Sabtu, 21 April 2012

[Sinopsis] The City Hall -- Episode 18 Part 2/2

Sinopsis Lengkap Drama Korea, Tayang di TV,
Mi Rae menyiapkan susu sebagai sarapan, sementara jung Do membersihkan diri. Kini mereka bicara. Mi Rae yang akhirnya tahu keadaan Jung Do menawarkan membantu bicara dengan Joo Hwa, namun di tolak Jung Do. Jung Do minta Mi Rae tak usah khawatir tentang masalah sepele rumah tangganya. Ia malah mengomentari Mi Rae sebagai bos yang terlalu rajin yang malah akan membuat para bawahannya menderita. Mi Rae berdalih ia sedang tak bisa tidur. Pembicaraan beralih pada soal pekerjaan. Mi Rae berencana menjajaki soal Proyek pabrik, ia minta Jung Do membantu mengatur pertemuan.
Akhirnya pertemuan resmi antara perusahaan Go Hae dengan pemerintah Kota Inju di mulai. Tampak Boo Mi menyajikan teh sambil memandang kesal pada Goo Hae.
Wakil Go Hae memberitahu soal proposal mereka mengenai pembangunan pabrik daur ulang energi. Mi Rae khawatir pabrik itu akan merusak lingkungan, tapi dengan angkuhnya Go Hae (seolah berkata “kamu memang bodoh”) menjawab bahwa sekarang ini sudah masanya limbah industri dan peternakan digunakan untuk menghasilkan gas alam dan tenaga listrik. Go Hae juga menerangkan betapa besar keuntungan uang yang akan mereka peroleh, apalagi kalau mereka mau menerima limbah dari luar negeri terutama Eropa sebagai tambahan bahan baku.
“Tapi jika hal itu menyebabkan polusi kepada publik ... “ Mi Rae tetap concern pada pencemaran lingkungan.
Go Hae memotong, “Itu adalah sebuah pertanyaan yang amatir. Anda sebagai walikota adalah satu-satunya yang bisa memberikan kewenangan untuk membangun pabrik ini. Siapa yang akan membangun pabrik tanpa tindakan untuk meminimalisir polusi? Bukankah Inju punya banyak tenaga ahli yang dapat menilai apakah akan ada atau tidak akan ada polusi?” aish, pengen mukul Go Hae rasanya.
Mi Rae akhirnya setuju untuk mempertimbangkan proposal itu.
Mi Rae minta waktu bicara dengan Go Hae. Mi Rae mengucapkan terima kasih secara pribadi karena Go Hae, termasuk di dalamnya Jo Gook, mau ikut serta dalam pengembangan kota Inju.
Bicara soal Jo Gook, Go Hae merasa Jo Gook beruntung di kelilingi oleh wanita2 seperti mereka. Dan bukan Go Hae namanya kalau tidak blak-blakan, ia ikut bersimpati atas apa yang terjadi pada (hubungan ) Mi Rae (dengan Jo Gook).

“Kupikir (hubungan kalian) akan berlangsung sedikit lebih lama. Aku tak menyangka kalau koma akan datang di awal kalimat.” Ckckck, tajem bener tuh mulut
Mi Rae terdiam, ia menatap Go Hae, “Orang itu ... berapa banyak kau memahaminya?”
“Apa kita masih harus saling cemburu? Aku baru mulai menyukaimu, Walikota Shin”
“Karena sepertinya kau keliru….”
“Tidak mungkin.” Jawab Go Hae tegas
“Baginya, aku bukan sepenggal masa atau koma, tapi aku adalah tanda kurung… Makna tersembunyi pada orang itu (Jo Gook) adalah aku” Mi Rae mencoba mengurai isi hati Jo Gook. Kalimat Mi Rae ini membuat senyum hilang dari wajah Go Hae.

“Kongres Jo yang aku kenal itu berbeda dari yang kau tahu. Ketika kami bersama-sama, kami senang. Ia punya banyak sisi romantis…… Kau tidak akan, karena kecemburuan yang kekanak-kanakan, membatalkan rencana bantuan istri untuknya, kan?” haha, kata-kata yang membalikkan kata-kata Go Hae tempo hari. Mi Rae pergi meninggalkan Go Hae yang jelas tak bisa menyembunyikan kekesalannya.
Mi Rae kembali kekantornya yang ramai oleh teriakan Boo Mi. Boo Mi sedang memarahi suaminya yang ketahuan nonton bareng cewek lewat telpon. Mi Rae menutup pintu agar yang lain tidak mendengar masalah Boo Mi. Boo Mi akhirnya tahu kehadiran Mi Rae, ia minta Mi Rae untuk berpura-pura tidak tahu soal yang barusan. Boo Mi memilih melaporkan soal Jung Do yang membawa
Proposal Dae Han Group untuk di lihat oleh tenaga ahli lingkungan hidup. .
Mi Rae dan Jung Do mendapat penjelasan dari ahli lingkungan hidup yang mereka percaya, dari ahli itu mereka mendapat masukan kalau yang paling penting dari pengolahan daur ulang limbah industri adalah penanganan limbah akhirnya nanti yang paling penting. Dari proposal itu kelihatannya rencana penanganannya (pengolahan air limbah, pengurangan kebisingan dan polusi) sudah komplit. Jika dikelola dengan baik, di harapkan takkan ada ekses negatif.
Jo Gook benar-benar memathui janji pada Bb, ia menemani Go Hae membeli cincin. Sepertinya cincin kawin.
“Bagaimana menurutmu tentang yang satu ini?” Tanya Go Hae menunjukkan cincin yang di pilihnya.
“Aku menyukainya”
Go Hae tahu kalau Jo Gook menjawab tanpa menoleh, ia menurunkan tangannya dan kembali menunjukkan cincin yang sama di jari kirinya, “bagaimana kalau yang satu ini?”
Kali ini Jo Gook menoleh, tapi ia tidak ngeh kalau itu cincin yang sama. “Ya, yang ini juga bagus”.
“Apanya yang bagus?”
Jo Gook akhirnya menoleh menatap Go Hae, “Berliannya begitu besar, cerah dan berkilau” hihi, Jo Gook ga tau mau jawab apa. Hatinya tidak ada di situ.
“Haruskah kita lihat lagi di lain waktu?”
“putuskan saja sekarang, tidak perlu datang lagi. Jika kau tidak suka dengan yang satu ini, pilih saja yang sebelumnya” hihi.
Go Hae kesal setengah mati, dari tadi Cuma satu cincin yang di cobanya. Ia pun batal beli cincin dan memilih mengajak Jo Gook makan. Jo Gook menolak dengan alasan ia ada janji. Padahal sepersekian menit sebelumnya Soo In mengabarkan lewat pesan di jam tangan Jo Gook kalau janji di batalkan.

“Apa kau tidak bekerja terlalu keras?”
“Soo In ahlinya membuat janji…. Ayo…” wkwkwk, kasihan Soo In jadi kambing hitam.
Go Hae menatap punggung Jo Gook yang pergi duluan. Ia ingat dengan kata-kata Mi Rae kalau yng ada di hati Jo Gook saat ini adalah Mi Rae.
Dengan batalnya janji dan menghindar dari Go Hae membuat Jo Gook punya waktu luang. Ia buru-buru balik ke Inju dan makan bubur di resto bubur.
Setiap suapnya masuk ke mulut Jo Gook yang tak henti menatap foto Mi Rae di dinding resto. Sesekali terlihat senyum, sesekali juga berganti dengan raut kesedihan.
‘Kupikir ku jatuh cinta denganmu, tapi hatiku masih belum akrab denganmu... Dimana pun aku dan apapun yang kulakukan, ku selalu memikirkanmu... Aku tidak tahu, tapi ini adalah cinta... Ketika kau tertawa, aku juga senang dan mulai tersenyum... Seperti seorang anak dalam mimpinya, aku memujamu sepenuh hatiku... Ketika ku melihatmu sedih, dunia saya terasa hancur.. Kau tak tahu perasaanku. aku menyukaimu...
Sidang Dewan Kota untuk di setujui atau tidaknya lahan kota di gunakan sebagai pabrik daur ulang limbah di mulai. Ketua Dewan meminta anggota yang setuju mengangkat tangannya. Tak di nyana, Joo Hwa mengangkat tangannya. Tak sedikit yang heran, melongo plus takjub. Termasuk ketua Dewan, hihi. Ternyata Joo Hwa langsung setuju soal proyek itu karena ia merasa dirinyalah yang berjasa mendapatkan proyek, bukannya Mi Rae.
Palu memang akhirnya di ketuk dengan hasil proposal di setujui. Tapi setelah rapat bubar, Ketua Dewan terus memandangi proposal di hadapannya. Sepertinya ia merasa ada yang salah.
Terkejut jelas tergambar di wajah BB saat Ketua Dewan Kota Inju mengunjunginya.
“Apa kau tidak senang melihat teman lamamu ini?”
“Mungkin aku merasa bersalah… Aku berhutang suatu bantuan besar.” Jawab Bb dengan ekspresi datar.
Ketua dewan tersenyum, ia mengaku datang bukan untuk masalah itu, tapi mengenai proposal Dae Han Grup. Ia ingin tahu apa Bb masih akrab dengan Presdir Go. Dan ia pun mendapat jawaban kalau Bb dan Presdir Go akan berbesan melalui Jo Gook dan Go Hae. Ah, kesimpulan yang Ketua dewan dapat, mungkinkah kalau kedatangan Dae Han Grup ke Inju adalah konspirasi antara Bb (punggawa politik) dengan Presdir Go (Punggawa Uang)???
Bb dan Ketua dewan saling menatap tajam. Tak ada jawaban mengiyakan atau menyangkal. Tapi jelas tergambar kalau keduanya tahu jawabannya apa.

Tatap-tatapan tajam terinterupsi oleh kedatangan Jo Gook. Jo Gook tersenyum dan menyapa Ketua Dewan Kota, “Apa yang membawamu kemari?”
“Aku ingin menangkap ikan besar, tapi aku baru saja kehilangan teman.” Jawab Ketua Dewan cuek dan keluar dari ruangan.
Bb sepertinya dagdigdug khawatir Jo Gook tahu yang di maksud Ketua Dewan. Sementara Jo Gook tampak berpikir keras.
Ternyata Jo Gook datang karena memenuhi panggilan bb. Bb minta Jo Gook merubah peraturan pemerintah untuk memodifikasi hukum lingkungan hidup. Karena tak mudah, makanya Bb minta Jo Gook yang mengerjakan. Ia minta Jo Gook segera membuat draftnya, sementara 10 suara anggota kongres yang di perlukan untuk mendukung peraturan baru itu akan di urus BB. WOW POLITIK OH POLITIK!!.
Jo Gook pusing! Galau!! Dilema!!. Pabrik daur ulang? peraturan pemerintah soal lingkungan hidup? pasti ada benang merahnya!. Akhirnya ia memutuskan untuk meneliti proposal Dae Han Grup terlebih dulu.
Ia mengirim Email pada eksportir limbah Eropa dan minta mereka memberi info soal limbah yang akan mereka ekspor ke emailnya Mi Rae. Diam-diam Soo In memperhatikan Jo Gook yang bekerja keras.
Sementara itu, dampak dari janji muluk Jo Gook pada para pengusaha untuk mendukung Mi Rae menjadi walikota mulai berbuah. Para pengusaha datang pada Mi Rae menagih janji, mereka berharap dapat ikut menikmati keuntungan dari hadirnya investor besar di Inju. Ckckck.
Seperginya orang-orang tadi, Mi Rae merenung sambil menatap kartu nama Jo Gook. Ia ingat Bb pernah bilang kalau Jo Gook di minta untuk menghasilkan seorang walikota boneka. Ia juga ingat Jo Gook yang marah karena Mi Rae tak mau mengikuti cara Jo Gook untuk mendapat suara banyak, juga soal keterus terangan Jo Gook yang ingin mendapat kekuasaan tertinggi (presiden ) dan mungkin akan mengalahkan, menginjak, dan melukai banyak orang, atau bahkan menginjak orang-orang
terdekat di sekitarnya demi itu. Lalu Jo Gook yang blak-blakan ingin jadi penguasa yang di takuti. Semua seolah terjawab hari itu.
Jo Gook minta Soo In mengabari Mi Rae agar melapor padanya. Tapi yang ada di hadapannya justru Jung Do, Jung Do beralasan mi Rae sedang sibuk. Jo Gook tetap ingin Mi Rae, ia minta Jung Do mengabari Mi Rae agar menemuinya sendiri besok. Tak Cuma itu, dengan alasan proyek itu adalah andilnya, Jo Gook akan menangani semua wawancara media, bukan Walikota Shin.
Aula kota ramai, ruangan di persiapkan untuk pertemuan warga dan Kota mengenai penjualan lahan. Warga ada yang pro dan kontra soal penjulan tanah . Yang pro jleas menginginkan uang banyak, yang kontra menganggap tanah itu warisan leluhur.
Tak Cuma warga yang ribut, Boo Mi dan Soo In juga bersitegang soal siapa yang ada di kursi ketua, Mi Rae atau Jo Gook.
“Tentu saja itu Walikota kami di kursi ketua.” Kata boo Mi merebut papan nama dari blabla.
“Anggota Kongres di kursi ketua” Kata soo In nimbrung dan menukar papan nama.
Dan mulailah pertengkaran soal siapa yang lebih tua, urutan pemilu, urutan kedatangan, alfabet, ‘Ladies first’…….
Boo Mi mulai kewalahan menghadapi Soo In, “Berapa umurmu?... Kalau aku tidak kehilangan cinta pertamaku, anak pertamaku akan seumuran denganmu… kau terlihat cukup manis. (sambil megang dagu Soo In).. Jangan main-main denganku, bajingan kecil!” haha. Boo Mi mengeluarkan jurus ahjumma.
Soo In pun kalah……
Jung Do memberitahu Mi Rae kalau acara pertemuan warga akan segera di mulai. Tapi Mi Rae yang sedari tadi mengumpulkan puzle-puzle peristiwa dan informasi menyimpulkan : “aneh karena begitu sempurna… Ada yang mencurigakan, kita harus mencari tahu alasan di balik tindakan ini… Tolong kan pertemuan warga”.
“Apa?”
Jo Gook ngebut ke Aula kota, ia di beritahu Soo In kalau Mi Rae membatalkan dan menunda tanpa batas waktu rencana pertemuan hari itu. Jo Gook bertekad kalau pertemuan harus di lakukan, mumpung Go Hae belum tahu situasi trerbaru.
Mi Rae yang dikabari pertemuan warga masih lanjut dengan inisiatif Jo Gook bergegas menyusul ke aula. Sayangnya pertemuan telah bubar. Mi Rae mendengar obrolan warga yang mengatakan kalau tanah mereka di tawar 3x harga pasaran.
Jo Gook dan Go Hae muncul, Mi Rae menatap tajam pada Jo Gook. Jo Gook juga menatap Mi Rae dengan sendu. Ia lalu merangkul Go Hae sambil turun tangga dan mengantar ke mobil.
 
 Walau awalnya heran, namun Go Hae tersenyum, ia menatap Mi Rae penuh kemenangan. Tapi senyum Gh hilang karena Jo Gook membuatnya masuk ke mobil sementara Jo Gook melangkah menuju Mi Rae.
“Kenapa kau tidak melapor padaku tentang kota? Aku kan minta Walikota Shin sendiri yang melapor, bukan Kepala Lee..”
“Aku yang memutuskan siapa harus melapor masalah kota padamu. Apa kau pikir Walikota itu orang yang dapat kau perintah?.. Aku bahkan takkan mengirim Kepala Lee lagi, jika kau ingin tahu, datang ke kantorku dan cari aku.” Uhuy, Mi Rae tegas banget. “Dan satu hal lagi. Aku tidak akan menandatangani MOU proyek”
Go Hae yang mendengarnya langsung keluar, “Apa katamu?... Proposal telah disetujui oleh Dewan Kota. Pertemuan warga juga telah diadakan. Apa artinya ini? Apa kau tidak melihat respon penduduk yang bagus? Bisakah kau menanggung konsekuensi pertanyaan mereka? Aset telah ...”
Mi Rae segera memotong. “Walau begitu, jika aku harus membatalkan, aku akan membatalkannya. Aku paling bisa membatalkan sesuatu”
Kali Ini Jo Gook yang membentak, “Apa kau gila? Membatalkannya? Karena sudah diputuskan, kau harus ... “
“Aku memperingatkanmu! Jangan menaikkan suaramu di depanku” sahut Mi Rae tak kalah galak. Mi Rae membeberkan tahu semua rencana dan trik yang Jo Gook lakukan demi memenangkan dirinya. Ia bisa saja membeberkannya dan mereka berdua bisa di tangkap karena melanggar aturan pemilu. Tapi Mi Rae tak melakukannya, karena tak peduli apapun trik Jo Gook, ia tak menjadi walikota bonekanya Bb atau bonekanya Jo Gook. “Bahkan jika hanya ada satu orang yang memilihku karena ia percaya padaku, aku akan melakukan apa saja untuk orang itu. Karena Shin Mi Rae adalah Walikotanya orang itu, karena harapan orang itu yang disematkan pada Shin Mi Rae…. Itulah sebabnya ... kau harus menutup mulutmu.”

Mi Rae masuk kemobilnya di iringi Jung Do. Diam-diam Jo Gook tersenyum. Mi Rae tumbuh menjadi walikota mandiri, Mi Rae masih mengingat kata-kata motivasi darinya.
Sebaliknya, Go Hae marah. “Kenapa kau tidak menjawabnya? Apa kau tidak punya mulut?”
Jo Gook beralasan dia punya, tapi dia lapar.

Jo Gook makan spaghetinya engan lahap, beda dengan Go Hae yang telah hilang selera.
“Bagaimana jika dia tidak menandatanganinya? Kalau Walikota Shin mengatakan tidak, maka ia tidak akan melakukannya”
“Suruh dia menandatanganinya. Jika tidak, tak ada pilihan….”
Jo Gook tertegun, Go Hae tersenyum melihatnya. Go Hae tahu Jo Gook khawatir kalau Mi Rae akan kembali di jebloskan ke penjara. “Jangan terlalu khawatir. Dia bukan satu-satunya orang yang bisa tanda tangan.”
Mi Rae membuktikan ucapannya dengan tidak datang ada acara penandatanganan MOU. Terlihat jelas Go hae geram.
“Apa kau benar-benar tidak pergi?”
“Ya” sahut mi rae sambil memeriksa berkas.
Tiba-tiba Jo Gook masuk. Setelah Jung do keluar atas permintaan Mi Rae, keduanya mulai keukeuh-keukeuhan.
“Siapa kau yang bisa amemerintahku?... Ini berada di bawah kekuasaanku sebagai Walikota.”
“Mengapa kau begitu naif, mengapa kau tidak menggunakan otakmu? Jika kau tak menandatanganinya, ada orang lain yang dapat menandatangani atas namamu.”.
“Siapa yang bisa tanda tangan? Siapa yang berani menandatangani tanpa izin Walikota?”
Jo Gook mengingatkan saat Mi Rae ditangkap jaksa, kemudian dilepaskan begitu saja. Posisi Mi Rae terjepit, jika tidak pergi dan tanda tangan sekarang, Mi Rae bisa saja dihentikan dari jabatannya. Jika demikian, selain wakil walikota siapapun bisa menggantikan Mi Rae.
“Walikota Shin, kau tidak punya pilihan. Jika kau tidak pergi, kau akan di periksa lagi.”
Dengan sangat terpaksa Mi Rae akhirnya datang ke aula. Err, Mi Rae kelihatan cantik ya??? Go Hae yang kesal memasang wajah tersenyum, padahal mah masih kesal berat.
Go Hae dengan tersenyum tanda tangan duluan. Mi Rae menyusul, ia memegang pulpennya, tapi tampak di wajahnya ia masih bimbang.
 
Jo Gook berdiri dengan Jung Do dan Boo Mi melihat jalannya acara.
Mi Rae akhirnya memutuskan meletakkan pulpennya. Ia berdiri untuk mengatakan kalau Perjanjian MOU akan ditunda. Ia masih butuh waktu untuk meninjau proyek itu. Mi Rae yakin ia benar…
Go Hae kesal setengah mati…
Jo Gook khawatir…
Warga marah…

*^^*
CSW, you are my North Star

2 komentar:

Anonim mengatakan...

PLEASE DILANJUT DONG ...TETEP KO KITA TUNGGU
MAKASIH SELAMA INI.....
MAKASIH JUGA UNTUK NANTI SAMPAI SELESAI

ai mengatakan...

@anonim... tenang aja... aku dah bikin ampe selesai kok, tinggal posting aja... sering2 datang ya ke cikurngora biar gak ketinggalan ^*

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...