Selasa, 28 Agustus 2012

[Sinopsis] Thank You Episode 10 Part 1

*^^*Episode 10 Part 1*^^*

Di akhir episode 9, di ceritakan Bom pergi dengan meninggalkan sepucuk surat. Diawal Episode 10 ini, di ceritakan kembali kenapa Bom memutuskan pergi…
Bom terlihat menari mengikuti lagu dari radio, tapi ia teringat dengan kejadian tadi pagi. Ia pun segera menelpon Yong Joo (keponakannya Seok Hyun). Bom menanyakan apa Aids itu nama penyakit, karena ia tak merasakan sakit sedikitpun. Bom sedih saat di beritahu kalau sakitnya akan terasa suatu saat nanti, ia makin sedih lagi kalau teman-temannya juga bisa tertular olehnya. Jadi itu alasan kelas pagi tadi kosong, Bom merasa marah pada ibunya yang membohonginya. Sebelum menutup telpon, Bo minta maaf pada Yong Joo, ia juga menitipkan permintaan maafnya pada teman-teman yang lain.

Sementara itu percakapan Bom terdengar oleh Gi Seo yang masih menatap langit.

Young Shin masuk ke kamar dan langsung bersembunyi di balik selimut saking malunya pada Gi Seo. Ia tak sadar kalau Bom menggeser selimut bahkan posisi tidurnya, agar tak mengenai selimut Young Shin.

Gi Seo sudah kembali ke kamarnya, matanya masih terbuka. Ia mengingat pesan terakhir Min Ji soal permintaan maafnya pada Bom.

Esoknya, Bom bangun lebih cepat, ia mencari tahu soal Aids lewat internet. Air mata tak terbendung saat ia membaca betapa bahayanya penyakitnya. Bom pun menulis surat perpisahan untuk ibu dan Mr. lee. Ia juga membawa serta celengannya juga Boneka besar pemberian Min Ji. Ciuman perpisahan Bom untuk Young Shin yang masih terlelap, urung Bom berikan. Ia ingat kalau ia tak boleh menyentuh siapapun termasuk ibunya.

Bom lalu masuk kamar kakek, ia membetulkan selimut kakek dan mengambil sebungkus Pie coklat dari kamar kakek.

Sementara itu Gi Seo sudah bangun dan bersiap jogging. Ia sempat-sempatnya menendang kandang Dong Da sebelum pergi, ckckck.

Tak lama Gi Seo pergi, Bom keluar dari rumah, ia mendekati kamar Gi Seo.
“Ahjus-------------si…” Hanya itu kata yang keluar dari mulut Bom, tangannya urung membuka pintu. Bahkan Bom tak berani menyentuh Dong Da. 
Langkah Bom terlihat ragu, sesekali ia menoleh ke arah rumah…..

Hari sudah makin terang, Seok Hyun sudah menyiapkan mobil dan kopernya, ia bermaksud ke Seoul duluan. Ia hanya mengirim sms pada Eun Hee untuk pemberitahuan..
Kepanikan melanda Young Shin yang baru bangun, tanpa menggunakan alas kaki ia berusaha mencari Bom. Ia yang tertatih-tatih karena menginjak pecahan beling berpapasan dengan Gi Seo yang baru pulang jogging.
“Apa yang terjadi?” Tanya Gi Seo bingung
“Bom ... Bom hilang…” Young Shin melanjutkan mencari Bom, tapi ia kemudian ambruk tak sadarkan diri. Gi Seo membaca kertas yang di pegang Young Shin.
 
Gi Seo kemudian terlihat mencari Bom di seluruh pulau, termasuk tebing di tepi laut. Sekeras apapun Gi Seo memanggil, tak ada sahutan sama sekali.
Semua mobil masuk ke kapal dengan cara mundur. Begitu juga mobil Seok Hyun, ia konsentrasi menoleh ke belakang untuk melihat jalan, hingga tak sadar kalau Bom masuk kapal yang sama di sebelah pinggir. Tak lama terdengar peluit kapal berbunyi, menandakan jalan menuju kapal akan menutup untuk segera berangkat. Mobil Gi Seo datang terlambat, tapi ia tetap berusaha memanggil-manggil Bom dengan harapan Bom mendengar suaranya…..
Kapal sudah berangkat, Gi Seo mendesah galau. Sekarang yang bisa ia lakukan adalah mengecek kondisi Young Shin lewat dr. Oh. Dari dr. Oh kita ketahui kalau pecahan beling di kaki Young Shin sudah di keluarkan, namun Young Shin masih tak sadarkan diri dan demam tinggi.
Dr. Oh memanggil-manggil Suster Park yang tak menyahut sama sekali, ia pun keluar dan mendapati Suster Park sedang mencoba membujuk kakek untuk pindah. Kakek menjawab tentang anaknya (ayah Young Shin) yang ada di laut yang pandai bernyanyi.
“Berhenti bicara soal anakmu yang telah meninggal! Bahkan jika seseorang meninggal, kita tetap harus melanjutkan hidup! Tolong, kek….Jika Shin Young pergi, Aku akan pindah juga.”
Kakek tak menghiraukan suster Park, yang ada ia malah memukul kepala suster Park dan menyuruhnya pergi.
Young Shin akhirnya terbangun, tapi yang ia ingat hanyalah mencari Bom. Ia pun membawa foto keluarga dan memakai sepatu dengan asal tanpa sadar sepatunya beda sebelah, ia pamit minta tolong menjagakan kakek sementara ia mencari Bom.

Dengan langkah tertatih dan menangis, Young Shin terus mencari dan memanggil Bom. Ia bahkan tak menghiraukan panggilan Gi Seo yang berpapasan denagannya.
Gi Seo mengejar Young Shin dengan mobilnya, ia menghalangi jalan Young Shin lalu keluar. Gi Seo memaksa Young Shin memakai sweater, “Ahjumma, kau hanya mengenakan piyama sekarang, aku paham kau sedang sangat khawatir sekarang. Tapi bagaimana jika nanti kau merasa malu?” Akang Gi Seo mah gak tau, tetanggaku banyak yang keliaran pake baju tidur doang, gak cuma bra, tapi celdam juga keliatan, ckckck.
Young Shin mengusir Gi Seo, tapi Gi Seo meyakinkan Young Shin untuk segera sadar. “Ahjumma, kau seorang ibu dari anak tanpa ayah berumur delapan tahun yang menderita AIDS.” Selama Ini Young Shin tegar menghadapi apapun termasuk tegar menghadapi kelakuan Gi Seo. Tapi sebuah insiden kecil saja membuat Young Shin begitu lemah, bagaimana nanti kalau Young Shin jadi pindah ke Seoul, mampukah Young Shin menghadapinya?

Kata-kata Gi Seo seolah menyadarkan Young Shin, ia mulai terlihat tenang. Gi Seo memberitahu kalau ia sudah melaporkan kejadian itu pada pihak berwajib, yang ia butuhkan adalah foto Bom. Gi Seo tersenyum melihat foto yang di bawa Young Shin, setidaknya Young Shin masih cukup sadar untuk membawa foto Bom. Gi Seo menawarkan diri untuk menjadi supirnya Young Shin.

Sementara mobil Gi Seo naik kapal berikutnya, kapal yang di tumpangi Bom dan Seok Hyun telah merapat. Setelah beberapa kali ‘hampir-bertemu-namun-selalu-gagal’, Seok Hyun akhirnya melihat Bom dari kaca spionnya.
Bom yang jalan sambil menunduk mendongakkan kepalanya saat mendengar namanya di panggil, Seok Hyun yang memanggilnya.
“Ke mana kau akan pergi?” Tanya Seok Hyun ramah.
Bom tak menjawab, ia malah melewati Seok Hyun. Seok Hyun mengejar Bom dan menyentuhnya. Bom menolak.
“Jangan sentuh aku… kau akan terkena AIDS… selamat tinggal” Bom melanjutkan jalannya.
Seok Hyun sempat membeku, tapi ia kemudian memanggil Bom dan berjongkok dihadapan Bom, “Ibumu tidak tahu kau berada di sini, ya?”
“Ya. Tolong jangan memberitahunya.”
“Mengapa kau pergi tanpa memberitahu ibumu?”
“Aku takut Ibu, Mr Lee, dan Angel Ahjussi akan terinfeksi oleh AIDS…. “ Sekali lagi Bom meminta agar Seok Hyun tak memberitahu ibunya. Lalu kembali pamit.
“Samchun juga punya penyakit yang sama denganmu”
Bom berbalik, “Apa Samchun terinfeksi karena aku?”
“Tidak… bukan karenamu, aku mendapatkannya sendiri…. Keadaan kita sama sekarang” Ah, demi bisa menjaga Bom, Seok Hyun berbohong kalau dia juga punya aids.
Bom bersedia naik mobil Seok Hyun.
“Ke mana kau ingin pergi?” Tanya Seok Hyun.
“Aku belum memikirkannya… Pokoknya tempat yang tak ada orangnya…” Bom lalu balik bertanya, kemana Seok Hyun akan pergi. Mendengar Seok Hyun akan ke Seoul, Bom berkomentar kalau ia juga ingin ke Seoul dan pergi ke taman hiburan.
“bagaimana kalau kita pergi ke taman hiburan?”
“Ya!” Jawab Bom antusias, tapi ia kemudian sadar dan dengan lesu meneruskan “Bagaimana jika orang lain terinfeksi AIDS?”
Seok Hyun menerangkan kalau tak semudah itu menularkan Aids, banyak yang belum paham hingga membuat asumsi sendiri.
“Meskipun begitu, aku tidak ingin pergi ke taman hiburan…” Bom sudah hilang semangat.

Mobil Gi Seo sudah merapat. Sementara Young Shin di dalam mobil, Gi Seo bermodalkan foto Bom menanyai para penumpang di dermaga.

Sementara itu ponsel Young Shin berbunyi di rumahnya. Kakek yang sedang asyik menonton TV hanya membuka plif ponsel itu dan meleparkannya. Padahal yang menelpon adalah Seok Hyun yang mengabarkan kalau Bom ada bersamanya. 
Hari ini ia berencana menemaninya ke taman bermain, dan esok pagi Seok Hyun akan mengantarnya pulang. Kakek merasa terganggu dengan ponsel Young Shin, Ia mengambilnya lalu menutup plifnya dan melemparkannya ke dalam lemari.

Seok Hyun terlihat sedih karena Young Shin tak merespon berita yang di sampaikannya. Ia kembali ke mobil dan mendapati Bom sedang asyik bermain bersama Bom Dong-ee si boneka.
“Seok Hyeon Samchun..” Seru Bom setelah Seok Hyun masuk ke mobil
“Apa?”
“Bom Dong-ee mengatakan bahwa ia benar-benar ingin pergi ke taman hiburan”.
“Begitukah?”
“Ya, tapi aku tidak ingin pergi…. Tapi Bom Dong-ee mengatakan ia ingin pergi, setidaknya sekali.”
“kalau begitu, kita akan pergi. Ayo!”.
“Tapi aku benar-benar tidak ingin pergi..”
“Kita akan menuju taman hiburan.. Jika kau lapar atau ingin ke kamar kecil, katakan padaku…”
“Ya…” Bom lalu memasang sabuk pengaman seperti yang di minta Seok Hyun.
 “Ah, aku benar-benar tidak ingin pergi…. ” Perkataan dan ekspresi Bom jelas terlihat berlawana, ahah menggemaskan.
 “Yes!!” Lanjutnya diam-diam...
Mata Young Shin sudah tak bisa fokus, pandangannya berbayang saat melihat Gi Seo sibuk bertanya pada orang-orang sementara ia diam di mobil. Gi Seo melihat Young Shin yang kepayahan, ia berencana membawa Young Shin ke RS untuk disuntik.
“Belikan aku makanan…. “
Gi Seo tersenyum, sepertinya ia lega melihat Young Shin sudah mulai bisa berpikir.
Young Shin tampak lahap memakan supnya, sementara Gi Seo yang tak biasa makan makanan seperti itu hanya mengaduk-aduknya. Young Shin heran melihat Gi Seo yang tak makan, ia mengambil mangkuk Gi Seo dan memakan habis isinya.

Young Shin keluar duluan, ia melihat pantulan dirinya yang acakadut di cermin depan resto. Ia juga sadar sepatunya beda kiri dan kanan. “Boleh aku meminjam uang?” Taya Young Shin pada Gi Seo.
Gi Seo menunggu Young Shin yang sedang belanja pakaian baru, ia menatap Young Shin dari kepala sampai kaki.
“Sekarang aku tidak terlihat seperti wanita gila, kan? Aku terlihat seperti ibunya Bom, kan?” Tanya Yong Shin.
Gi Seo merasa ada yang kurang, ia menghentikan dua anak sekolah dan membeli jepit rambutnya.
Si anak sekolah sangat gembira dan berterima kasih karena mendapatkan uang yang lebih banyak dari harga jepitnya.
“Aku lah yang seharusnya berterima kasih….” Sahut Gi Seo
Gi Seo menyodorkan jepit itu, Young Shin diam saja. “Apa kau tidak akan mengikat rambutmu?”
Young Shin agak menghindar saat Gi Seo berdiri di belakangnya menyibak rambutnya. Gi Seo dengan hati-hati menjepitkan rambut Young Shin.
“Kau sudah seperti ibunya Bom sekarang” ^^

*^^* TBC *^^*

6 komentar:

Anonim mengatakan...

msih lama g sih lanjutan nya duh jd penasaran nih....

Anonim mengatakan...

gak kebayang gimana sedih dan hancurnya perasaan bom


_Iya_

Anonim mengatakan...

Ampun deh t ai orang lg sedh2 tau ada komn dr t at ai k kang geo sol yg mslh bj tidur jadi gekgek top deh
Icha

Anonim mengatakan...

wow keren daebakk...aku ngebaca sinopsinya sampai loncat loncat. kira kira kapan part 2 nya

Anonim mengatakan...

Lanjutkan

ai mengatakan...

@iya... perasaanku juga hancur.. he.. kasihan ya ada anak kecil mesti ngidap sakit itu.

@Icha, haha, iya soalnya rada sebel ma tetangga2ku yg umbar aurat. seolah tertutup padahalmah.... sigh!...

@anonim, udah lanjut kok....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...