara lain. Bukan hal yang sulit untuk menyingkirkan seorang polisi” Chil sung mulai mengancam Hae Sung.


Hae Sung tidak punya pilihan, keluar dari kantor Chil sung ia menelpon Jae In.
Jae In terlihat manis menerima telepon Hae Sung, Do Hyuk yang ada disampingnya mengejek menirukan cara bicara Jae In.
Setelah menutup telponnya, Jae In lalu membaca berkas nyonya P, Do Hyuk mencondongkan badannya ke meja Jae In dan mulai menceritakan analisanya. Jae In heran bagaimana Do Hyuk bisa tahu dimana signal terakhir HP nyonya P.
“itu….” Do Hyuk ragu kemudian melirik kYung Man, Kyung Man kaget dan menggelengkan kepalanya
Jae In menatap tajam pada Kyung Man.

Petugas yang diminta mengecek nomor mobil memberi laporan bahwa nomor polisi mobil itu palsu. Do Hyuk lalu meminta Jae In untuk melanjutkan penyelidikan, namun Jae In berkata bahwa mereka harus menunggu hasil rekaman CCTV dulu. Do Hyuk terus mengikuti Jae In hingga keluar, tapi Jae in tetap pada pendiriannya. Di luar sudah menunggu Hae Sung yang akan menjemputnya untuk makan malam.
“keterlaluan, ada orang hilang yang belum ketahuan nasibnya, kau malah akan berkencan” kata Do Hyuk kesal
Jae In mencibir ke arah Do Hyuk
“Polisi juga manusia kan?” Hae Sung membela Jae In, Do Hyuk menatap Hae Sung kesal
“tunggu hasil rekaman keluar, nanti kau akan kutelepon. Kamu pergi saja dulu” kata Jae In kepada Do Hyuk
“tidak usah kamu suruh, aku juga akan segera pergi. Seharian suruh aku begini dan begitu… dasar!!” Do Hyuk pergi dengan kesal
Wajah Jae In juga tidak kalah kesal, namun begitu menoleh kepada Hae Sung wajahnya langsung tersenyum manis.

Jae In dan Haesung makan malam di sebuah restoran.
“ kau akan pergi ke desa bersama Do Hyuk?” Tanya hae Sung
“tergantung situasinya”
“sangat tidak suka”
“apa?”
“tidak suka kalau kau terlalu dekat dengan Do Hyuk”
“kau cemburu?”
“apa itu bisa dikategorikan cemburu?” jawaban Hae sung membuat Jae In tertawa senang
Hae Sung mencoba meyakinkan Jae In kalau wanita itu bukan menghilang, ia juga menambahkan kalau Do Hyuk mungkin hanya memperalat Jae In, dan memintanya untuk waspada terhadap Do Hyuk.
Hae Sung lalu mengajak Jae In untuk menonton konser Mr. King esok malam.


Sebaliknya di apartemennya, Do Hyuk yang makan bersama Kakak dan keponakannya makan dengan cepat dan dengan sendokan yang penuh (kayak lagi nyekop--hihi, liat tampang keselnya lebih mirip kayak lagi makan orang dari pada makan nasi).
Sol yang memperhatikannya mengingatkan “paman, makannya pelan-pelan saja. Ia tak akan lari darimu” (Sol ini kalo ngomong dalem banget untuk ukuran anak kecil, :P)


Do Hee, kakaknya Do Hyuk memang tidak peka, tidak menyadari adiknya sedang kesal, ia malah menanyakan apakah Direktur Yong Deok itu memiliki banyak uang. Kontan saja Do Hyuk mengamuk, “Kakak, apalagi yang akan kau lakukan?”membanting sendoknya, butiran nasi yang menempel disendokpun berterbangan. Sol dan Jung spontan menutupi mangkok mereka.
“melakukan apa? Aku tidak melakukan apa-apa, kenapa kamu begitu marah? Amarahmu begitu besar, ditanya hal sepele seperti itu saja kau sudah marah-marah” kata Do Hee tidak kalah galak
“Ibu, paman pasti punya alasan kenapa begini” kata Sol bijaksana mengingatkan ibunya (tangannya masih nutupin mangkoknya lho)


Esok paginya, kantor Yongdeok kedatangan tamu spesial. Nenek tua yang dibantu Man Soo mencari anjingnya yang hilang, datang kekantor sambil membawa Mal Soon si anjing yang sudah diketemukan. (Man Soo sama Mal Soon—mirip hehe).


Do Hyuk kekantor jae In setelah ia dikabari rekaman CCTVnya sudah ada. Mereka berdua melihat rekaman itu dan melihat bahwa nyonya P di bawa paksa oleh seseorang dengan mobil yang sama yang Do Hyuk ingat nomornya. Jae In lalu memerintahkan anak buahnya untuk segera bergerak menggali informasi dan petunjuk.
Do Hyuk tersenyum senang saat Jae In kemudian berkata akan menemaninya mencari nyonya P.


Keduanya pergi ke lokasi terakhir dimana HP Nyonya P terakhir digunakan, di kampung halaman Madam P. Di perjalanan, nereka terus berdebat, Do Hyuk lalu bertanya kenapa Jae In selalu menaikkan nada suaranya jika berbicara padanya. Ia terus memperhatikan Jae In.
“berhenti” kata Jae In
“hm?” Do Hyuk tidak mengerti
“berhenti!!” kata Jae In menatap ngeri kedepan, disusul suara decit rem. (wah Do Hyuk nih ngeliatin Jae In terus sih). Hampir saja Do Hyuk melanggar lampu merah dan menabrak orang yang menyebrang di Zebra cross. Jae In langsung mengambil alih kemudi. Do Hyuk begitu kesal dan bosan, karena Jae In terlalu lambat dan berhati-hati mengemudikan mobilnya.


Sementara itu, tim Yongdeok Ilbo sibuk mempromosikan publikasi mereka, dengan gaya teatrikal mereka berusaha menarik perhatian orang banyak . “Jika kau mengalami kesulitan, masalah susah, masalah sedih, apa pun kesulitanmu, Yongdeok Ilbo akan membantu untuk menyelesaikannya”


“apakah kau mengenal orang ini?” Tanya polisi Kyung Man sambil menyodorkan foto nyonya P kepada satpam apartemen. Satpam itu mengenalinya, dan menurutnya ia tidak pernah melihat seseorang lelaki yang dekat atau terlihat mengikuti nyonya P. Anak buah Chil sung mengamati mereka dari jauh dan melaporkan semuanya kepada Chil Sung.



credit gambar sebagian dari dramabeans


Baca Episode sebelumnya:

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...